Khamis, 3 Januari 2013

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Partai Buruh Tak Ingin Bergabung ke Pemerintahan Israel

Posted: 03 Jan 2013 05:06 AM PST

TEL AVIV - Ketua Partai Buruh Israel Shelly Yachimovich menyatakan bahwa, dirinya tidak ingin bergabung ke pemerintahan Israel bila Partai Likud memenangkan pemilu. Saat ini, Likud pun diprediksi akan memenangkan pemilu tersebut.

"Seiring dengan sikap ekstrim koalisi Likud-Beitenu, ada dua jalan yang bisa kami lakukan pasca-pemilu, membentuk pemerintahan di bawah pimpinan Shelly Yachimovich dan menjadi oposisi," demikian pernyataan Partai Buruh, seperti dikutip Globes, Kamis (3/1/2013).

Partai Buruh kurang berminat untuk duduk bersama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Kabinet Israel. Dalam sejumlah isu seperti halnya isu ekonomi, sosial, dan keamanan, Partai Buruh memiliki pandangan yang sangat berbeda dengan Netanyahu.

Koalisi Netanyahu seringkali diklaim menjadi koalisi yang sangat keras dalam menyikapi isu Palestina. Sejumlah pejabat senior Likud turut menyetujui perebutan Tepi Barat yang saat ini dikuasai Palestina.

Tepat pada pekan lalu, dua orang anggota Knesset dari Partai Likud memicu perselisihan usai menyatakan bahwa Likud sama sekali tidak mendukung solusi dua negara. Menurutnya, solusi dua negara tidak akan menjadi salah satu topik kampanye Partai Likud.

Menurut poling yang selama ini dilakukan media-media di Negeri Yahudi, Likud-Beitenu dipastikan meraih 34 kursi di Knesset. Sementara itu, Partai Buruh mendapat 16 kursi dan Bayit Yahudi 14.

Partai-partai Arab juga ikut bersaing dalam ajang perebutan kursi Knesset. Meski demikian mereka dipastikan tidak akan bisa meraih banyak suara, mengingat populasi warga Arab yang tidak banyak di Israel.(AUL)

Sopir Truk Jepang Jadi Turis Perang di Suriah

Posted: 03 Jan 2013 04:02 AM PST

DAMASKUS – Sorang sopir truk Jepang bernama Toshifumi Fujimoto melakukan perjalanan wisata yang mungkin tidak pernah dipikirkan oleh wisatawan lain. Ia mendatangi tempat-tempat yang sedang dilanda konflik untuk merasakan ketegangan ketika berada di tengah-tengah pertempuran.
 
Fujimoto memutuskan untuk melakukan hal tersebut karena bosan dengan rutinitas pekerjaannya sebagai sopir truk. Sebagian besar waktu pekerjaannya hanya dihabiskan untuk mengendarai truk ke kota-kota besar di Jepang yang menurutnya sangat membosankan.
 
Saat ini Fujimoto sendiri berada di Suriah untuk melihat-lihat perang saudara yang sedang terjadi di sana. Sebelumnya ia juga sempat berkunjung ke Mesir ketika gelombang Arab Spring terjadi. Ia juga berencana untuk mendatangi sarang Taliban di Afghanistan setelah ia selesai "berlibur" di Suriah.
 
Bosnya sendiri tidak tahu kalau Fujimoto melakukan perjalanan wisata yang berbahaya ini. Ketika ia izin berlibur, ia mengatakan akan berwisata ke Turki pada bosnya. Fujimoto beralasan bila ia mengatakan yang sebenarnya maka bosnya pasti tak akan percaya atau menganggapnya sudah gila.
 
"Saya selalu bepergian sendiri karena tidak ada pemandu yang ingin menemani saya ke medan pertempuran," ujar Fujimoto, seeprti dikutip AFP, Kamis (3/1/2013).
 
"Saya merasa sangat bersemangat untuk melihat perang, saya seringkali mengikuti pasukan pemberontak ketika mereka bertempur," tambahnya.
 
Fujimoto bisa dibilang turis yang nekad karena ia tidak mau menggunakan alat-alat keselamatan seperti helm dan rompi anti peluru. Fujimoto beralasan peralatan tersebut hanya menjadi beban ketika ia sedang berkeliling mengambil foto pertempuran.
 
"Para penembak jitu tidak akn menembak saya karena mereka tahu saya turis bukan jurnalis, ketika mereka bertempur dan saling memberikan tembakan itu membuat saya senang karena sangat seru," terang pria berusia 45 tahun itu.
 
Ketika ia berjalan-jalan di medan pertempuran, Fujimoto tidak pernah lupa membawa kamera.  ia selalu memposting foto-foto yang diambilnya di situs Facebook. Ia pun memperbolehkan orang-orang untuk mengambil fotonya itu secara Cuma-cuma.
 
Para pemberontak Suriah yang diikuti Fujimoto pun terlihat tidak keberatan akn kehadirannya. Mereka bahkan memperingatkan sopir truk itu bila ada penembak jitu. Namun Fujimoto cuek saja dan meneruskan aktivitasnya mengambil foto.
 
"Saya tidak takut dengan peluru, saya menjalankan prinsip berani mati Jepang, Kamikaze," ujarnya.
 
Walaupun begitu jika ia nantinya tewas ia telah menyiapkan asuransi untuk diberikan kepada anak-anaknya yang telah 5 tahun tidak ditemuinya. Ia juga prihatin dengan nasib anak-anak di Suriah yang terjebak konflik.
 
"Konflik seperti ini bukanlah tempat yang cocok untuk anak-anak, mereka bisa saja mati seketika terkena bom," sebutnya sembari pergi mengikuti kelompok pasukan pemberontak.
(AUL)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan