Isnin, 10 Disember 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Ini Arahan SBY dalam Rapat Petinggi Demokrat di Cikeas

Posted: 09 Dec 2012 11:32 PM PST

BOGOR, KOMPAS.com — Partai Demokrat mengadakan konsolidasi dalam pertemuan antara anggota dewan pembina, anggota fraksi, dan sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Minggu (9/12/2012) malam. Ada sejumlah arahan yang disampaikan Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu setengah jam tersebut.

Pertama, Yudhoyono meminta para kader Partai Demokrat menghindari perbuatan tercela. Ke depannya, para kader diwajibkan memiliki pakta integritas yang menegaskan komitmen mereka bukan hanya bekerja untuk partai, melainkan juga bangsa dan negara. Kedua, Yudhoyono mengingatkan kalau fraksi merupakan ujung tombak DPP.

"Sehingga diharapkan untuk terus meningkatkan kinerjanya di dewan," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf, di Cikeas, Bogor, Minggu malam.

Ketiga, menurut Nurhayati, dewan pembina meminta kader meningkatkan kekompakan dalam dua tahun menjelang Pemilu 2014 ini. Sebab, lanjutnya, kunci keberhasilan partai adalah kekompakan dan kebersamaan.

Keempat, lanjut Nurhayati, anggota fraksi Partai Demokrat diminta terus mengawal program-program pemerintah dan bekerja sama dengan fraksi-fraksi lain di DPR.

"Komunikasi yang baik dengan dasar komunikasi bersih, cerdas, dan santun harus terus dilaksanakan," ucap Nurhayati.

Kelima, katanya, Ketua Dewan Pembina berharap anggota fraksi lebih rajin turun ke daerah pemilihan masing-masing, bertemu dengan konstituen, dan melaksanakan program kedewanan dengan baik. Nurhayati juga mengatakan, pertemuan di Cikeas tersebut sama sekali tidak membahas kasus dugaan korupsi Hambalang yang menjerat Andi Mallarangeng. Pasca-diumumkan sebagai tersangka Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (9/12/2012), Andi melepas jabatannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga serta mundur dari kepengurusan Partai Demokrat.

Menurut Nurhayati, masalah kasus Andi menjadi kewenangan penengak hukum. Dia pun mengaku kalau rapat di Cikeas semalam tidak membahas mengenai pengganti Andi sebagai Menpora. Masalah penggantian menteri, katanya, sepenuhnya menjadi hak prerogatif presiden.

Editor :

Inggried Dwi Wedhaswary

Politik Semakin Kedepankan Uang

Posted: 09 Dec 2012 11:32 PM PST

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya politisi, terutama dari kalangan muda, yang didera kasus korupsi semakin membuktikan bahwa praktik politik Indonesia semakin mengedepankan uang. Fenomena ini dipicu oleh kegagalan membangun institusi demokrasi yang sehat dan berbiaya murah.

"Politisi muda dibesarkan dalam situasi politik yang semakin mengedepankan uang, di mana dukungan didapatkan secara instan dan sangat transaksional," kata Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy, Minggu (9/12) saat dihubungi dari Jakarta.

Praktik politik itu, lanjut Romahurmuziy, membuat pola, penyebaran, dan besaran korupsi yang terjadi saat ini semakin masif, rumit, dan canggih dibanding generasi sebelumnya.

Andi Mallarangeng menjadi salah satu politisi muda yang harus menjalani proses hukum setelah ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Doktor Ilmu Politik dari Northern Illinois University, Amerika Serikat, yang dilahirkan 49 tahun lalu, itu menyusul rekannya di Partai Demokrat, yaitu Angelina Sondakh (35) dan Nazaruddin (34). Anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Wa Ode Nurhayati (31), divonis enam tahun penjara dan denda Rp 500 juta karena terbukti melakukan korupsi dalam kasus dana penyesuaian infrastruktur daerah.

Namun, menurut Romahurmuziy, politisi muda tidak bisa sepenuhnya disalahkan atas sejumlah kasus yang mendera mereka. "Sebenarnya, mayoritas politisi yang lebih muda juga hanya menjadi operator dari kepentingan yang lebih besar dari generasi tua," tutur Romahurmuziy.

Pengabaian terhadap pendidikan karakter yang terjadi sejak Orde Baru sampai kini, menurut Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Ahmad Basarah, juga menjadi sebab munculnya generasi pemimpin saat ini yang cenderung instan dan pragmatis.

Ray Rangkuti dari Lingkar Madani Indonesia membenarkan, kasus korupsi yang mendera sejumlah politisi muda semakin menguatkan prasangka bahwa kualitas moral kaum muda tidak lebih baik dari generasi sebelumnya.

"Namun, keputusan Andi Mallarangeng untuk mundur dari jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga sesaat setelah ditetapkan sebagai tersangka menjadi pembeda dari sikap yang umumnya diambil pejabat publik Indonesia. Sikap Andi itu memberi optimisme yang lain dalam praktik politik Indonesia," tutur Ray.(NWO)

 

Editor :

Inggried Dwi Wedhaswary

Tiada ulasan:

Catat Ulasan