Sabtu, 25 Ogos 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


"Ter-ater" tandai lebaran ketupat di Pamekasan

Posted: 25 Aug 2012 06:58 AM PDT

ilustrasi (ANTARA/M Risyal Hidayat)

Lebaran Ketupat di Madura mengandung dua nilai, yakni nilai agama dan nilai tradisi."

Berita Terkait

Pamekasan (ANTARA News) - Tradisi "ter-ater" atau mengantar makanan ketupat kepada sanak saudara menandai Lebaran Ketupat 1433 Hijriah di Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Wartawan ANTARA di Pamekasan melaporkan tradisi itu antara lain dilakukan warga Dusun Sannik, Desa Bajang, Kecamatan Pakong, Pamekasan, Sabtu malam.

Warga di dusun itu merayakan Lebaran Ketupat, yakni Lebaran pada hari ketujuh setelah Hari Raya Idul Fitri dengan mengantar makanan ketupat ke guru mengaji mereka yakni pengasuh mushalla Al-Fitrah, K Fatrah.

"Kalau Lebaran Ketupat di sini tidak dirayakan di masjid, tapi di mushalla tempat guru ngaji anak-anak kami," kata warga setempat Mukri.

Warga di dusun ini mengantar makanan ketupat kepada guru ngaji anak-anak mereka sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya mengajarkan putra-putri mereka membaca Al Quran.

Mereka datang ke mushalla dalam satu keluarga. Di mushalla itu, semua jenis makanan ketupat yang dibawa para orang tua itu dikumpulkan.

Selanjutnya, guru ngaji ini menggelar doa bersama dengan harapan agar semua amal ibadah masyarakat di dusun ini selama puasa diterima di sisi-Nya dan anak-anak mereka menjadi anak yang berbakti pada orangtua.

Setelah memanjatkan doa, para orang tua dan wali murid yang mengantar makanan ketupat ini lalu makan secara bersama semua jenis makanan yang mereka bawa, termasuk para santri yang hadir ke mushalla tempat mereka mengaji.

Menurut pengasuh mushalla, K Fatrah, tradisi itu sebenarnya melambangkan bahwa rasa persaudaraan dan kebersamaan masih terjaga. Para orang tua masih peduli dengan tokoh agama dan guru ngaji mereka.

"Perayaan Lebaran Ketupat di Madura mengandung dua nilai, yakni nilai agama dan nilai tradisi. Nilai agama ada karena perayaan Lebaran ketupat digelar setelah menjalani enam hari puasa sunat di bulan Syawal," kata Fatrah.

Untuk nilai kedua, adalah nilai tradisi, karena pada Lebaran Ketupat orang yang merayakan bukan hanya mereka yang menjalani puasa sunat enam hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Atas dasar itulah, maka perayaan Lebaran Ketupat di kalangan masyarakat tidak bersamaan.

"Ada yang merayakan besok (26/8), tapi ada juga sekarang seperti yang digelar warga dusun Sannik malam ini," terang Kiai Fatrah.

(KR-ZIZ)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Dua wisatawan tewas tenggelam di Padangpariaman

Posted: 25 Aug 2012 06:27 AM PDT

Padangpariaman (ANTARA News) - Dua wisatawan yang tenggelam di Pantai Tapakis, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat ditemukan tewas mengambang di pantai itu, Sabtu.

"Wisatawan asal Koto Baru, Tomi Nasrul (17) dan Riski (16) tenggelam pada Jumat (24/8) sore dan Sabtu sore baru ditemukan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padangpariaman Zainir di Padangpariaman, Sabtu malam.

Dia menjelaskan, awalnya kedua remaja tersebut bersama Yogi Rivaldo (17) berwisata sambil mandi-mandi di tepi pantai menikmati libur Lebaran.

Mereka bertiga dilaporkan hanyut dibawa ombak, kemudian BPBD setempat melakukan pencarian dan menemukan Yogi dalam keadaan pingsan.

Sementara itu, dua remaja lainnya tidak ditemukan setelah melakukan pencarian hingga malam.

Pada Sabtu sekitar pukul 11.00 WIB pencarian diteruskan dan akhirnya menemukan jasad Riski mengambang jauh dari tepi pantai.

Menurut Tim SAR yang melakukan pencarian, di sekitar lokasi ditemukan jasad Riski juga ditemukan ikan lumba-lumba.

Pada pukul 16.00 WIB jasad Tomi terlihat mengambang oleh pengunjung di dekat Muara Tiram Tapakis, tidak jauh dari lokasi tenggelam.

Saat pengunjung menunjuk sesuatu yang mengambang, ratusan pengunjung lainnya yang berwisata ke pantai itu berhamburan ingin melihat.

Tim SAR segera berlari memastikan benda yang mengambang tersebut dan ternyata adalah korban Tomi yang masih menggunakan baju berwarna hitam-putih-merah.

Kedua jasad wisatawan yang ditemukan tersebut langsung dibawa ke Puskesmas setempat untuk diotopsi kemudian dibawa ke kampung halamannya di Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar.

Zainir menyatakan jumlah anggota tim SAR yang turun ke lapangan 100 orang lebih yakni dari BPBD Padangpariaman, Kota Pariaman, Padangpanjang, Tanah Datar, Agam, Basarnas, Polairud Padangpariaman, dibantu bersama nelayan setempat.

Ia mengimbau agar pengunjung jangan bermain terlalu dalam di laut karena bagian dasar pantai Tapakis memiliki lubuk yang bisa menenggelamkan manusia.

(KR-HMR)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan