Isnin, 9 Julai 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Menlu Rusia desak pelaksanaan Kesepakatan Jenewa atas Suriah

Posted: 09 Jul 2012 06:24 PM PDT

Moskow (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov Senin mengatakan bahwa Moskow ingin melihat komunike Jenewa yang dicapai oleh kekuatan utama dunia mengenai Suriah dilaksanakan.

Lavrov, yang berbicara dengan kepala delegasi oposisi Suriah yang mengunjungi Moskow, mengatakan Rusia bersikeras mengakhiri kekerasan di Suriah secepat mungkin dan memulai dialog politik antara semua faksi politik.

Sementara itu, Rusia juga ingin melihat pemenuhan kesepakatan yang dicapai di Jenewa oleh kelompok aksi untuk Suriah pada 30 Juni, kata Lavrov.

Michel Kilo, tokoh oposisi Suriah, mengatakan bahwa konflik yang meningkat di negaranya menghambat pembicaraan antara pemerintah dan oposisi.

Suriah telah berubah menjadi "arena konflik internasional," yang menyebabkan tidak ada tempat untuk dialog politik, katanya.

Kilo mengatakan kelompoknya mendukung gagasan dialog intra-Suriah, sementara pemerintah Suriah merasa "tidak puas" dengan permintaan mereka, katanya seperti dikutip kantor berita Itar-Tass.

Lavrov mengatakan, Rusia telah secara aktif bekerja sama dengan pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok oposisi yang berbeda untuk menerapkan rencana perdamaian yang ditengahi oleh utusan khusus PBB-Liga Arab Kofi Annan.

Lavrov mengatakan bahwa Moskow berpendapat krisis Suriah harus diselesaikan oleh rakyat Suriah sendiri.

Kesepakatan Jenewa menyerukan pembentukan pemerintahan transisi di Suriah, tetapi tidak menetapkan penggulingan Presiden Bashar al-Assad.

Pertemuan itu ditandai dengan konsensus pertama di antara kekuatan super mengenai masalah Suriah.

Itu terjadi meskipun adanya perbedaan yang bocor ke media seperti bagaimana Rusia telah berhasil membuat pendekatan baru yang lebih seimbang, setelah Amerika Serikat menuntut mundurnya Bashar sebagai dasar bersama bagi perundingan Jenewa. (AK)

Pemerhati : Xanana menyusun konsolidasi kekuatan

Posted: 09 Jul 2012 06:18 PM PDT

Kupang (ANTARA News) - Pemerhati masalah Timor Leste dari East Timorese Indonesian Citizen Association (ETIKA) Florecio Mario Vieira mengatakan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao tengah menyusun konsolidasi kekuatan untuk memimpin koalisi besar di negara setengah Pulau Timor itu.

"Konsolidasi kekuatan ini tengah digalang oleh mantan presiden pertama Timor Leste itu setelah partai yang dipimpinnya Conselho Nacional de Reconstrucao de Timor (CNRT,bKongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor) meraih 37 persen suara dalam pemilu parlemen yang berlangsung di negara baru itu, Sabtu (7/7)," kata Mario ketika menghubungi ANTARA dari Dili, Timor Leste, Selasa.

Partai politik yang menjadi rival utama CNRT, Fretilin (Frente Revolucionaria de Timor Leste Independente) meraih 30 persen suara, disusul Partai Demokrat yang meraih 10 persen suara dalam pemilu parlemen di wilayah bekas jajahan Portugis dan wilayah bekas provinsi ke-27 Indonesia itu.

"Dengan mencermati perolehan suara tersebut maka antara 30-31 kursi dari 65 kursi di parlemen sudah dalam genggaman Xanana, sedang 24-25 kursi sisanya menjadinya haknya Fretilin, menyusul delapan kursi untuk Partai Demokrat serta dua kursi sisanya untuk Frente-Mudanca," kata Mario.

Alumnus John Heinz III School of Public Policy and Management, Carnegie Mellon University, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat itu menambahkan Fretilin dapat memimpin pemerintahan mendatang di Timor Leste jika mendapat dukungan dari Partai Demokrat.

"Setelah saya mencermati dan menganalisa, partai menengah dan kecil di Timor Leste seperti Partai Demokrat dan Frente-Mudanca akan berkoalisi dengan CNRT pimpinan Xanana Gusmao dan membiarkan Fretilin tetap menjadi oposisi sejak 2006," katanya.

Fretilin, sebuah gerakan pertahanan yang berjuang untuk kemerdekaan Timor Timur yang dirintis pertama dari Portugal dan kemudian dari Indonesia, antara tahun 1974 dan tahun 1998.

Pada awalnya, Fretilin bernama Associacao Social Democratica Timorense (ASDT), namun setelah Timor Timur merdeka melalui referendum pada 30 Agustus 1999, Fretilin menjelma menjadi sebuah partai politik di Timor Leste yang berusaha mendapatkan kekuasaan dalam sistem multi partai.

Mario menambahkan hubungan Xanana Gusmao dengan Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak akan cenderung harmonis, karena Xanana mendukungnya dalam pemilihan umum presiden tahun ini.

Hal ini berbeda dengan hubungan antara Xanana Gusmao dengan mantan presiden Jose Ramos Horta. Hubungan keduanya lebih kritis terhadap mantan sekutunya dan semakin memburuk menjelang pemilihan presiden.

Ketika ditanya soal hubungannya dengan Indonesia, Mario mengatakan Pemerintah Indonesia memandang Xanana Gusmao lebih moderat dan kooperatif sehingga tidak mengalami hambatan dalam membangun hubungan kerja sama kedua negara.

"Xanana Gusmao akan tetap melanjutkan bahkan akan meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, pendidikan dan pariwisata dengan Indonesia, termasuk peluang membangun infrastruktur di Timor Leste sebagai program prioritas Xanana Gusmao," katanya.

Ketika ditanya hubungan Xanana dengan Australia, Mario mengatakan letak persoalannya adalah bagaimana menyelesaikan negosiasi tentang Woodside Petrolemu's Plan untuk memroses sumber gas dari Laut Timor.

"Proyek bernilai sekitar 18 miliar dolar AS ini membutuhkan kemampuan pemerintahan Xanana Gusmao untuk secara efektif menyelesaikan ketegangan tersebut dengan pihak Australia," ujarnya.

Ia mengatakan isu yang mengganjal adalah "processing gas" di kawasan Great Sunrise yang dimiliki oleh perusahaan Australia Woodside.
(ANT)

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan