Ahad, 28 Oktober 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Meski badai, pengadilan jalan terus

Posted: 28 Oct 2012 09:25 PM PDT

Washington (ANTARA News) - Badai Sandy boleh jadi telah membuat sebagian besar kegiatan pemerintah federal tutup dan angkutan umum terhenti di Washington, tapi kegiatan berlangsung seperti biasa di Mahkamah Agung AS, tempat keadilan dalam segala bentuk tetap ditegakkan.

Pengadilan tertinggi di negeri itu berpegang pada jadwal debat-lisannya dan bermaksud menggelar kasus pemeriksaan sampai Rabu, kata wanita Juru Bicara Pengadilan Kathy Arberg, Ahad larut malam (28/10).

"Itu sudah jadi keputusan hakim ketua melalui konsultasi dengan para pejabat pengadilan," kata Arberg. ia merujuk kepada Hakim Kepala John Robert-yang diangkat pada 2005.

Ada tradisi mengenai itu.

Pada 1996, saat badai salju besar menutup operasi pemerintah federal dan membuat kegiatan di Washington terhenti, proses pengadilan jalan terus. Hakim kepala saat itu William Rehnquist, warga asli Wisconsin yang tak tergoyahkan oleh salju dan berpegang pada prinsip ketepatan waktu, memastikan semua kegiatan pada 8 Januari saat itu dimulai sesuai jadwal.

Roberts (57), yang tumbuh besar di Indiana, dulu adalah petugas administrasi hukum bagi Rehnquist.

Proses pengadilan memulai babak kedua perdebatan dua-pekannya pada Senin, dengan kasus penyadapan intelijen asing dan sengketa hak cipta, demikian laporan Reuters-yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin. Pekerja federal yang bukan di bagian darurat telah diperintahkan untuk tetap berada di rumah.

Arberg mengatakan para pejabat pengadilan akan memantau badai guna memastikan apakah faktor keselamatan mungkin memerlukan perubahan jadwal pada Selasa atau Rabu. Dua kasus dijadwalkan digelar pada masing-masing dari kedua hari itu.

Selama badai salju Januari 1996, para pejabat pengadilan menjemput beberapa hakim dengan menggunakan kendaraan yang berpenggerak empat roda. Tujuh dari sembilan hakim tiba tepat waktu untuk sidang pembukaan pukul 10.00 pagi.
(C003)

Australia bertekad merapat ke Asia, bukan Eropa

Posted: 28 Oct 2012 09:09 PM PDT

Perdana Menteri Australia Julia Gillard (ANTARA)

Laju dan skala pertumbuhan Asia sangat mencengangkan, dan di sana terdapat banyak peluang bagi penduduk Australia...

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard, Minggu, mengumumkan manifesto Asia 2025 dengan penekanan terbesar terletak pada agenda merapatkan Australia ke negara-negara tetangga di Asia, bukan "negara-negara tua" Eropa.

Seperti dikutip dari laman BBC, Senin pagi, PM Gillard menegaskan bahwa kebijakan luar negeri Australia berorientasi kepada peningkatan hubungan negeri itu dengan Asia, terutama China dan India.

Dokumen pemerintah Australia setebal 312 halaman itu diberi tajuk "Australia in the Asian Century" dan dirilis di Lowy Institute, Sydney.

Alasan utama strategi kebijakan luar negeri Australia yang ingin merapat ke negara-negara Asia tak lain terletak pada perkiraan dalam 20 tahun ke depan Asia menjadi rumah bagi mayoritas kelas menengah dunia.

"Laju dan skala pertumbuhan Asia sangat mencengangkan, dan di sana terdapat banyak peluang bagi penduduk Australia," ujarnya.

Lebih lanjut PM Gillard menegaskan bahwa bangsanya tidak cukup mengandalkan nasib mujur, masa depan Australia tergantung kepada pilihan yang diambil hari ini dan bagaimana Australia akrab dengan Asia.

Berikut beberapa target manifesto Asia ala PM Gillard:

  1. Meningkatkan pendapatan per kapita Australia yang kini 62.000 dolar AS menjadi 73.000 dolar pada tahun 2025
  2. Memperbaiki sistem sekolah agar bisa menduduki posisi 5 besar dunia, dan minimal 10 universitas masuk deretan 100 universitas paling top dunia
  3. Memastikan kurikulum inti sekolah-sekolah di Australia memuat kajian Asia
  4. Memberikan semua murid sekolah kesempatan untuk belajar bahasa-bahasa Asia--Mandarin, Hindi, Bahasa Indonesia, Bahasa Jepang
  5. Mempromosikan agar para pebisnis Australia menjadi lebih "Asia-literate".
(E012)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan