Khamis, 25 April 2013

Republika Online

Republika Online


Minuman Ringan Tingkatkan Risiko Diabetes

Posted: 25 Apr 2013 03:06 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Minum satu atau dua kaleng minuman ringan bergula dalam sehari terbukti meningkatkan risiko diabetes di masa depan.

Dalam penelitian, sekaleng minuman ringan dalam sehari akan meningkatkan risiko diabetes sekitar seperlima dibandingkan satu kaleng dalam sebulan atau lebih sedikit dari jumlah itu.

Ilmuwan Eropa melaporkan hasil penelitian tersebut dalam jurnal Diabetologia yang menguatkan penelitian Amerika Serikat sebelumnya.

Yayasan diabetes menganjurkan pembatasan makanan dan minuman manis karena mengandung banyak kalori dan menyebabkan kenaikan berat badan. Penelitian terbaru ini dilakukan di Inggris, Jerman, Denmark, Italia, Spanyol, Swedia, Perancis, dan Belanda.

Penelitian tersebut melibatkan 350 ribu yang ditanya tentang diet. Penelitian tersebut bagian dari studi besar di Eropa yang akan melihat hubungan antara diet dan kanker.

"Konsumsi minuman ringan bergula meningkatkan risiko diabetes sehingga dengan minum sekaleng minuman ringan per hari, risiko lebih tinggi," ujar ketua peneliti, Dora Romaguera dilansir BBC.

Peningkatan risiko diabetes juga terkait dengan minuman ringan dengan pemanis buatan. Konsumsi jus buah tidak dikaitkan dengan kejadian diabetes.

Mengomentari hasil penelitian, kepala penelitian Diabetes Inggris, Matthew Hobbs mengatakan hubungan antara minuman ringan dan diabetes tipe-2 terbukti bahkan ketika indeks massa tubuh diperhitungkan. Ini menunjukkan peningkatan risiko tidak semata-mata karena ekstra kalori.

Belum Ada Vaksin Khusus H7N9 Untuk Manusia

Posted: 25 Apr 2013 06:55 AM PDT

Kamis, 25 April 2013, 20:55 WIB

ANTARA

Ilustrasi vaksin flu burung.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Tjandra Yoga Aditama mengatakan  hasil tes laboratorium yang dilakukan di Cina menunjukkan H7N9 sensitif dengan obat anti influenza oseltamivir dan zanamivir.

Meski begitu, belum ada informasi yang tersedia apakah obat tersebut efektif untuk H7N9. Sedangkan untuk vaksin, Tjandra mengatakan, juga belum tersedia untuk manusia.

"Baru tiga vaksin H7N1, H7N7, dan H7N3 yang diujicoba pada 2007 dan 2009. Ketiga vaksin ini aman tapi dengan sub optimal immunogenicity," kata Tjandra.

Sebagai upaya pencegahan, Tjandra menyarankan, agar masyarakat menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan atau menggunakan masker ketika batuk atau bersin.

Tjandra menambahkan, sudah membuat beberapa upaya seperti menginstruksikan pada dinas kesehatan provinsi agar melakukan pengamatan ketat dan respon dini terhadap kasus Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory (SARI). Yakni dengan mencermati setiap kejadian kematian unggas mendadak terutama yang terjadi secara massal, melakukan tindak lanjut pengambilan dan pengiriman spesimen pada setia kasus suspek flu burung yang ditemukan, dan memberikan penyuluhan pada masyarakat agar segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan jika terasa gejala flu burung.

"Kemenkes juga sudah berkoordinasi dengan WHO Jakarta juga Genewa untuk update situasi dan melakukan rakor internal Kemenkes membahas situasi H7N9 di Cina," ujar Tjandra.

Reporter : fenny melissa
Redaktur : Taufik Rachman

Hati orang yang sudah tua dapat menjadi lupa akan usianya bila ia terlalu mencintai hidup dan harta bendanya(HR Muslim)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan