Rabu, 10 April 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Parlemen Korsel minta Korut normalisasi Kaesong

Posted: 10 Apr 2013 09:09 PM PDT

Seoul (ANTARA News) - Para anggota parlemen dari partai yang berkuasa di Korea Selatan pada Rabu, mendesak Korea Utara untuk menormalkan kegiatan di kompleks industri gabungan Kaesong.

Sementara, penarikan para pekerja oleh Korut dari kompleks itu meningkatkan keraguan atas masa depan dari apa yang dilihat sebagai simbol terakhir kerja sama ekonomi antar-Korea.

Dalam pertemuan para anggota senior partai, ketua Partai Saenuri Whang Woo-yea mengatakan, "Saya mendesak Korea Utara untuk menghormati tujuan awal Kompleks Industri Kaesong dan bersama-sama menjalankan upaya untuk melakukan normalisasi, dengan mengenyampingkan (ambisi-ambisi) politik dan nuklir."

Kedua Korea harus memiliki pandangan jangka panjang menyangkut Kaesong karena proyek tersebut merupakan simbol dan sumber pertukaran serta kerja sama antara Korea Selatan dan Korea Utara, kata Whang.

Kegiatan di pabrik-pabrik Korsel di Kaesong berhenti pada Selasa karena Korut menarik semua warganya yang bekerja pada perusahaan-perusahaan Korsel.

Satu pekan sebelumnya, Korut mulai memberlakukan larangan masuk bagi para pekerja dan kendaraan Korea Selatan ke wilayah itu sebagai langkah lebih luas negara tersebut dalam menjalankan provokasi terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Korut selama berminggu-minggu telah melancarkan ancaman militer dan melakukan tindakan-tindakan yang memancing kemarahan.

Anggota parlemen dari partai yang telah berkuasa selama lima periode itu, Nam Kyung-pil, juga meminta pemerintah Korea Selatan membuat langkah yang dapat membantu perusahaan-perusahaan Korsel menghadapi pembekuan kompleks industri Kaesong.

"Sekarang adalah saat yang tepat (bagi pemerintah) untuk menyatakan pengiriman utusan khusus ke (Korea) Utara untuk memulai pembicaraan," ujarnya. Ia merujuk kepada berbagai imbauan agar Korsel mengirim seorang utusan ke Korea Utara.

Anggota parlemen Won Yoo-chul mendesak Korut untuk "tidak sampai mengambil pilihan yang salah" dengan mengatakan bahwa Kompleks Industri Kaesong merupakan simbol kerja sama ekonomi antar-Korea yang dibangun agar warga kedua negara dapat hidup secara berdampingan dan memajukan perdamaian serta menjadi basis untuk penyatuan dua Korea.

Anggota lain parlemen, Yu Ki-ju, mengatakan, "Apa yang diinginkan (Korea) Utara adalah membuat para warga Korea Selatan dan masyarakat internasional ketakutan atas ancaman perang dan meminta dibukanya pembicaraan dengan Korut."

Kompleks industri yang mulai beroperasi tahun 2004 itu menggabungkan modal dan teknologi Korea Selatan dengan tenaga kerja Korea Utara --yang murah.

Sebelum Kaesong dibekukan, tercatat sekira 53.000 warga Korea Utara yang bekerja 123 perusahaan Korea Selatan.


Penerjemah: Tia Mutiasari

Delegasi menteri Arab akan kunjungi Washington

Posted: 10 Apr 2013 07:29 PM PDT

Kairo (ANTARA News) - Liga Arab mengumumkan akan mengirim delegasi untuk berkunjung ke Washington, Amerika Serikat, pada 29 April guna membahas proses perdamaian Timur Tengah, demikian laporan kantor berita resmi Mesir, MENA.

Pemimpin Liga Arab Nabil al-Arabi dan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Hamad Bin Jassim Ath-Thani, akan memimpin delegasi yang akan meliputi menteri luar negeri Mesir, Arab Saudi, Jordania dan Palestina.

"Delegasi tersebut akan memberitahu Pemerintah AS mengenai sikap Arab tentang proses perdamaian dan menyarankan cara memajukannya," kata Mohamed Sobeih, Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Urusan Palestina, dalam pernyataan yang dikutip Xinhua.

Dalam pertemuan tingkat tinggi di Doha baru-baru ini, lanjut dia, Badan Pan-Arab telah memutuskan "untuk memberi dukungan diplomatik dan politik bagi proses perdamaian yang macet akibat sikap keras kepala Israel, pembangunan permukiman tanpa henti yang menghalangi setiap jalur positif bagi proses tersebut".

Ia juga mengatakan konsultasi dengan pihak AS akan dipusatkan pada mekanisme dan pendekatan internasional guna menangani masalah Palestina dan konflik Arab-Israel.

Penerjemah: Chaidar Abdullah

Tiada ulasan:

Catat Ulasan