Isnin, 17 Disember 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


KPK cekal satu saksi kasus Hambalang

Posted: 17 Dec 2012 07:37 AM PST

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (FOTO ANTARA)

Ada pencegahan untuk saksi atas nama Saul Paulus David Nelwan terkait kasus Hambalang. Surat cegah dikirim pada 17 Desember 2012,"

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Komisi Pemberantasan Korupsi kembali mencegah ke luar negeri satu orang terkait pengusutan kasus proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Bukit Hambalang Jawa Barat.

"Ada pencegahan untuk saksi atas nama Saul Paulus David Nelwan terkait kasus Hambalang. Surat cegah dikirim pada 17 Desember 2012," kata juru bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Senin.

Pencegahan ke luar negeri tersebut berlaku untuk batas waktu enam bulan.

Nama Paul sebelumnya disebut oleh mantan bendahara Partai Demokrat Nazaruddin sebagai orang kepercayaan mantan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam.

"Saya tidak kenal (Paul) tapi sering dengar namanya, dia orang kepercayaan Wafid," kata Nazaruddin dalam persidangan kasus suap pembahasan anggaran di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan tersangka Angelina Sondakh pada Kamis (29/11).

Nazar juga mengaku bahwa Paul adalah orang yang menyerahkan uang sebesar Rp9 miliar yang berasal dari proyek di Kemenpora kepada Angie dan rekannya di Komisi X DPR I Wayan Koster.

Sedangkan mantan direktur operasional marketing Grup Permai Mindo Rosalina Manulang mengaku bahwa Paul meminta uang Rp5 miliar agar Grup Permai mendapatkan proyek Wisma Atlet di Kemenpora, uang itu diserahkan pada Mei 2010 dalam 2 tahap.

Sementara Angie dalam sidang Kamis (13/12) mengaku memang mengenal Paul Nelwan karena Paul pernah datang ke rumahnya, namun ia membantah pernah bertemu Paul di gedung DPR.

KPK sebelumnya juga telah menggeledah rumah Paul pada Jumat (2/11) yang terletak di Jalan Wahyu Blok G No 28 Gandaria dan rumah di Jalan Alam Elok VIII no 17 Jakarta.

Tujuannya adalah menemukan bukti-bukti transaksi terkait proyek Hambalang.

Hingga saat ini KPK baru menetapkan dua tersangka dalam kasus Hambalang yaitu mantan Menpora Andi Mallarangeng dan mantan Kabiro Perencanaan Kemenpora Deddy Kusdinar selaku Pejabat Pembuat Komitmen saat proyek Hambalang dilaksanakan.

Pada 2009, anggaran pembangunan proyek diusulkan menjadi sebesar Rp1,25 triliun sedangkan pada 2010 kembali diminta penambahan kebutuhan anggaran menjadi Rp1,175 triliun melalui surat kontrak tahun jamak dari Kemenkeu.

Dari kebutuhan anggaran sebesar Rp 1,175 triliun, hanya Rp 275 miliar yang mendapat pengesahan. Jumlah itu berasal dari APBN 2010 sebesar Rp 125 miliar dan tambahan Rp 150 miliar melalui APBN-Perubahan 2010.

Anggaran tersebut bahkan bertambah menjadi Rp2,5 triliun karena ada pengadaan barang dan jasa.


(D017/I007)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Presiden akan hadiri KTT ASEAN-India

Posted: 17 Dec 2012 07:13 AM PST

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (ANTARA/Widodo S. Jusuf)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-India yang akan berlangsung di New Delhi, pertengahan pekan ini.

Staf Khusus Presiden bidang hubungan internasional Teuku Faizasyah dalam keterangan pers di Jakarta, Senin menjelaskan KTT ASEAN-India tersebut terkait peringatan 20 tahun hubungan India dengan organisasi negara-negara Asia Tenggara tersebut.

"Kehadiran Presiden Yudhoyono di New Delhi, India dalam rangka peringatan 20 tahun kerja sama ASEAN-India, merupakan wujud komitmen Indonesia untuk terus memajukan kerja sama dan kemitraan ASEAN dan India. Selain itu, pertemuan ini juga akan dimanfaatkan untuk menetapkan visi masa depan hubungan ASEAN-India," kata Faizasyah.

Sebelum menghadiri KTT di New Delhi, Kepala Negara akan menghadiri pertemuan konsultasi tahunan pemimpin Indonesia-Malaysia di Kuala Lumpur pada 18 Desember 2012.

Selama kunjungan kerja di Malaysia, Presiden RI dijadwalkan akan melakukan pertemuan empat mata dengan Perdana Menteri Malaysia, Y.M. Mohd Najib Tun Razak. 

Setelah itu, Presiden RI dan PM Malaysia akan memimpin Konsultasi Tahunan ke-9 yang diikuti menteri dan pejabat tinggi terkait dari kedua negara. Selain agenda tersebut, Presiden RI juga akan menerima gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa Doctor of Philosophy in Leadership of Peace) yang dianugerahkan oleh Universitas Utara Malaysia.

"Konsultasi Tahunan (Annual Consultations) merupakan forum tertinggi dalam mekanisme hubungan bilateral Indonesia-Malaysia. Konsultasi Tahunan sebelumnya dilangsungkan di Lombok pada bulan Oktober 2011. Forum ini akan dimanfaatkan Presiden Yudhoyono untuk membahas upaya penguatan hubungan bilateral serta isu-isu yang menjadi prioritas kedua negara seperti perlindungan WNI dan TKI, isu perbatasan, perdagangan dan investasi," katanya.

Presiden dan rombongan dijadwalkan bertolak menuju Kuala Lumpur pada Selasa (18/12) dan tiba kembali di Tanah Air pada Jumat (21/12).

(P008/M009)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan