Selasa, 12 Jun 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Pemerintah Kota Palu mulai bagikan KTP elektronik

Posted: 12 Jun 2012 07:20 AM PDT

Seorang warga merekam identitas pada pembuatan KTP elektronik (E-KTP) di Kecamatan Senapelan, Pekanbaru, Senin (30/4). Pemerintah menetapkan hari terakhir pembuatan E-KTP gratis pada tanggal 30 April. (FOTO ANTARA/FB Anggoro)

Kalau pengurusan KTP elektronik setelah bulan April 2012 maka akan dikenakan biaya Rp50 ribu per orang."

Berita Terkait

Palu (ANTARA News) - Pemerintah Kota Palu mulai Selasa membagikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik secara bertahap kepada masyarakat.

Pembagian KTP elektronik (e-KTP) itu dimulai dari Kecamatan Palu Selatan dengan jumlah penerima sekitar 4.100 orang.

"Kita bagikan secara bertahap per dua kelurahan setiap hari," kata pejabat Kecamatan Palu Selatan, Irfan.

Dia mengatakan, setiap harinya Kecamatan Palu Selatan akan membagikan 500 lembar e-KTP kepada warga yang telah melakukan perekaman data.

Pada hari pertama itu, Kecamatan Palu Selatan membagikan e-KTP kepada warga Kelurahan Birobuli Utara dan Kelurahan Birobuli Selatan.

Di Kota Palu sendiri terdapat empat kecamatan dan 43 kelurahan dengan jumlah warga yang diwajibkan memiliki KTP sebanyak 253.619 orang.

Dari data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palu menyebutkan realisasi perekaman data KTP elektronik di wilayahnya saat ini mencapai sekitar 84 persen dari 253.619 penduduk yang wajib memiliki KTP.

Proses perekaman data KTP elektronik secara gratis itu sudah berakhir April 2012.

"Kalau pengurusan KTP elektronik setelah bulan April 2012 maka akan dikenakan biaya Rp50 ribu per orang," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palu, Burhan Toampo.

Kota Palu adalah satu-satunya daerah di Sulawesi Tengah yang dilaksanakan program pembuatan KTP elektronik pada 2011.

Program KTP elektronik di Ibu Kota Sulawesi Tengah ini seharusnya sudah berjalan pada Agustus 2011 namun baru terlaksana pada awal Oktober 2011 karena keterbatasan perlengkapan.

Kota Palu merupakan salah satu dari 197 kabupaten dan kota di Indonesia yang akan melaksanakan program KTP elektronik pada 2011.

Selanjutnya pada 2012 program KTP elektronik akan diselenggarakan di 385 kabupaten/kota di Indonesia.

Pada tahun ini Kabupaten Sigi, Kabupaten Buol, dan Kabupaten Parigi Moutong di Sulawesi Tengah sedang melakukan sosialisasi pembuatan KTP elektronik kepada warganya.  (R026/Z002)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Psikolog: pendekatan holistik atasi kesurupan massal siswa

Posted: 12 Jun 2012 07:14 AM PDT

KESURUPAN MASSAL. Sejumlah guru memegang seorang siswa yang meronta-ronta karena kesurupan di SMP Negeri 2 Kediri, Jawa Timur, Rabu (12/1). Belasan siswa di SMP tersebut mengalami kesurupan massal, sehingga para guru terpaksa memulangkan siswa lain sebelum jam pelajaran usai agar tidak terjadi keributan. (ANTARA/Arief Priyono)

...kesurupan massal siswa di sekolah menyangkut aspek fisik, psikologis, dan ruhiyah."

Berita Terkait

Yogyakarta (ANTARA News) - Pendekatan holistik dalam proses pembelajaran di sekolah diperlukan untuk mengatasi kesurupan massal siswa, kata psikolog dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Arif Budiraharjo.

"Pendekatan itu diperlukan karena kesurupan massal siswa di sekolah menyangkut aspek fisik, psikologis, dan ruhiyah," katanya menanggapi fenomena kesurupan massal di sekolah, di Yogyakarta, Selasa.

Dalam konteks itu, menurut dia, proses pendidikan secara keseluruhan termasuk pembelajaran agama, harus mampu mendorong dan memperkuat keimanan siswa.

"Dengan keimanan yang kuat, siswa akan memiliki pertahanan diri yang kokoh dalam menghadapi setiap persoalan," kata Ketua Program Studi Magister Studi Islam Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu.

Menurut dia, hal itu penting karena dalam kondisi fisik yang lemah memungkinkan seseorang juga mengalami kelemahan secara psikologis.

"Tingkat kelemahan psikologis yang paling mendasar adalah jika seseorang mengalami kelemahan pada aspek keyakinan (keimanan), sehingga dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan ekstrem yang rentan untuk terjadinya kesurupan," katanya.

Ia mengatakan kesurupan massal mayoritas terjadi pada usia remaja yang secara umum belum memiliki kestabilan psikologis. Ketidakstabilan psikologis itu menjadikan siswa berada dalam kerentanan emosi, termasuk emosi keagamaannya.

Selain itu, kata dia, faktor ruhiyah yang berkaitan dengan makhluk halus juga tidak dapat dinafikan sepenuhnya. Tempat-tempat yang jarang digunakan untuk kegiatan keagamaan sering dijadikan "sarang" makhluk halus dan memiliki tingkat "keangkeran" yang tinggi.

"Oleh karena itu, salah satu upaya pencegahan kesurupan massal dapat dilakukan dengan memaksimalkan fasilitas fisik dan ruang untuk kegiatan keagamaan secara massal pula," katanya.

Berkaitan dengan hal itu, menurut dia, dalam menyikapi fenomena kesurupan massal di kalangan siswa tidak perlu dilakukan secara berlebihan, karena dapat menimbulkan kecemasan lanjutan.

"Para pamong sekolah tidak perlu panik ketika terjadi kesurupan massal, sehingga bertindak menyerempet kesirikan, tetapi dilakukan ikhtiar yang berbasis tawakal," kata Arif. (B015*H010/M008)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan