Khamis, 3 Januari 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Mau Merampok Toko Emas Malah Masuk ke KFC

Posted: 04 Jan 2013 02:51 AM PST

Mau Merampok Toko Emas Malah Masuk ke KFC

Penulis : L Sastra Wijaya | Jumat, 4 Januari 2013 | 10:51 WIB

BEAUDESERT, KOMPAS.com — Dua perampok perhiasan di Australia menemukan ayam goreng dan bukannya emas ketika mereka mengebor toko yang salah di kota Beaudesert, sekitar 74 kilometer dari ibu kota negara bagian Queensland, Brisbane.

Kedua pencuri ini pada awalnya berhasil masuk ke toilet di belakang barisan toko-toko, kemudian memecahkan dinding pemisah. Semula mereka memperkirakan dinding itu adalah batas toko perhiasan Wright Jewellers, tetapi ternyata adalah restoran rumah makan cepat saji, KFC, di sebelahnya.

Menurut laporan situs news.com.au, Kamis (3/1/2013), karena sudah kepalang basah, kedua pencuri ini—yang dikejutkan dengan adanya pegawai KFC—malah merampok di sana dan membawa kabur 2.600 dollar (lebih dari Rp 26 juta).

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, Peter Welsh (32) dan Dwayne Doolan (31) ditangkap dan dikenai tuduhan perampokan di malam Tahun Baru hari Rabu lalu tersebut setelah polisi menggerebek rumah Welsh.

Di pengadilan, hari Kamis, polisi mengatakan ini adalah usaha ketiga kalinya dari dua orang tersebut untuk masuk ke toko perhiasan Wright hari itu. Pada awalnya, kedua orang tersebut berusaha memecahkan pintu toko, tetapi gagal. Mereka kemudian berusaha masuk dari pintu belakang, tetapi malah tersasar ke toko yayasan amal penyayang binatang. Di toko amal penyayang binatang tersebut, mereka mengambil kotak sumbangan berisi 50 dollar sebelum kemudian melakukan usaha ketiga yang berakhir di restoran KFC.

Di dalam KFC, kedua perampok mengancam staf junior yang ada dan meminta uang. "Seorang karyawan wanita membuka kotak uang dan mereka membawa uang hasil penjualan hari itu," kata polisi.

Menurut polisi, keduanya dengan "terus terang" mengakui perbuatan mereka ketika ditanyai.  

 

Di Australia, Gaji Perempuan Semakin Tertinggal dari Pria

Posted: 04 Jan 2013 02:43 AM PST

CANBERRA, KOMPAS.com — Di Australia, gaji untuk perempuan dengan pekerjaan yang sama semakin jauh tertinggal dari pria. Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Pemerintah Federal Australia menunjukkan perbedaan itu naik dua kali lipat tahun lalu.

Dalam laporan Badan Kesetaraan Gender Dunia Kerja (WGEA) tahun 2012 disebutkan bahwa gaji awal rata-rata pria di Australia adalah 55 ribu dollar per tahun (lebih dari Rp 550 juta), naik dari 52 ribu dolar dari tahun sebelumnya. Sementara gaji perempuan tidak berubah, yaitu 50 ribu dollar per tahun. Perbedaan paling besar terjadi pada profesi dokter gigi dengan perbedaan pria mendapatkan 14.400 dollar lebih banyak.

Dalam laporan tersebut, perempuan mendapatkan gaji lebih besar dalam 7 dari 23 pekerjaan yang dikaji—antara lain di bidang ilmu biologi, fisika, sosial, komputer, farmasi dan teknik. Namun, kenaikannya secara rata-rata lebih sedikit.

Menurut manajer penelitian WGEA Carla Harris, penemuan mereka ini "mengejutkan". "Pelajaran yang bisa dipetik adalah perbedaan gaji terus berlanjut sehingga memberi dampak besar bagi para wanita muda yang memulai karier mereka," kata Dr Harris seperti dilaporkan situs news.com.au, Jumat (4/1/2013).

Perbedaan gaji para lulusan sarjana antara pria dan wanita ini adalah 9,1 persen, naik dari 5,2 persen dari tahun 2011. "Saya yakin para perempuan lulusan sekolah menengah sekarang yang sedang mempertimbangkan untuk menjadi dokter gigi akan marah mengetahui bahwa gaji mereka akan berbeda 14 ribu dollar di tahun pertama mereka bekerja." tambah Dr Harris lagi.

Hanya di bidang pendidikan, kedokteran, dan ilmu-ilmu kemanusiaan tidak ada perbedaan bayaran. Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, walau ada perbedaan gaji, semakin banyak wanita Australia yang menempuh pendidikan di universitas.

Menurut laporan WGEA, 54,7 persen lulusan S-1 adalah wanita. "Rasanya aneh, gaji awal pria meningkat tahun lalu, sementara bagi perempuan tidak, padahal jumlah lulusan terbanyak adalah wanita," kata Harris.

Presiden Asosiasi Pengacara Wanita Negara Bagian Queensland, Kathryn Finlayson, mengatakan, para mahasiswa juga akan terkejut dengan hasil ini. "Sebenarnya, tidak ada alasan untuk membayar sarjana berbeda hanya karena jenis kelamin yang berbeda, padahal mereka mengerjakan hal yang sama. Ini bisa terjadi kalau sudah beberapa tahun kerja karena wanita mungkin berkeluarga dan kerja paruh waktu, atau berhenti sama sekali selama beberapa tahun."

"Namun, ketika mereka mulai, semua lulusan mestinya bayarannya sama. Ini bisa terjadi karena gaji sifatnya rahasia, jadi orang-orang tidak tahu karena tidak pernah dibicarakan," kata Finlayson.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan