Khamis, 7 Mac 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Tes DNA Akan Pastikan Kematian Petinggi Al Qaeda

Posted: 08 Mar 2013 04:23 AM PST

PARIS, KOMPAS.com - Apakah pasukan Perancis dan Chad telah menewaskan sejumlah pemimpin paling berpengaruh Al Qaeda di Afrika?

Pertanyaan itu dapat segera terjawab, berkat tes DNA yang digunakan untuk mengidentifikasi para militan yang tewas dalam pertempuran baru-baru ini di Mali utara, kata Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius, kepada radio RTL, di Paris, Kamis (7/3). Ditanya, apakah Moktar Belmoktar atau Abdelhamid Abou Zeid, dua pria yang merupakan kekuatan utama dalam Al Qaeda di Maghreb Islam (atau AQIM), termasuk di antara mereka yang tewas? Fabius mengatakan, militer Perancis sedang melakukan tes untuk memastikan hal itu.

"Kita tahu ada banyak pemimpin di antara ratusan teroris yang tewas dalam operasi itu," kata Fabius. "Terkait rincian tentang identitas tiga atau dua pemimpin yang disebutkan itu, verifikasi DNA harus dilakukan."

Hasil tes akan selesai dalam beberapa hari mendatang, kata Fabius, meskipun ada sejumlah rintangan terkait kondisi sejumlah militan yang tewas.

Hari Sabtu, para pejabat militer Chad mengatakan pasukannya di Mali telah membunuh Belmoktar, seorang militan veteran yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap fasilitas di ladang gas Aljazair pada awal tahun ini.

Namun ada yang meragukan kepastian kematian Belmoktar. Seorang pejabat senior AS, hari Minggu, mengatakan, "Kami tidak punya cukup bukti untuk mendukung klaim tersebut."

Belmoktar memimpin sebuah kelompok yang disebut Brigade Al-Mulathameen, yang diterjemahkan sebagai Brigade Orang Bertopeng, dan terkait dengan Al Qaeda.

Dia dilaporkan berseteru dengan Zeid, seorang komandan saingan yang dianggap sebagai salah satu tokoh paling kejam dan radikal di AQIM, setelah menculik setidaknya selusin orang asing demi uang tebusan. Seperti kebanyakan afiliasi Al Qaeda, AQIM terbagi menjadi kelompok-kelompok yang sering bersaing.

Militer Perancis dalam beberapa bulan terakhir aktif di Afrika, bekerja sama dengan Mali dan sejumlah sekutu lainnya untuk memerangi Al Qaeda dan kelompok militan lainnya.

Editor :

Egidius Patnistik

Polisi Australia Bekuk Pria Bersenjata di Dalam Mal

Posted: 08 Mar 2013 04:08 AM PST

MELBOURNE, KOMPAS.com - Kepolisian Australia berhasil menangkap seorang pria bersenjata setelah sempat dikepun di dalam sebuah pusat perbelanjaan di Queen's Street, Brisbane, Jumat (8/3/2013).

Pengepungan polisi dimulai saat pusat perbelanjaan itu mulai dipadati pengunjung dan pekerjanya.

Salah seorang saksi, Olivia mengatakan dia sedang sarapan di pusat perbelanjaan itu ketika melihat tiga orang polisi berpakaian preman, sedang mengkonfrontasi seorang lelaki.

"Lelaki itu kemudian membuka kausnya dan menarik sepucuk pistol dan mengarahkannya kepada mereka," kata Olivia.

"Ketiga orang lainnya, yang nampaknya adalah polisi, juga mencabut pistol mereka dan memerintahkan laki-laki itu untuk telungkup di tanah," lanjut dia.

"Mereka terus berteriak namun orang itu mengabaikan mereka dan tetap berjalan-jalan," tambah Olivia.

Olivia mengatakan, para pengunjung mulai berlarian dan polisi memerintahkan mereka untuk mencari perlindungan. Tak lama kemudian, polisi mulai memerintahkan semua orang menyingkir dari lokasi ketegangan.

Seorang saksi mata lain mengatakan, dia melihat seorang pria berlari di dalam pusat perbelanjaan itu, namun dia tak yakin apakah pria itu membawa senjata api.

"Orang itu terus lari dan polisi mengejarnya," kata Georgia Date kepada kantor berita Australian Associated Press.

"Polisi berteriak kepada pengunjung untuk meninggalkan lokasi," kata dia.

Ribuan pejalan kaki kemudian berhenti dan melihat aksi polisi, yang memanggil pasukan khusus dan pasukan anjing pelacak.

Pria bersenjata itu akhirnya bisa dilumpuhkan setelah polisi menembakknya dengan peluru karet.

Menteri Utama Negara Bagian Queensland, Campbell Newman, memuji kinerja kepolisian.

"Selamat untuk kepolisian Queensland yang bisa menangani insiden di Queen Street Mall tanpa membahayakan publik," ujar Campbell lewat akun Twitternya.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan