Isnin, 8 April 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Jepang Siagakan Rudal Patriot di Tokyo

Posted: 09 Apr 2013 03:40 AM PDT

Jepang Siagakan Rudal Patriot di Tokyo

Selasa, 9 April 2013 | 10:40 WIB

AFP/YOSHIKAZU TSUNO

Peluncur rudal Patriot milik Pasukan Bela Diri Jepang disiagakan di kompleks Kementerian Pertahanan di Tokyo, Kamis (6/12). Jepang mengerahkan tiga kapal perusak ke sekitar wilayah yang dilewati roket Korea Utara dalam uji coba peluncuran yang dikabarkan akan dilakukan pada 10-22 Desember ini.

TERKAIT:

TOKYO, KOMPAS.com - Jepang mengerahkan sejumlah rudal Patriot di Tokyo sebagai persiapan untuk melindungi 30 juta penduduknya dari setiap serangan Korea Utara, kata seorang pejabat, Selasa (9/4).

Dua peluncur rudal Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) darat ke udara telah ditempatkan di kementerian pertahanan di Tokyo sebelum fajar, kata seorang juru bicara kementerian itu. Sejumlah laporan setempat mengatakan, PAC-3 akan digelar di dua lokasi lain di kota itu.

Sejumlah peluncur rudal juga akan dipasang di rangkaian pulau semi-tropis Okinawa, kata Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, kepada sebuah program siaran televisi, Senin. Dia mengatakan, Okinawa merupakan "tempat yang paling efektif dalam menanggapi keadaan darurat ... jadi kami harus mengerahkan unit Okinawa secara permanen".

Angkatan bersenjata Jepang telah diberi wenang untuk menembak jatuh setiap rudal Korea Utara yang menuju wilayahnya, kata seorang juru bicara kementerian pertahanan, Senin. Selain PAC-3, sejumlah kapal perusak Aegis yang dilengkapi rudal pencegat telah dikerahkan di Laut Jepang, kata pejabat pertahanan tersebut.

Tokyo membuat langkah itu setelah Korea Utara, Senin, mengatakan pihaknya tengah menarik semua pekerjanya dan menangguhkan operasi di sebuah zona industri bersama antara Korea Utara dan Korea Selatan yang selama berjalan menguntungkan, bersamaan dengan laporan tentang aktivitas tinggi di situs uji coba nuklir Korea Utara dan di sebuah tempat peluncuran rudal.

Retorika Korea Utara telah mencapai puncaknya dalam beberapa pekan terakhir. Hampir setiap hari Korea Utara melontarkan ancaman serangan terhadap pangkalan militer AS, termasuk yang berada di Jepang dan Korea Selatan sebagai tanggapan atas latihan militer bersama Korea Selatan dan AS yang sedang berlangsung.

Sejumlah laporan intelijen menunjukkan, Pyongyang telah menyiapkan dua rudal jarak menengah di peluncur bergerak di pantai timur dan merencanakan uji tembak sebelum ulang tahun mendiang pemimpin negara itu, Kim Il-Sung pada 15 April ini.

Editor :

Egidius Patnistik

1.000 Tentara Perancis Kejar Pemberontak

Posted: 09 Apr 2013 03:38 AM PDT

BAMAKO, KOMPAS.com - Perancis menggelar operasi militer terbesarnya di Mali dengan mengerahkan 1.000 prajurit untuk menyisir kawasan lembah yang didugua menjadi basis logistik pemberontak Islam di dekat kota Gao, Senin (8/4/2013).

Operasi Gustav, selain menggunakan 1.000 tentara juga mengerahkan puluhan tank, helikopter, dan pesawat jet tempur. Demikian penjelasan Komandan Pasukan Darat Perancis di Mali, Jenderal Bernard Barrera.

"Kami mengepung lembah di sebelah utara Gao, yang kami yakini sebagai basis logistik pemberontak, dan kami mulai mencarinya," kata Barrera yang berbasis di Gao, kota terbesar di wilayah utara Mali.

Kota ini terletak 1.200 km dari ibu kota Bamako, awalnya adalah basis terkuat kelompok Gerakan Kesatuan dan Jihad di Afrika Barat (MUJAO), salah satu milisi Islam yang menguasai Mali utara sebelum pasukan Perancis memulai intervensinya.

Di hari pertama operasi, pasukan Perancis tidak menemukan seorangpun anggota pemberontak. Namun, pasukan Perancis mengatakan mereka telah mengamankan 340 peluru artileri dan roket denga n kaliber besar , serta menghancurkan sebuah mobil pickup.

Pasukan Perancis tutup semua akses menuju lembah. Kemudian Brigade Mekanik ke-3 memulai 'pembongkaran' hutan belantara yang diduga menjadi tempat persembunyian pasukan pemberontak Islam.

Dalam beberapa hari ke depan, pasukan Perancis akan menyisir area sepanjang 20 kilometer dengan bantuan pasukan dan polisi Mali. Mereka akan memeriksa semua perkampungan nomaden dan rumah-rumah yang banyak berdiri di sepanjang daerah aliran sungai.

Perancis akan menari mundur pasukannya dari Mali pada akhir April, dengan memulangkan sekitar 4.000 tentara. Selanjutnya, Perancis akan meninggalkan 1.000 prajurit sebagai bantuan hingga akhir JUni.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan