Selasa, 12 Mac 2013

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Aktivitas kegempaan Kawah Timbang, Dieng meningkat

Posted: 12 Mar 2013 08:17 AM PDT

Purwokerto (ANTARA News) - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono menyatakan aktivitas kegempaan di sekitar Kawah Timbang, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, meningkat.

"Berdasarkan pemantauan hari ini sejak pukul 00.00 WIB hingga 17.00 WIB terekam sebanyak enam kali gempa vulkanik dalam," katanya saat dihubungi Antara dari Purwokerto, Selasa malam.

Sementara dalam pengukuran gas di Kawah Timbang pukul 06.00--06.20 WIB, kata dia, pada titik 1 dengan jarak 200 meter dari sumber gas tidak tercatat adanya CO2 maupun H2S.

Demikian pula dalam pengukuran pada titik 2 dengan jarak 150 meter dari sumber gas, serta titik 3 dengan jarak 125 meter dari sumber gas.

Akan tetapi dalam pengukuran pada titik 4 dengan jarak 100 meter dari sumber gas diketahui bahwa kadar CO2 mencapai 0,2 persen volume dan H2S sebesar 2 ppm, sedangkan pada titik 5 dengan jarak 50 meter dengan sumber gas diketahui bahwa kadar CO2 mencapai 2,8 persen volume dan H2S sebesar 2,7 ppm.

"Uap air putih tipis terlihat mengalir sejauh 70 meter ke arah selatan, gas belerang tercium tajam, dan rerumputan terlanda gas mengering," katanya.

Selanjutnya dalam pengukuran pada pukul 12.30--13.50 WIB, kata dia, kadar CO2 di titik 5 sebesar 0,14 persen volume, sedangkan H2S tidak terukur atau nol (0).

Demikian juga kadar CO2 dan H2S di titik 1, 2, 3, dan 4 tidak terukur atau nol (0).

Menurut dia, kadar CO2 sebesar 0,5 persen volume di udara bebas sangat berbahaya bagi kehidupan.

"Sore ini, kami tidak melakukan pengukuran karena hujan, namum secara visual pada pukul 16.50 WIB terlihat adanya uap air yang meluncur dari pusat semburan gas ke arah selatan sejauh 300 meter," kata Surono.

PVMBG menaikkan status Kawah Timbang dari normal (level I) menjadi waspada (level II) sejak Senin (11/3), pukul 21.30 WIB.

Peningkatan berdasarkan pengukuran pada 10 Maret 2013, pukul 05.30 WIB, menunjukkan nilai konsentrasi gas karbondioksida (CO2) Kawah Timbang menunjukkan angka 0,71 persen volume.

Nilai konsentrasi gas CO2 Kawah Timbang ini sudah melampaui ambang batas aman bagi kesehatan, dimana batas aman adalah di bawah 0,5 persen volume.

Hingga Senin (11/3), pukul 17.05 WIB, aliran gas masih terjadi dengan jarak aliran gas mencapai lebih dari 200 meter.

Terkait peningkatan status tersebut, PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 500 meter dari Kawah Timbang, karena adanya ancaman bahaya gas CO/CO2 yang berbahaya bagi kehidupan.

Masyarakat juga diminta waspada jika melakukan penggalian tanah di sekitar Kawah Timbang dengan kedalaman lebih dari satu meter karena dari tempat tersebut dapat berpotensi terancam bahaya gas CO/CO2. (SMT/N002)

Gerombolan monyet rusak lahan pertanian warga Garut

Posted: 12 Mar 2013 08:07 AM PDT

Garut (ANTARA News) - Gerombolan monyet menyerang dan merusak lahan pertanian warga Desa Sindangsuka, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejak sepekan lalu.

"Sudah ada semingguan monyet datang berkelompok, terus membuat kebun berantakan," kata Nana Sukarna (51) salah seorang warga Kampung Pulo, Desa Sindangsuka, Selasa.

Ia mengatakan, monyet seringkali menyerang kawasan kebun di Kampung Pulo dan Cigalumpit, kemudian memakan hasil kebun seperti jagung, kacang-kacangan, dan pisang.

Akibat serangan monyet itu, Yana termasuk petani lainnya mengaku rugi karena tanaman pertaniaannya rusak dan tidak akan mendapatkan hasil panen yang maksimal.

"Serangan monyet sudah membuat petani disini rugi karena banyak hasil pertanian yang dimakan dan dirusak monyet," katanya.

Warga lainnya, Yuyus (40) mengatakan monyet liar yang tidak tahu asal keberadaannya datang secara berkelompok dengan jumlah sekitar 10 ekor dari setiap kelompoknya.

Sejumlah warga yang melihat kelompok monyet itu, kata Yuyus tidak berani mengusirnya karena takut menyerang, sehingga lebih baik menghindar dan membiarkan hasil kebun dijarah monyet.

"Warga disini takut diserang monyet, tapi kalau dibiarkan terus bisa rugi besar, karena hasil kebunnya habis dimakan monyet," katanya.

Sementara itu, masyarakat Kampung Pulo dan Cigalumpit menduga kedatangan monyet tersebut disebabkan karena habitat asalnya rusak, sehingga menjarah kebun warga untuk mendapatkan makanan.

Warga berharap ada upaya dari pemerintah daerah untuk dapat mengusir monyet liar tersebut agar tidak terus merusak kebun milik warga. (FPM/Y003)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan