Isnin, 7 Januari 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Tagihan Restoran Picu Kerusuhan Mematikan di India

Posted: 08 Jan 2013 03:39 AM PST

Tagihan Restoran Picu Kerusuhan Mematikan di India

Selasa, 8 Januari 2013 | 11:39 WIB

AFP

Sejumlah polisi India memeriksa sebuah kendaraan yang rusak di lokasi kerusuhan terkait tagihan restoran yang tidak dibayar.

TERKAIT:

DELHI, KOMPAS.com Sebuah perselisihan terkait tagihan makan di restoran yang belum dibayar di sebuah kota India barat meningkat menjadi kerusuhan antaragama yang menyebabkan empat orang tewas dan 175 orang luka-luka.

Kerusuhan itu pecah di Dhule di Negara Bagian Maharashtra, Minggu (6/1), kata Inspektur Jenderal Deven Bharti. Empat perusuh tewas oleh tembakan polisi, sementara 113 polisi termasuk di antara mereka yang terluka, katanya.

Bharti mengatakan, penyelidikan masih berlangsung, tetapi telah diketahui bahwa hal itu terkait dengan pertengkaran soal tagihan sebuah restoran yang kemudian memicu perkelahian massal yang menyebabkan toko-toko rusak, sejumlah sepeda motor dibakar, dan kaca-kaca berserakan di jalan-jalan.

Kerusuhan antaragama sebelumnya di Dhule terjadi pada Oktober 2008 yang menyebabkan 10 orang tewas.

"Pemilik restoran tersebut berasal dari sebuah komunitas (agama tertentu) dan pelanggan dari komunitas (agama) yang lain," ujar Bharti. Ia menolak untuk menyebutkan para pihak yang terlibat.

"Pelanggan pergi dan balik lagi dengan membawa 50 orang dari komunitasnya dan menyerang pemilik restoran itu. Orang-orang dari komunitas si pemilik restoran juga berkumpul dan memulai pembakaran dan kerusuhan," katanya.

Bharti mengatakan, polisi telah menggunakan tongkat, gas air mata, dan peluru plastik sebelum akhirnya beralih menggunakan peluru tajam untuk memadamkan kerusuhan.

Daerah itu kemudian diberlakukan jam malam yang berlangsung hingga Senin. Kondisinya kemudian "tenang dan terkendali".

Hindu merupakan agama mayoritas, sekitar 80 persen, dari total penduduk India, sedangkan sekitar 13 persen lain Muslim. Selebihnya menganut Kristen dan sejumlah agama lain.

 

Editor :

Egidius Patnistik

Bencana Kebakaran Mengancam Australia

Posted: 08 Jan 2013 03:01 AM PST

Bencana Kebakaran Mengancam Australia

Selasa, 8 Januari 2013 | 11:01 WIB

AFP

Perdana Menteri Julia Gillard meminta rakyatnya agar waspada

TERKAIT:

Warga di tenggara Australia diperingatkan akan risiko bencana kebakaran yang diperburuk oleh angin kencang dan suhu panas. Lebih dari 100 kebakaran dilaporkan di New South Wales, dimana warga di wilayah yang rentan kebakaran semak itu diminta untuk meninggalkan rumah mereka.

Pemadam kebakaran saat ini berusaha menjinakkan api di Victoria dan kekhawatiran akan terulangnya bencana semula di Tasmania juga masih sangat tinggi.

Dalam sebuah pernyataan, Biro Meteorologi Australia mengungkap bahwa satu dari setiap enam hari di 2013 adalah hari terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah klimatologi negara itu.

Ini adalah pertama kalinya di Australia suhu mencapai lebih dari 39 Celcius dalam lima hari berturut turut.

Kebakaran Tidak Terjinakkan

Larangan menyalakan api diterapkan di New South Wales dimana suhu diperkirakan mencapai 43 Celcius hari Selasa dan kecepatan angin mencapai 80km per jam.

"Hari ini akan menjadi hari yang sangat sulit," kata seorang pejabat pengendali kebakaran.

Api telah menghanguskan Yarrabin, 100 km di selatan Canberra. Petugas pemadam kebakaran tidak sanggup memadamkannya dan meminta warga untuk berlindung karena sudah terlambat untuk mengungsi.

Semua taman nasional, hutan negara dan cagar alam di NSW telah ditutup untuk umum dan banyak wisatawan yang telah meninggalkan lokasi perkemahan.

Vegetasi di banyak wilayah negara bagian itu sangat kering setelah empat bulan cuaca berada di atas rata-rata. Gelombang panas menjadi sangat parah dalam dua pekan terakhir.

Para pakar meteorologi saat ini mengkhawatirkan akan "puncak panas" di seluruh Australia meski kondisi di Sydney dan NSW diperkirakan akan lebih dingin mulai hari Rabu.

Di Victoria barat, kebakaran di Kentbruck menghanguskan 7.000 perkebunan cemara dan api merambat ke wilayah permukiman Drik Drik.

Perdana Menteri Australia Julia Gillard mengunjungi Tasmania hari Senin dan memperingatkan warga di pulau itu agar selalu waspada. Tidak ada korban jiwa atau luka-luka dalam bencana ini.

 

Editor :

Egidius Patnistik

Tiada ulasan:

Catat Ulasan