Selasa, 12 Jun 2012

Republika Online

Republika Online


Mau Liburan tanpa Bikin Kantong Jebol? Ini Dia Kiatnya

Posted: 12 Jun 2012 09:08 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Liburan? Siapa takut. Hampir semua orang menyukai ide berlibur. Namun, ingat-ingat dulu, apakah Anda sudah menyiapkan dananya?

Perencana keuangan, Ligwina Hananto, mengatakan liburan merupakan aktivitas yang seharusnya menyenangkan guna menyegarkan pikiran dan jiwa. Makanya liburan juga harus dilakukan secara terencana, bukan mendadak tanpa perencanaan keuangan yang baik. Saat ingin pergi berlibur seseorang harus memiliki uang terlebih dulu. "Jangan ingin bersenang-senang, tapi liburannya memakai uang pinjaman. Nanti pulang liburan stres lagi karena memikirkan cara untuk membayar utang," kata dia.

Berikut adalah tips dari perencana keuangan Ligwina Hananto dan Mike Rini:

Menabung

Persiapan dana liburan bisa dengan cara menabung. Misalnya, menyisihkan sekitar Rp 1 juta tiap bulan untuk dana liburan. 

Tentukan lokasi dan tujuan

Besarnya dana yang dianggarkan tergantung tiket yang akan dibeli apakah pesawat, kereta, bus, maupun kapal. Selain itu dana untuk akomodasi hotel, tiket masuk ke tempat wisata, makan, dan transportasi selama di tempat liburan atau wisata juga dipersiapkan. 

Belanja

Wisatawan juga perlu mempersiapkan dana untuk belanja di tempat wisata. Ini penting agar biaya untuk belanja jangan sampai over budget dan akhirnya malah semua uang terisap.

Siasati kartu kredit

Memang banyak paket liburan yang ditawarkan oleh kartu kredit. Bagi yang ingin memakainya boleh saja. Namun berani memakai kartu kredit harus berani melunasi uang yang dipakai tersebut. Dengan menggunakan kartu kredit selama liburan, hotel bisa dibayar lebih murah. Namun yang harus dilakukan, begitu liburan usai, kartu kredit harus segera dilunasi dengan dana liburan. 

Uang tunai secukupnya

Disarankan untuk tidak membawa uang tunai dalam jumlah besar saat liburan. Misalnya jika ingin ke negara lain, sebaiknya pelancong membuka rekening di bank-bank yang berlaku secara internasional. Sehingga ketika di negara asing mereka bisa mengambil uang di ATM bank tersebut. Kartu kredit juga sebaiknya dibawa jika ingin berlibur ke luar negeri, semua kartu kredit yang berlogo master maupun visa bisa dipakai.

Asuransi

Hal yang penting juga, kalau ingin berlibur ke luar negeri seseorang sebaiknya memiliki asuransi perjalanan yang meliputi asuransi kecelakaan dan kesehatan. Apalagi jika liburan dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama, asuransi perjalanan sangat dibutuhkan.

Agar Anak Aman Nonton TV, Inilah Tipsnya

Posted: 12 Jun 2012 08:03 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Menonton televisi boleh jadi dianggap sebagai aktivitas menyenangkan. Betul begitu? Salah, ternyata. Para pakar menyebutkan, banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh anak yang terlalu lama memelototi layar kaca itu. Tak hanya bisa menyebabkan obesitas, aktivitas ini juga akan berpengaruh pada kemampuan akademis dalam jangka panjang.

Spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr Hardiono D Pusponegoro SpA(K) mengungkapkan sebuah penelitian terhadap anak di bawah 3 tahun dan 3-5 tahun yang menonton televisi. Dalam penelitian itu, anak di bawah 3 tahun melihat TV rata-rata 2 jam sehari dan anak 3-5 tahun rata-rata 3 jam sehari.

Setelah berusia 6-7 tahun dilakukan penilaian. Hasilnya, setiap jam melihat TV anak di bawah 3 tahun menunjukkan penurunan uji membaca, uji membaca komprehensif, dan penurunan memori. Sebaliknya, anak 3 - 5 tahun memiliki kemampuan mengenal dengan membaca naik. Artinya, anak di bawah 3 tahun lebih banyak menyebabkan efek buruk kecuali kemampuan mengenal dengan membaca.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk itu:

Batasi waktu menonton TV.

Kurang dari 1 jam sehari bagi anak prasekolah.

Kurang dari 2 jam sehari anak yang lebih besar.

Pada anak sekolah dasar dan yang lebih besar, negosiasikan jumlah jam dan rencana jenis acara yang akan ditonton.

Pekerjaan rumah harus didahulukan, tanpa menghidupkan TV.

Orang tua dari bayi harus mulai merencanakan pembatasan televisi bagi anak.

Bila ada masalah perilaku atau gangguan konsentrasi, cobalah menghindari TV untuk periode tertentu dan perhatikan hasilnya.

Perhatikan acara apa yang dilihat anak.

Jangan pasang televisi di kamar tidur.

Jadikan televisi sebagai media belajar.

Duduk bersama anak.

Berdiskusi dan menanyakan apa yang terjadi di televisi.

Membantu anak menafsirkan apa yang dilihatnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan