Selasa, 5 Februari 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Polisi Usut Dugaan Malpraktik di Balik Kematian Atlet Bali

Posted: 05 Feb 2013 08:01 AM PST

Polisi Usut Dugaan Malpraktik di Balik Kematian Atlet Bali

Penulis : Kontributor Denpasar, Muhammad Hasanudin | Selasa, 5 Februari 2013 | 16:01 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com -- Aparat Kepolisian Resor Kota Denpasar mulai turun tangan menyelidiki kematian tak wajar Ade Satria Nasa Pramanta (15), seorang atlet karate Bali, di RS Wangaya Sabtu lalu. Siswa kelas X SMA Dwijendra Denpasar tersebut tewas dengan tubuh melepuh setelah sebelumnya didiagnosa mengalami alergi obat oleh dokter yang menanganinya.

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Denpasar, Komisari Besar Polisi I Wayan Sunartha bersama tim penyidik Selasa (05/02/2013) siang tadi mendatangi rumah keluarga korban untuk menyampaikan belasungkawa dan mengumpulkan informasi awal. "Kita akan periksa keluarga dan dokter," ujar Sunartha singkat seusai menemui keluarga korban.

Setelah meminta keterangan dari pihak keluarga, tim penyidik mendatangi Puskesmas Pembantu di Jalan Pulau Buru, Denpasar, tempat korban kali pertama dirawat. Polisi memeriksa petugas puskesmas untuk menggali informasi terkait 4 jenis obat yang diberikan kepada korban untuk menyembuhkan penyakit demamnya.

Dari 4 jenis pil yang diberikan kepada korban di antaranya obat penurun panas dan antibiotik. Seusai mengonsumsi obat tersebut, tubuh korban mengalami bintik-bintik seperti cacar, dan akhirnya dirujuk ke RS Wangaya, Denpasar.

Setelah dirawat selama 9 hari, korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RS Wangaya, Sabtu (02/02/2013) lalu.

Seperti diberitakan, Ade Satria Nasa Pramanta (15) awalnya mengeluh sakit mata dan badan sedikit panas. Remaja yang duduk di kelas X SMA Dwijendra Denpasar tersebut kemudian dibawa ke Puskesmas Pekambingan, Denpasar. Setelah kondisinya tak membaik dan mengalami gejala bintik-bintik seperti cacar, keluarga membawa korban ke RS Wangaya Denpasar. Namun setelah dirawat selama 9 hari, kondisi korban terus memburuk, lalu meninggal pada Sabtu (02/02/2013) lalu dengan kondisi tubuh melepuh.

Negara Lain Banyak Pinjam Orangutan Indonesia

Posted: 05 Feb 2013 07:59 AM PST

Konservasi Orangutan

Negara Lain Banyak Pinjam Orangutan Indonesia

Penulis : Lukas Adi Prasetya | Selasa, 5 Februari 2013 | 15:59 WIB

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Ilustrasi: Seekor orangutan (Pongo pygmaeus) menggendong anaknya di lokasi reintroduksi orangutan yang dikelola Borneo Orangutan Survival Foundation di Pulau Kaja di Desa Sei Gohong, Kecamatan Bukit Batu, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 16 Januari 2012.

TERKAIT:

BALIKPAPAN, KOMPAS.com-Upaya menyelamatkan orangutan juga dilakukan pemerintah dengan cara diplomasi ke luar negeri. Indonesia harus pandai berdiplomasi agar tidak dimanfaatkan negara lain, walau itu dalam konteks kerja sama.

Demikian dikatakan Novianto Bambang, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (5/2)/2013.

Ia mencontohkan, banyak kebun binatang di negara lain tertarik menempatkan (meminjam) orangutan Indonesia. Namun Indonesia harus mendapatkan yang sepadan untuk urusan saling meminjam (menitipkan) satwa ini.

Indonesia pun masih berdiplomasi dengan pemerintah Thailand, terkait 11 individu orangutan Indonesia yang berada di Bangkok. Ini sudah tiga tahun lalu, dan nota diplomatik juga sudah jalan. Mereka (pemerintah Thailand) tentu merawat satwa tersebut.

Namun bagaimana pun, satwa itu dari Indonesia, dan pemerintah Indonesia yang berhak memiliki. Tetapi kami memang belum bisa ekstradisi satwa itu pulang ke Indonesia. "Orangutan itu menjadi barang bukti penyelundupan dan urusannya baru selesai lima tahun," kata Novianto.

 

Editor :

Tjahja Gunawan Diredja

Tiada ulasan:

Catat Ulasan