Sabtu, 11 Mei 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Di Menit-menit Akhir, Rafsanjani Ikut Lagi Pilpres Iran

Posted: 11 May 2013 02:11 PM PDT

Di Menit-menit Akhir, Rafsanjani Ikut Lagi Pilpres Iran

Penulis : Josephus Primus | Sabtu, 11 Mei 2013 | 21:11 WIB

KOMPAS.com - Warta AP pada Sabtu (11/5/2013), menunjukkan mantan presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani mendaftarkan diri kembali untuk pencalonan itu. "Dia mendaftarkan diri di menit-menit akhir sebelum pendaftaran ditutup,"kata pihak penyelenggara pemilihan di Iran.

Rafsanjani yang pernah seiya sekata dengan Ahamdinejad akhirnya justru berseberangan jalan. Rafsanjani terbilang figur publik di Iran. Banyak pihak mengatakan dia disingkirkan pada 2009 lantaran mengkritik terpilihnya kembali Ahmadinejad. Rafsanjani adalah tokoh reformis di Iran.

Sementara itu, tayangan televisi Iran menunjukkan kalau Rafsanjani duduk di tengah kerumunan orang di kantor pendaftaran calon presiden. Pria berusia 78 tahun itu tersenyum dan melambaikan tangan ke arah khalayak. Rafsanjani menjadi presiden Iran pada 1989 hingga 1997.

 

Perancis Catat Dugaan Kelima Mirip SARS

Posted: 11 May 2013 01:42 PM PDT

Perancis Catat Dugaan Kelima Mirip SARS

Penulis : Josephus Primus | Sabtu, 11 Mei 2013 | 20:42 WIB

KOMPAS.com - Perancis mencatat dugaan kelima munculnya kembali virus yang membuat pasien mengalami Sindrom Pernapasan Akut (SARS). Menteri Kesehatan Perancis Marisol Touraine mengatakan di Lille, sebagaimana warta televisi BFMTV pada Sabtu (11/5/2013) seorang pria berusia 65 tahun terinfeksi korona virus baru (NCoV).

Menurutnya pasien tersebut kini dirawat intensif di rumah sakit. Pihak rumah sakit mengisolasi pasien tersebut. "Kami masih melakukan penelitian untuk dugaan penyakit itu,"kata Touraine.

Sementara itu, ia melanjutkan, dugaan NCoV di Nord-Pas-de-Calais pada tiga pasien hasilnya negatif. "Mereka sudah dipulangkan dari rumah sakit,"katanya.

NCoV disebut-sebut mirip dengan virus SARS yang kini sedang menjangkiti kawasan Asia. Di Eropa, virus itu terdeteksi kali pertama setahun silam. Sejak saat itu sedikitnya ada 30 kasus dilaporkan di berbagai negara. Catatan menunjukkan, dari 30 kasus itu, 18 di antaranya meninggal.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan