Jumaat, 28 September 2012

Republika Online

Republika Online


Pakar: Maya Tetapkan Akhir Siklus Kalender, Bukan Kiamat

Posted: 28 Sep 2012 10:58 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY--Saat jarum jam dan penanggalan hendak menuju tanggal 21 Desember, para pakar kajian kalender Maya berlomba-lomba meyakinkan orang bahwa Maya tidaklah memprediksi apokalise alias kiamat pada akhir tahun ini

Kini beberapa pakar malah berkata Maya pastinya jelas telah membuat ramalan, namun bukan tentang akhir dunia.

Para arkeolog, antropolog dan pakar lain, bertemu pada Jumat (28/9) kemari di sebuah kota kawasan selatan Meksiko, Merida. Mereka mendiskusikan impilasi kalender Hitungan Panjang Suku Maya, yang dibuat berdasar periode 394 tahun, disebut baktun.

Pakar-pakar tadi mengestimasi bahwa sistem tersebut mulai dihitung sejak 3114 SM dan akan terus berjalan melewati 13 baktun, atau setara 5.125 tahun, pada 21 Desember nanti. Pakar mengatakan 13 adalah nomor penting bagi suku Maya dan akhir dari siklus itu merupakan sebuah pertanda luar biasa bagi peradaban mereka, tetapi bukanlah sebuah akhir dunia dan akhir kehidupan.

Ups! FIFA Belum Akui Laga Indonesia vs Brunei

Posted: 28 Sep 2012 10:34 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kemenangan Indonesia 5-0 atas Brunei terancam gagal tercatat dalam agenda resmi FIFA. Pasalnya, badan sepak bola dunia itu hingga kini belum mendapat pemberitahuan resmi terkait pertandingan yang berlangsung di Bandar Sri Begawan. Bila laga ini tidak diakui, maka tim Indonesia dipastikan gagal meraih poin penuh pertama di tahun 2012.

Hingga kini, FIFA hanya mengakui empat laga Indonesia selama 2012. Keempat laga itu yakni duel melawan Bahrain, Filipina, Korea Utara, dan Vietnam. Dari empat laga sepanjang tahun 2012, Indonesia memetik dua kekalahan dan dua hasil imbang.

Selain laga melawan Brunei, FIFA juga tidak menghitung poin Indonesia kala menaklukkan Mauritania di ajang Piala An-Nakbah. Pasalnya, kejuaraan memperingati HUT Palestina itu bukan jadi agenda resmi FIFA.

Berbeda dengan laga melawan Mauritania, PSSI menilai duel Indonesia melawan Brunei harusnya dihitung sebagai agenda uji coba resmi. PSSI merujuk fakta bahwa pertandingan telah memenuhi standar FIFA, mulai dari aturan, perangkat pertandingan, serta standar Stadion. Karenanya, PSSI akan segera melayangkan surat protes ke badan sepak bola dunia itu.

"Pertandingan melawan Brunei adalah pertandingan resmi. Namun ada beberapa masalah komunikasi antara panitia pertandingan dan FIFA, sehingga beberapa hal masih perlu diperjelas," ujar Wakil Sekjen PSSI Bidang Luar Negeri PSSI, Rudolf Yesayas.

Yesayas mengaku pihaknya baru mengetahui adanya perubahan status pertandingan setelah laga usai. Menurut PSSI, perubahan secara tiba-tiba hanya diakibatkan kurangnya informasi pertandingan yang sampai ke meja FIFA.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan