Ahad, 15 Julai 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Harga Getah Karet Jatuh

Posted: 15 Jul 2012 06:15 AM PDT

Komoditas Lokal

Harga Getah Karet Jatuh

Penulis : Agustinus Handoko | Minggu, 15 Juli 2012 | 13:15 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com -- Harga getah karet di sejumlah daerah Kalimantan Barat anjlok dalam sebulan terakhir. Kemungkinan, jatuhnya harga karet dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak dunia.

Di Kabupaten Kapuas Hulu, getah karet turun dari Rp 16.000 menjadi Rp 9.000 per kg. Di Kabupaten Sekadau, harga karet turun dari Rp 14.000 menjadi Rp 10.000 per kg.

Rozali (65), petani di Kecamatan Nanga Silat, Kapuas Hulu, mengemukakan bahwa petani sangat berharap harga bisa kembali naik. "Saat ini, banyak petani tak menjual getah karet dalam jumlah banyak karena kalau dihitung rugi kalau harus dijual sekarang. Saat ini yang dijual paling-paling untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja," tutur Rozali.

Laurensius Turut, petani di Nanga Mahap, Sekadau, mengatakan, para petani tidak tahu apa penyebab jatuhnya harga. "Petani hanya bisa mengeluh karena tidak tahu apa penyebabnya. Padahal, para petani sudah mulai banyak yang meremajakan tanaman karet di kebunnya," ujar Turut.

Residu minyak mentah biasa digunakan untuk membuat karet sintetis. Jika harga minyak dunia turun, harga karet alam biasanya juga ikut jatuh.

Jamu Sudah Jadi Pilihan

Posted: 15 Jul 2012 06:11 AM PDT

Obat Tradisional

Jamu Sudah Jadi Pilihan

Penulis : Winarto Herusansono | Minggu, 15 Juli 2012 | 13:11 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com -- Masyarakat sudah mulai menjadikan jamu tradisional sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan. Oleh karena itu, jamu berbahan obat kimia harus ditangani serius oleh pemerintah.

"Penertiban terhadap usaha pembuatan jamu kimia perlu terus berlangsung dan harus konsisten," kata Ketua Umum DPP Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional (GP Jamu) Indonesia, Charles Saerang, Minggu (15/7/7/2012), di sela acara Musyawarah Daerah DPD GP Jamu Jawa Tengah di Semarang.

Menurut Charles, pembinaan terhadap perajin jamu yang memberi kontribusi atas kemajuan jamu tradisional juga perlu ditingkatkan. Pemerintah tinggal mendorong pengusaha dan perajin jamu semakin memperluas pemasaran jamu agar makin digemari masyarakat.

Dalam Musda DPD GP Jamu di Semarang, Nyoto Wardoyo kembali terpilih sebagai ketua secara aklamsi. Tugas GP Jamu di antaranya memperkecil pemanfaatan rempah-rempah impor supaya diganti dengan produk tanaman obat lokal yang berhasil dibudidayakan petani di pedesaan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan