Ahad, 15 Julai 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Pertempuran Sengit Pecah di Damaskus

Posted: 16 Jul 2012 02:38 AM PDT

Pertempuran sengit antara pasukan Suriah dan kelompok pemberontak dilaporkan menyebar di sejumlah tempat di ibu kota Suriah, Damaskus, demikian laporan kelompok pemberontak.

Seorang saksi mata, seperti dilaporkan kantor berita Reuters, menggambarkan, pertempuran itu paling sengit semenjak kelompok oposisi melakukan perlawanan terhadap Presiden Bashar al-Assad sejak 15 bulan silam.

Sebuah video yang belum bisa diklarifikasi memperlihatkan asap hitam membubung tinggi di atas Damaskus pada Minggu (15/7/2012) waktu setempat.

Kelompok aktivis antirezim Bashar al-Assad mengatakan, tentara Suriah telah menutup jalan menuju bandar udara dan berupaya mengepung pasukan pemberontak di selatan Damaskus, yaitu di al-Tadamon dan Hajar al-Aswad.

Sejumlah laporan yang belum dapat diklarifikasi menyebutkan, pertempuran sengit telah menyebar di kawasan al-Lawan, di pinggiran Damaskus.

"Ada ratusan orang pejuang di Damaskus... kita akan melihat apa yang terjadi," kata seorang kelompok pemberontak yang mengaku telah berada di ibu kota Damaskus.

"Kalau mereka dapat memukul kami di Damaon, maka pertempuran ini akan terhenti. Tetapi, jika mereka gagal, kami akan terus merangsek maju," tandasnya.

Temuan PBB

Sementara itu, tim peninjau PBB tetap bersikukuh dan telah mengonfirmasi temuannya bahwa pasukan Suriah telah menggunakan senjata berat saat menyerang desah Treimseh, di dekat kota Hama, Kamis lalu.

Seorang peninjau PBB, yang menghabiskan sekitar 48 jam di desa Treimseh seusai serangan itu, mengungkapkan, lebih dari 50 rumah telah dibakar, dan mendengar kesaksian adanya eksekusi terhadap warga desa setempat dan mayatnya dibawa pergi.

Pemerintah Suriah membantah tudingan PBB dan menganggap tuduhan yang dilontarkan oleh Utusan Khusus PBB dan Liga Arab, Kofi Annan, sebagai pernyataan yang tergesa-gesa.

Panglima Militer Korut Dicopot dari Jabatan

Posted: 16 Jul 2012 01:34 AM PDT

Panglima Militer Korut Dicopot dari Jabatan

Senin, 16 Juli 2012 | 08:34 WIB

SEOUL, KOMPAS.com — Panglima Militer Korea Utara Ri Yong Ho telah dicopot dari semua jabatannya karena sakit, demikian kata kantor berita resmi negara komunis itu, Senin (16/7/2012).

Pertemuan badan pengambilan keputusan partai berkuasa, Minggu, memutuskan untuk "melepaskan Ri Yong Ho dari semua jabatannya karena dia sakit", kata badan tersebut.

Jabatan-jabatan termasuk "anggota presidium biro politik, anggota komite biro politik (komite pusat Partai Buruh Korea), dan wakil ketua komisi militer pusat (Partai Buruh Korea)," kata lembaga itu.

Partai Buruh Korea adalah pihak yang berkuasa di Korea Utara.

Ri merupakan seorang tokoh sentral dalam rezim yang menjadi panglima militer pada 2009. Baru-baru ini dia terlihat mendampingi pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada acara peringatan kematian pendiri Korut Kim Il Sung.

Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya, Kim Jong Il, pada Desember.

Beberapa analis percaya bahwa diktator muda itu bisa membawa negaranya dalam arah baru, tetapi butir lain atas kegagalan peluncuran roketnya pada April sebagai bukti bahwa ia kemungkinan akan berlanjut dikucilkan oleh masyarakat internasional.

Korea Utara telah mengembangkan senjata nuklir selama beberapa dekade.

Posisi resmi Pyongyang adalah bahwa pihaknya membutuhkan senjata atom untuk membela diri terhadap ancaman nuklir Amerika Serikat, tetapi pada prinsipnya bersedia untuk menghapus sistem persenjataannya berdasarkan kesepakatan perundingan internasional.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan