Jumaat, 11 Januari 2013

Republika Online

Republika Online


Antioksidan Tinggi Tapak Dara Jadi Obat Leukemia

Posted: 11 Jan 2013 07:46 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Arif Yoga Pratama, Ari Purnomo, dan Amallia Nugrahaeni membuat terobosan dalam dunia pengobatan herbal. Mereka memanfaatkan daun dan bunga tapakdara untuk dibuat teh sebagai obat alternatif leukemia.

"Tanaman tapakdara (catharanthus roseus) mengandung alkaloid vinblastine, vincristine, leurosine, catharanthine, dan lochnerine yang berkhasiat sebagai antikanker. Pemanfaatan daun dan bunga tapakdara sebagai obat leukemia karena tanaman ini murah dan mudah diperoleh," kata Arif Yoga Pratama di Yogyakarta, Jumat (11/1).

Menurut dia, kandungan kimia dari tanaman tapakdara adalah senyawa alkaloid antikanker yang paling utama, yakni vincristine dan vinblastine. Vincristine digunakan sebagai bahan pengobatan kanker bronkial, tumor ganas pada ginjal, kanker payudara, leukemia, dan berbagai jenis tumor ganas yang awalnya menyerang urat saraf atau otot.

"Tanaman tapakdara yang di Sumatra disebut 'rumput jalang' itu juga mengandung alkaloid catharanthine yang dapat mendesak dan melarutkan inti sel kanker," katanya.

Ia mengatakan penelitian tantang pemanfaatan tanaman tapakdara sebagai obat leukemia dilakukan dengan mengeringkan bunga dan daunnya untuk dijadikan teh celup.

"Untuk pengujian kandungan antioksidan dalam teh tapakdara digunakan metode spektofotometer yakni teh diseduh dalam air hangat. Air seduhan kemudian diuji kandungannya," katanya.

Menurut dia berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ativitas antioksidan dari teh tapakdara adalah 85,35 persen dan 85,50 persen, kadar air 0,1213 persen dan 0,1357 persen, kadar abu 0,0501 persen dan 0,055 persen, dan kadar phenol 13,6833 persen dan 13,7400 persen.

"Tanaman tapakdara biasa tumbuh subur di padang atau di perdesaan beriklim tropis. Jenis tanaman ini oleh masyarakat digunakan sebagai obat tradisional," katanya.

Ia mengatakan cara pengobatan alternatif dengan tanaman ternyata banyak membantu para penderita kanker sehingga dilakukan upaya-upaya penelitian dalam bidang etnobotani maupun farmakologi terhadap beberapa tumbuhan yang digunakan.

"Cara tersebut ditempuh karena pengobatan dan pencegahan secara medis terhadap penyakit kanker melalui pengangkatan tumor, kemoterapi atau radioterapi diakui oleh para pakar sering menemui kendala karena tak berapa lama usai pengobatan, kankernya bisa timbul kembali," katanya.

Tidur Bareng Bayi, Begini Cara yang Benar

Posted: 11 Jan 2013 06:32 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Tidur sendiri atau tidur bersama? Di Indonesia, orang tua tidur dengan bayi mungilnya menjadi suatu kelaziman. Tahukah Anda, di AS, tidur bersama bayi menjadi kontroversial?Para orang tua baru yang rajin membaca tentang pengasuhan anak bisa-bisa menjadi bimbang. Pilihan mana yang terbaik? Masing-masing pilihan punya pendukung.

Mereka yang pro bayi tidur sendiri, mengkhawatirkan keamanan si bayi bila tidur bersama orang dewasa. Para pendukung tidur bersama melihat tempat tidur si bayi adalah di dekat ibunya, di tempat tidur orang tuanya.  ''Bagaimana mungkin menjalin keakraban dengan anak jika di usia amat muda, ia kita jauhkan,'' tulis seorang ibu, penulis parenting.

Para pendukung tidur bersama percaya, didukung sejumlah penelitian menyatakan bahwa tidur bersama bisa:

- mendorong pemberian ASI dan menyusui di malam hari lebih menyenangkan bagi si bayi.
- memudahkan ibu yang menyusui untuk mendapatkan siklus tidurnya pun bisa selaras dengan si bayi.
- membantu bayi tidur lebih mudah, khususnya pada bulan-bulan awal dan ketika bangun di tengan malam.
- membantu bayi bisa tidur malam lebih banyak karena mereka bangun lebih sering dengan durasi makan lebih pendek, yang bisa menambah jumlah tidur yang lebih banyak di malam hari.
- membantu ayah-ibu yang terpisah dari bayi pada siang harinya mendapatkan kedekatan dengan bersama bayi mereka yang terasa hilang sebelumnya.

Tapi, apakah risiko tidur bersama lebih berat ketimbang keuntungannya?
Consumer Product Safety Commission (CPSC) AS mengingatkan para orang tua agar tak meletakkan bayi mereka tidur di tempat tidur orang dewasa. Kata mereka, si bayi bakal kena risiko tercekik. Dan, American Academy of Pediatrics (AAP) mengamininya. Bila Anda ingin tidur bersama si mungil, tentu ada baiknya memerhatikan pertimbangan mereka yang menentangnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan