Jumaat, 11 Januari 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


63,6 juta orang Nigeria tak punya akses ke air minum

Posted: 11 Jan 2013 08:24 PM PST

Jos, Nigeria (ANTARA News) - Water Sanitation And Hygiene (WASH), jaringan media yang prihatin dengan kebersihan dan air, telah mengatakan 63,6 juta orang Nigeria tak memiliki akses ke air minum.

Dennis Deteer, pemimpin Bagian Plateau Tengah Utara, mengungkapkan itu di Jos, Jumat (11/1), ketika badan tersebut melakukan kunjungan ke Masyarakat Negara Bagian Plateau dan Lembaga Pembangan Sosial.

Ia mengatakan sasaran MDG di Nigeria ialah memasok 74 persen penduduk dengan air minum yang aman dan 69 persen penduduk dengan kebersihan yang layak hingga 2015.

Pejabat WASH tersebut mengeluhkan hanya 58 persen warga Nigeria memiliki akses ke air minum yang aman, sementara hanya 32 persen penduduk memiliki akses ke kebersihan yang baik.

"Dengan angka kemajuan saat ini, sasaran air akan dicapai pada 2033, yaitu 18 tahun setelah 2015, yang diusulkan," kata Deteer sebagaimana dikutip Xinhua.

Menurut dia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperkirakan 361.900 orang meninggal setiap tahun akibat kebersihan dan air yang buruk di Nigeria.

Sementara itu UNICEF juga memperkirakan 194.000 anak yang berusia di bawah lima tahun meninggal akibat diare setiap tahun gara-gara sanitasi dan air yang buruk, katanya.

Dennis Deteer mengungkapkan jaringan media WASH adalah produk kreatif dari Water Aid Nigeria, dengan sasaran memberi saran, memfasilitasi, mendukung dan memantau masalah kebersiha serta air.
(C003)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Pemerintah Mali umumkan keadaan darurat

Posted: 11 Jan 2013 07:17 PM PST

Bamako (ANTARA News) - Pemerintah Mali, Jumat (11/1), mengumumkan keadaan darurat di seluruh negeri itu, sementara tentara pemerintah telah melancarkan serangan terhadap gerilyawan yang telah menduduki bagian utara negeri tersebut, kata seorang pejabat senior kepada wartawan.

Keputusan itu dikeluarkan dalam pertemuan Dewan Menteri di bawah pimpinan Presiden Dioncounda Traure. Keputusan tersebut juga diambil saat pasukan gerilyawan bergerak ke arah selatan dan terlibat bentrokan dengan tentara pemerintah dalam dua hari belakangan.

Pasukan udara Prancis dilaporkan melancarkan serangan udara di Mali utara pada Jumat, dalam tindakan untuk mendukung pasukan pemerintah Mali guna menghalangi gerakan gerilyawan ke arah selatan.

Koalisi gerilyawan --AQIM, MUJAO dan Ansar Dine-- memasuko Konna pada Kamis, setelah berhari-hari pertempuran dengan pasukan pemerintah yang berpusat di kota kecil tersebut.

Namun melalui campur-tangan udara, militer Mali berhasil merebut kembali kotapraja Konna dan menetralak semua kaum Jihad pada Kamis sore, kata beberapa sumber militer.

Beberapa sumber militer, sebagaimana dikutip Xinhua, mengkonfirmasi, "Semua kaum Jihad dinetralkan di Konna setelah pengerahan tiga helikopter militer --satu dari Bamako dan dua helikopter dari Sevare."

Bentrokan tersebut adalah yang paling akhir antara militer dan gerilyawan sejak gerilyawan menduduki wilayah Mali utara akibat kudeta militer pada 22 Maret 2012.

Cabang Al Qaida di Afrika Utara, AQIM, dipandang sebagai ancaman utama di Wilayah Sahel. Rencana campur-tangan militer disusun karena ada kekhawatiran Mali utara dapat menjadi termpat persembunyian gerilyawan fanatik dan penyelundup manusia serta narkotika.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui rencana campur-tangan yang diajukan oleh ECOWAS, dan Uni Afrika telah menyeru semua negara anggotanya agar mendukung militer Mali.
(C003)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan