Isnin, 10 Disember 2012

Republika Online

Republika Online


Soal Ujian Hina Gus Dur, Marwan Ja'far: Kemenag Jabar Harus Minta Maaf

Posted: 10 Dec 2012 11:06 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Fraksi PKB Marwan Ja'far menyayangkan munculnya soal ujian di Madrasah Aliyah di Sukabumi yang bernada melecehkan mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

"Kami menuntut wakil Kemenag Jabar segera  minta maaf dan mencabut soal-soal ujian itu," kata dia kepada Republika, Selasa (11/12).

Jika soal-soal ujian tersebut tidak dicabut, maka PKB dan keluarga besar Nahdatul Ulama, lanjut Marwan akan melakukan sweeping.
"Tidak cukup dengan permintaan maaf saja, harus segera ditarik soal-soal ujian tersebut," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan Pimpinan Cabang Nahdatul Ulama Kabupaten Sukabumi menemukan adanya soal ujian akhir semester Gasal tingkat Madrasah Aliyah yang soalnya dinilai telah melecehkan Gus Dur.

Pelecehan tersebut tertera dalam soal yang dicetak oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat dengan kode MA.A08-XII.3 No. 33 yang mencantumkan pertanyaan penyebab jatuhnya Presiden RI ke empat itu dengan kunci jawaban akibat kasus Bruneigate dan Bulog Gate.

Sebelumnya, Anggota DPR Komisi VII dari Fraksi Demokrat, Sutan Bathoegana juga tersandung masalah akibat pernyataannya juga dinilai melecehkan Gus Dur. Akibatnya, Sutan dipaksa meminta maaf kepeda keluarga Gus Dur dan keluarga besar Nahdathul Ulama

Drajad: Bahasa untuk Habibie Terlalu Kasar

Posted: 10 Dec 2012 11:06 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad Wibowo menilai bahasa yang digunakan Menteri Penerangan Malaysia, Tan Sri Zainuddin Maidin kepada Presiden ketiga RI, BJ Habibie terlalu kasar.

Ia menyebutnya pernyataan Zainuddin sangat tidak menghargai etika antarbangsa. ''Biar bagaimanapun, Prof Habibie adalah mantan kepala negara. Kalau Zainudin menyerang Anwar (mantan deputi perdana menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim), itu urusan dalam negeri mereka,'' katanya kepada wartawan, Selasa (11/12).

Sebelumnya, Zainuddin menuding Habibie sebagai pengkhianat bangsa, lantaran semasa menjabat Presiden RI, Indonesia harus kehilangan Timor Timur (sekarang Timor Leste). Bahkan, Zainuddin menyebut The Dog of Imperialism dan lengsernya Habibie yang merupakan pemerintahan tersingkat dan jatuh dalam kehinaan. (baca: Menteri Malaysia: Habibie Pengkhianat Indonesia!).

Menurut Drajad, sebaiknya Kementerian Luar Negeri meminta kejelasan sikap Pemerintah Malaysia terhadap tulisan Zainuddin tersebut. Karena, bagaimana pun dia merupakan anggota UMNO sebagai partai yang berkuasa.

Namun, Drajad mengakui ia bukan penggemar mantan Presiden Habibie. Bahkan sejak dulu tidak pernah mau bergabung di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ketika Habibie sedang jaya-jayanya.

''Saya juga menganggapnya sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap liberalisasi perbankan Indonesia, melalui UU No 10 tahun 1998 ttg perbankan,'' ujar dia.

Bahkan, masih kata Drajad, penjelasan UU tersebut secara eksplisit menyebut liberalisasi. Akibatnya perbankan nasional saat ini dikuasai asing.

''Timtim hanya satu di antara sekian banyak kesalahan pemerintahan Habibie. Tapi tetap saja saya tidak terima kalau mantan kepala negara kita diejek orang Malaysia sebagai anjing,'' tutur Drajad mengakhiri.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan