Ahad, 18 November 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Wisuda Kelompok Silat, Polisi Siaga

Posted: 17 Nov 2012 07:28 AM PST

KEDIRI

Wisuda Kelompok Silat, Polisi Siaga

Penulis : Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim | Sabtu, 17 November 2012 | 15:28 WIB

KEDIRI, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Kediri Kota, Jawa Timur menyiagakan 320 personilnya untuk mengantisipasi situasi keamanan menjelang pelantikan atau wisuda anggota perguruan silat Setia Hati Teratai, Sabtu (17/11/2012) malam.

Kepala Subbag Humas Polres Kediri Kota, Ajun Komisaris Surono mengatakan, anggota polisi baik berseragam maupun berpakaian sipil itu akan disebar di beberapa titik pada jalur menuju tempat pelantikan yang digelar di markas Brigif 16, Sukorame. " Personil yang dilibatkan sebanyak 320 anggota. Kami juga berkoordinasi dengan unsur pengamanan lainnya," kata Surono.

Sementara itu, pelantikan rencananya akan diikuti oleh 500 peserta maupun para penggembira dari beberapa daerah di Kediri. Wisuda dilakukan setiap tahun pada tiap bulan Suro dalam penanggalan Jawa. Panitia pelantikan dalam koordinasinya dengan pihak berwajib, juga akan mengantisipasinya dengan melakukan beberapa hal seperti sterilisasi pengunjung ataupun penjagaan pada tempat-tempat yang dinilai rawan.

Pada pelantikan tahun lalu, sempat diwarnai adanya insiden perusakan kendaraan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota silat yang tengah berkonvoi di daerah Kemuning, Kecamatan Mojoroto. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Surono mengimbau kepada masyarakat khususnya komunitas otomotif untuk menghindari jalur menuju lokasi pelantikan.  "Komunitas otomotif nanti malam harap menghindari lokasi wisuda," imbau Surono. 

Editor :

Glori K. Wadrianto

Anak Selamatkan Ibu dari Reruntuhan Bangunan

Posted: 17 Nov 2012 07:20 AM PST

PAMEKASAN

Anak Selamatkan Ibu dari Reruntuhan Bangunan

Penulis : Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman | Sabtu, 17 November 2012 | 15:20 WIB

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Maina (70) warga Dusun Kemasan, Desa Larangan Luar, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Jawa Timur, selamat dari maut setelah tertimbun reruntuhan sebuah gedung kosong, Sabtu (17/11/2012). Maina hanya mengalami luka lebam di tubuhnya karena tertimbun batu bata, pecahan genting dan kayu, dan langsung diselamatkan oleh anaknya Suherman (40).

Sebelum kejadian, korban sedang menjalankan ibadah shalat subuh yang bersamaan dengan hujan deras dan kondisi lampu sedang padam. Sementara kondisi gedung kosong yang ada di sebelah barat rumahnya, sudah rapuh dan tidak tahan goncangan. "Setelah terkena hujan dan kondisi bangunan itu sudah tidak kuat kemudian ambruk dan menimpa rumah saya dan ibu saya tertimbun reruntuhannya," kata Suherman.

Dijelaskan Suherman, saat ibunya tertimbun reruntuhan dirinya sudah kalang kabut untuk menyelamatkan. Sebab kondisi lampu sedang padam. "Saya hanya melihat mukena ibu berwarna putih dan saya langsung menyingkirkan semua benda yang menimpa ibu," tuturnya.

Setelah benda-benda berhasil disingkirkan, kondisi Maina sudah tidak sadarkan diri dan langsung dilarikan ke Puskesmas tedekat. "Beruntung Ibu langsung saya selamatkan. Terlambat sedikit saja bisa mati dia karena tertimbun bangunan," tandasnya.

Sementara itu Imam, menantu korban mengatakan, kondisi bangunan yang ambruk itu sebelumnya sudah dilaporkan kepada pemiliknya Subai (75) yang rumahnya berjauhan dengan gedung itu, jika kondisinya sudah mau ambruk dan miring ke arah timur dan ke arah selatan.

Tidak hanya kepada pemiliknya, Imam juga sudah melapor kepada Kepala Desa agar dicarikan solusinya karena dikawatirkan ambruk dan memakan korban. "Terbukti hari ini sudah ada korbannya dan kami kawatir kalau tetap dibiarkan seperti ini akan ada korban susulan anggota keluarga kami," terang Imam.

Subai sendiri selaku pemilik bangunan saat datang ke lokasi reruntuhan langsung menjadi sasaran kemarahan keluarga korban. "Saya sudah lama mewanti-wanti kalau gedung ini sudah tidak kokoh tetapi masih dibiarkan hingga hari ini ibu saya jadi korbannya," sergah Suherman kepada Subai dengan nada keras.

Subai sediri mengaku siap untuk mengganti kerusakan rumah Suherman akibat reruntuhan bangunan berbentuk toko itu. Namun dirinya masih mempertimbangkan untuk merobohkannya secara total karena masih terbatasnya dana.

Editor :

Glori K. Wadrianto

Tiada ulasan:

Catat Ulasan