Ahad, 15 Julai 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Longsor di Ambon lumpuhkan aktivitas warga

Posted: 15 Jul 2012 07:37 AM PDT

Ambon (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur Kota Ambon sejak Sabtu hingga Minggu mengakibatkan tanah longsor di Kelurahan Mangga Dua, Kecamatan Nusaniwe.

Longsor terjadi sejak pukul 19.25 WIT, memutus akses jalan penghubung antardesa sekaligus melumpuhkan aktivitas warga sekitar.

Seorang warga Kelurahan Mangga Dua, Wim Limahelu, mengatakan pergesaran tanah akibat curah hujan yang tinggi mengakibatkan longsor pada ruas jalan Mangga Dua.

"Kondisi tanah yang mulai bergerak perlahan pada pukul 19.25 WIT hingga mengalami longor pada pukul 19.45 WIT. Peristiwa ini membuat warga mengambil kebijakan untuk menutup ruas jalan agar tidak dilalui kendaraan, guna mengantisipsai terjadinya korban jiwa," katanya.

Menurutnya, longsoran telah terjadi sejak akhir Juni 2012 karana talud penahan tanah mengalami keretakan akibat terkikis air hujan.

"Kondisi ini sedikit membaik setelah Pemerintah Kota Ambon melakukan perbaikan jalan sementara agar akses jalan berfungsi, tetapi hujan deras yang mengguyur Ambon mengakibatkan terjadinya longsor," ujarnya.

Limahelu mengatakan, di kawasan itu terdapat sarana air bersih milik masyarakat.

"Kami telah berkoordinasi dengan PDAM Ambon untuk tidak mengalirkan air ke warga, karena pipa yang putus mengakibatkan air mengalir ke beberapa rumah sehingga harus diputus sementara sambil menunggu perbaikan," katanya.

Camat Nusaniwe, R Talakua di lokasi kejadian menyatakan, ruas jalan tersebut dalam proses perbaikan sejak beberapa hari lalu.

"Jalan tersebut sementara diperbaiki dan tidak dalam kondisi permanen karena terancam putus beberapa waktu lalu. Seluruh perbaikan seperti bronjong penahan juga terbawa tanah longsor sedalam kurang lebih 50 meter," katanya.

Peristiwa tersebut, lanjutnya tidak menimbulkan korban jiwa dan harta benda, hanya satu rumah warga yakni keluarga Edy Lesnusa terkena longoran talud.

"Tidak ada rumah warga yang rusak akibat longsoran, hanya satu keluarga rumahnya terkena patahan talud tetapi tidak ada kerusakan," tandas Talakua.

ANTARA melaporkan, Minggu ruas jalan penghubung beberapa desa di kecamatan itu seperti Desa Urimessing, Mahia, dan Tuni tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.

Warga yang tinggal dekat kawasan tersebut juga harus mengungsi ke tempat yang aman mengantisipasi terjadinya bencana susulan.

Kondisi jalan tersebut mengakibatkan sebagian warga yang tinggal di Desa Urimessing tidak dapat melakukan aktivitas perekonomian, karena jalan tersebut merupakan akses penghubung masyarakat.

Kendaraan yang akan menuju pusat kota sebelumnya bisa melewati ruas jalan tersebut, kembali harus berganti kendaraan dua kali. Kendaraan roda dua dan empat juga harus diparkir di halaman rumah warga, sementara pemiliknya harus berganti kendaraan ojek motor.
(KR-IVA/A013)

Guguran material di Gunung Merapi akibatkan hujan abu

Posted: 15 Jul 2012 07:33 AM PDT

Gunung Merapi (ANTARA/ Wahyu Putro A)

Guguran material di puncak Merapi terdengar cukup keras di Pos Pantau Babadan pada pukul 18.01 WIB, 18.02 WIB dan 18.04 WIB,"

Berita Terkait

Sleman (ANTARA News) - Guguran material vulkanik di puncak Gunung Merapi, pada Minggu sore mengakibatkan sejumlah wilayah di lereng gunung tersebut mengalami hujan abu.

"Guguran material di puncak Merapi terdengar cukup keras di Pos Pantau Babadan pada pukul 18.01 WIB, 18.02 WIB dan 18.04 WIB," kata Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK0 Yogyakarta Sri Sumarti, Minggu malam.

Menurut dia, akibat guguran tersebut sejumlah wilayah terjadi hujan abu seperti di Babadan dan Jurang Jero, Srumbung Magelang.

"Sedangkan dari Pos Selo terpantau tinggi asap guguran ini mencapai 1.000 meter, ke arah barat," katanya.

Ia mengatakan, untuk arah guguran material sampai saat ini belum terpantau karena kejadian sudah cukup sore dan cuaca gelap.

"Meski demikian sampai saat ini status Gunung Merapi masih aktif normal, dan belum ada peningkatan status," katanya.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Yulianto, mengatakan bahwa guguran material vulkanik terjadi dari satu kubah lava gunung berapi di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dengan Yogyakarta karena pelapukan.

"Secara visual dari Pos Babadan di bagian barat daya puncak Merapi, tidak terlihat guguran itu secara langsung. Kami hanya mendengar terdengar suara guguran," katanya.
(V001/Z003)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan