Ahad, 17 Februari 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Ribuan Orang Teriakkan "Viva il Papa" buat Benediktus

Posted: 18 Feb 2013 02:03 AM PST

VATIKAN, KOMPAS.com — Puluhan ribu orang berkumpul di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Minggu (17/2/2013), untuk mengikuti misa mingguan Paus Benediktus XVI. Kerumunan besar itu berkumpul enam hari setelah Benediktus mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri pada 28 Februari ini. Benediktus meminta umat untuk mendoakannya dan paus yang akan menggantikan dia.

Ketika berbicara dari jendelanya di Istana Apostolik, Sri Paus tidak menyinggung secara langsung tentang keputusannya yang mengejutkan itu. Namun, ketika memberi salam kepada umat dalam berbagai bahasa, ia meminta mereka dalam bahasa Spanyol untuk "terus berdoa bagi saya dan paus yang berikutnya".

Sekitar 50.000 orang, menurut berita media-media Italia, memenuhi Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu pagi yang berkabut itu. Mereka bersorak, berteriak "Viva il Papa!" (panjang umur bagi Sri Paus) dan bertepuk tangan secara berirama: "Be-Ne-De-To!"

Puluhan spanduk bikinan sendiri melambai-lambai di seluruh Alun-alun Santo Petrus. Semuanya mengekspresikan kasih sayang buat Benediktus, yang pekan lalu mengejutkan dunia dengan menjadi paus pertama yang mengundurkan diri setelah 600 tahun. Beberapa spanduk bertulis "Bersama paus selamanya" dan "Kami sangat mencintaimu".

Seorang siswa seminari di barisan depan kerumunan mengacungkan tanda sederhana bertulis, "Kami akan merindukanmu." "Dia sangat berarti bagi saya dan orang Katolik Roma lainnya. Sangat penting memberi hormat kepadanya sebelum kita mulai berbicara terlalu banyak tentang paus berikutnya," kata Mark Baumgarten, seminaris dari Perth, Australia, yang belajar di Roma.

Dalam pesannya, yang berpusat pada permulaan masa pra-Paskah, masa permenungan selama 40 hari sebelum Paskah, Paus menyerukan kepada Gereja Katolik Roma dan umatnya untuk kembali fokus kepada Tuhan, "menanggalkan kesombongan dan egoisme."

"Sesungguhnya, pada saat-saat menentukan dalam hidup, jika kita melihat lebih dekat, setiap saat kita berada di persimpangan jalan. Apakah kita ingin mengikuti kehendak diri sendiri atau kehendak Tuhan? Kepentingan pribadi atau hal yang benar-benar baik," katanya.

Francesca Della Penna, warga Roma yang datang untuk mendengar Sri Paus bersama umat paroki dari gerejanya, mengatakan, "Saya tergerak, ia menyentuh hatiku." Penna menyebut pengumuman pensiunannya "sebuah keputusan yang berani berdasarkan doa, pesan hakiki dari iman."

Sementara itu, para kardinal akan berkumpul di Roma untuk mempersiapkan konklaf (sidang para kardinal) untuk memilih pengganti Benediktus. Hukum Gereja menyatakan bahwa konklaf harus digelar 15 hingga 20 hari setelah takhta kepausan kosong. Namun, hari Sabtu, juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, mengatakan bahwa pembicaraan terus berlanjut di Vatikan untuk menentukan apakah pengunduran diri Benediktus memungkinkan konklaf bisa dimulai lebih awal.

Editor :

Egidius Patnistik

Tanpa Tangan, Adam Justru Jadi Kebanggaan Singapura

Posted: 17 Feb 2013 11:50 PM PST

Tanpa Tangan, Adam Justru Jadi Kebanggaan Singapura

Penulis : Kontributor Singapura, Ericssen | Senin, 18 Februari 2013 | 07:50 WIB

wordpress.com

Adam dan Ally

SINGAPURA, KOMPAS.com — Ketika mengetahui bahwa salah satu tangannya harus diamputasi, Adam Kamis mengalami frustrasi tingkat tinggi. Kariernya yang cemerlang sebagai marine engineer harus disudahi begitu saja.

Namun, siapa sangka, di balik kecelakaan motor yang merenggut tangannya, dia kini menjadi kebanggaan Singapura dan berhasil menemukan cinta sejatinya. Kecelakaan yang menimpa Adam membuat tangan kirinya lumpuh sehingga tidak bisa dipergunakan lagi dan tangan kanannya harus diamputasi.

Dokter kemudian menyarankannya untuk mencoba olahraga berlari. Berlari tanpa tangan bukanlah sesuatu yang mudah. Adam merasa malu. Di saat sulit ini, Ally Kuan muncul dalam kehidupannya. Bertemu melalui media online, Ally memberikan "suntikan kehidupan" kepada pria berumur 33 ini.

Adam menceritakan semua keluh kesahnya. Dia menumpahkan bagaimana kesedihannya ditinggalkan oleh teman-temannya pascakecelakaan itu. Ally menyemangatinya dan menawarkan untuk berlari bersama dengannya. Dia juga menemaninya menjalani proses pemulihan yang sudah berjalan enam tahun. Mereka kemudian mulai rutin lari bersama.

Tanpa diduga, Federasi Paralimpik Singapura menemukan talenta Adam. Dia ditawari berlatih dan berhasil melewati seleksi nasional untuk mewakili Singapura di Commonwealth Games 2010 lalu di New Delhi. Dia menjadi kebanggaan negeri jiran itu di cabang atletik.

Setelah berhubungan selama 3 tahun, pasangan ini akhirnya menikah pada November 2012. "Pernikahan kami sederhana, hanya ada satu meja untuk keluarga dan teman di restoran. Namun, saya bahagia bersama Adam. Dia sosok lelaki yang tegar, kuat, dan baik, selalu ada kejutan kecil yang menarik darinya," kata Ally dengan berurai air mata ketika diwawancarai Straits Times.

"Dia sosok yang sangat rendah hati, dia menerima saya apa adanya dengan segala keterbatasan saya," puji Adam terhadap istrinya itu. Pasangan ini menikmati kehidupan dengan segala kesederhanaan mereka.

Editor :

Egidius Patnistik

Tiada ulasan:

Catat Ulasan