Rabu, 10 Oktober 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Pastika: Maafkan Pelaku Bom Bali

Posted: 10 Oct 2012 08:22 AM PDT

Pastika: Maafkan Pelaku Bom Bali

Penulis : Kontributor Denpasar, Muhammad Hasanudin | Rabu, 10 Oktober 2012 | 15:22 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Menjelang 10 tahun peringatan bom Bali 12 Oktober 2012 Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak seluruh masyarakat untuk memaafkan pelaku pengeboman di Sari Club dan Paddys Pub yang menewaskan 202 jiwa tersebut.

Pastika meminta untuk masyarakat maupun korban bom mengedepankan perdamaian daripada menyimpan dendam yang tidak akan pernah berakhir.

"Memang tidak mudah untuk melupakan tragedi yang begitu besar yang telah menelan korban jiwa dalam jumlah yang banyak, tetapi kini saatnya kita saling memaafkan. Mudah-mudahan kita semua bersedia dengan tulus ikhlas memaafkan," ujar Pastika saat konferensi pers menjelang 10 tahun peringatan bom Bali 2002 di Kantornya, Rabu (10/10/2012).

Pastika yang memimpin investigasi bom Bali 2002 lalu menuturkan, ia tak pernah marah terhadap pelaku teror tersebut. "Tidak pernah, saya tidak pernah marah, saya selalu berusaha bersabar," imbuh Pastika.

Jika masyarakat ikhlas memaafkan pelaku bom, Pastika berharap semangat perdamaian dan toleransi akan terjaga dan semakin baik di masa depan. Menurut mantan Kapolda Bali ini, terorisme menyangkut ideologi dan muncul karena merasa termarginalkan, diskriminasi, ketidakadilan, serta ajaran yang sesat.

Editor :

Glori K. Wadrianto

Bagong Dapatkan Senpi dari Orang Berseragam TNI

Posted: 10 Oct 2012 07:48 AM PDT

Bagong Dapatkan Senpi dari Orang Berseragam TNI

Penulis : Yulvianus Harjono | Rabu, 10 Oktober 2012 | 14:48 WIB

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Bagong (32), tersangka perampokan toko emas yang ditangkap di Lampung, mengaku mendapatkan senjata api rakitan dan rompi antipeluru dari kenalannya, Agus, yang kerap memakai "seragam" TNI.

Kepada sejumlah wartawan, Bagong, Rabu (10/10/2012), mengaku, dia telah merampok sedikitnya dua tempat berbeda, yaitu di Bandar Lampung dan Pekanbaru, Riau. Ia mendapatkan bagian masing-masing Rp 16 juta dan Rp 95 juta. Dalam setiap aksinya, ia menggunakan senpi rakitan. Senjata jenis revolver, peluru, serta rompi antipeluru diperlihatkan polisi dalam gelar perkara pengungkapan kasus ini.

Bagong mengaku mendapatkan senpi, peluru, dan rompi itu dari rekannya bernama Agus yang mengaku dari TNI dan kerap menggunakan seragam loreng. Namun, Kepala Polresta Bandar Lampung Komisaris Besar Nurochman membantah adanya keterlibatan anggota TNI dalam kasus ini. "Itu modus operandi mereka. Setelah merampok, mereka menyamar sebagai anggota TNI untuk menyulitkan pengusutan. Saya tegaskan, tidak ada keterlibatan anggota TNI dalam kasus ini," ujar Nurochman. Saat ini polisi tengah mengejar rekan-rekan Bagong lainnya yang diketahui berjumlah lima orang.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan