Khamis, 3 Januari 2013

Republika Online

Republika Online


Remaja Terjebak Seks Bebas, Ini Pemicunya

Posted: 03 Jan 2013 05:57 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu faktor yang mendorong kalangan pelajar dan remaja terjebak dalam gaya hidup seks bebas, menurut Ketua Youth Forum Provinsi DIY, Trianina Arini, karena pengetahuan siswa SMP mengenai pornografi dan pornoaksi masih sangat minim. Sehingga mereka coba-coba melakukan sendiri dan seringkali tidak mendapat informasi dari sumber yang tepat dan dipercaya.

Kata Triana, berdasarkan pengamatannya, seks bebas di kalangan pelajar SMP ternyata lebih parah dari pelajar SMA. Ini karena pengetahuan mereka terkait hal itu sangat minim. "Kalaupun di SMP ada materi kesehatan reproduksi, hanya disisipkan pada mata pelajaran biologi atau pada saat bimbingan konseling. Sehingga pengetahuan siswa tidak lengkap dan menangkapnya pun hanya sepotongpotong.

Sedang jika siswa ingin bertanya kepada guru merasa malu, dan tidak semua anak bisa berkonsultasi mengenai kesehatan reproduksi pada orangtuanya,'' kata Ina (panggilan akrabnya Trianina Arini), siswa kelas I SMAN V Yogyakarta ini.

Berbeda dengan pelajar SMA yang telah memiliki Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja. PIK Remaja, katanya, telah dibentuk sejak tahun 2007, yang anggotanya terdiri dari para siswa SMA yang tergabung dalam satu komunitas Youth Forum. Di PIK Remaja, siswa dididik dan belajar tentang problematika remaja termasuk kesehatan reproduksi. Di Kota Yogyakarta PIK Remaja ada di 19 sekolah SMA/SMK, sedangkan di seluruh DIY ada sekitar 56 SMA/SMK.

Lebih lanjut Ina mengungkapkan, dari data studi kasus ternyata angka kenakalan remaja di SMP cukup tinggi bahkan termasuk kenakalan remaja terkait seks bebas. Karena itu pada tahun ini di SMP akan dibentuk PIK Remaja. Karena untuk pemberian materi tentang kesehatan reproduksi diperlukan jam khusus, tidak hanya disisipkan ke materi pelajaran seperti biologi dan sebagainya.

''Dengan adanya PIK, kita bisa mengerti dan mengetahui berbagai hal tentang seks dan reproduksi. Sehingga tidak mudah terjerumus dalam kehidupan seks bebas,'' katanya menambahkan.

Bayi Anda Sulit Minum Obat? Ini Solusinya

Posted: 03 Jan 2013 05:32 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Membujuk anak untuk minum obat bukan pekerjaan gampang. Hasil survei oleh The American Academy of Pediatrics menunjukkan, sekitar 25 persen dokter mengaku bahwa pasien mereka sering gagal ketika membujuk anak untuk minum obat. Penyebabnya, terlalu banyak dosis, dan rasa obat yang umumnya tidak enak.

Betapa pun sulitnya, obat itu mesti diminum oleh anak kita, bukan? Untuk membantu Anda, ikuti beberapa trik memberi obat pada bayi berikut ini.

Bagi sebagian ibu, memberi obat pada bayi kerap membuat senewen. Tak jarang, si kecil malah muntah setelah minum obat. Berikut tips untuk Anda:

* Ubahlah rasa tidak enak menjadi enak. Untuk ini, Anda bisa minta cairan penetralisir rasa pada apoteker. Tersedia aneka macam rasa, dari rasa permen karet sampai rasa buah.

* Gunakan alat tetes. Selain memudahkan Anda, alat ini juga bisa mengontrol pemberian dosis obat. Teteskan obat tepat di tengah mulut, bukan di kerongkongannya karena bayi akan batuk dan tersedak. Sebaiknya, jangan memberinya satu dosis dalam satu tetes sekaligus. Lakukan hal itu dalam beberapa tetes.

* Dudukkan bayi dengan posisi tegak. Kemudian, perlihatkan boneka di atas kepala mereka. Cara ini kerap dipraktikkan oleh Yana, ibu dari bayi berusia delapan bulan. ''Saat ia sibuk memperhatikan boneka, mulutnya terbuka perlahan lalu saya masukkan obat. Berbohong tapi berhasil,'' katanya sambil tersenyum.

* Bungkus dia. Mungkin Anda tak biasa dengan cara ini. Namun tidak bagi Margaret. Ibu dari bayi berusia 10 bulan yang tinggal North Carolina, Amerika Serikat itu justru menyukai cara ini. ''Sebelum memberinya obat, saya selimuti badannya seperti bayi yang baru lahir hingga tangannya susah digerakkan. Setelah itu, saya pastikan dia menelan obat itu''.

* Lakukan dengan senang hati. Berikanlah obat dengan tersenyum dan nada suara riang. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan suasana riang ini. Ada ibu yang berpura-pura minum obat itu, sehingga si kecil tertarik dan ikut meminumnya. Sementara ibu lainnya, mengganti kata 'obat' dengan 'kue' atau 'coklat' biar lebih menarik.

* Dinginkan obat. Beberapa obat bisa dimasukkan dalam kulkas. Tapi, ada juga yang tidak. Tanyakan hal ini pada apoteker Anda. Perlu Anda tahu, dalam keadaan dingin, rasa obat menjadi tidak terlalu kuat. Karena itu, untuk obat yang tidak boleh disimpan di kulkas, ada sejumlah ibu yang mencoba memberikannya pada si kecil dengan cara terlebih dahulu meletakkan sepotong kecil es batu pada lidah anak. Memberi minuman dingin juga bisa membantu mengurangi rasa pahit pada obat.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan