Selasa, 12 Jun 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Siapakah Ray, "Anak Hutan" dari Berlin Ini

Posted: 13 Jun 2012 03:47 AM PDT

BERLIN, KOMPAS.com -  Polisi Berlin, Jerman, merilis sebuah foto "remaja hutan" misterius yang mendatangi pihak berwajib sembilan bulan lalu. Remaja itu mengatakan, ia telah hidup di hutan selama lima tahun dan tidak tahu siapa dirinya.

Polisi di ibukota Jerman itu mengirim sebuah foto dari remaja laki-laki pirang yang tengah tersenyum dan mengenakan T-shirt serta kalung emas ke media massa untuk meminta bantuan dalam mengungkap kisah anak itu. "Walau ada studi ekstensif dan investigasi, kantor pemuda dan polisi Berlin masih tidak berhasil dalam mengidentifikasi remaja yang menyebut dirinya Ray," kata pernyataan polisi Berlin, yang diterbitkan dalam bahasa Jerman dan Inggris.

"Siapa yang tahu orang yang ada dalam foto ini? Siapa yang bisa memberikan informasi apapun tentang identitasnya? Siapa yang bisa memberikan informasi tentang orang-orang yang mungkin menjadi kerabat orang tersebut?"

Remaja itu menyebut namanya hanya sebagai Ray. Ia mengaku, tanggal lahirnya pada 20 Juni 1994. Dengan berbahasa Inggris dan hanya sedikit bahasa Jerman, remaja itu mencari bantuan di Balai Kota Berlin pada tanggal 5 September tahun lalu.

"Dia mengaku dia hanya tahu tanggal lahir dan nama depannya. Ia dikirim ke badan darurat pemuda," kata polisi. "Di sana dia menceritakan sebuah kisah petualangan."

Ray tidak mampu, atau menolak, untuk memberikan nama keluarga, tempat kelahiran atau informasi biografis lainnya. Namun ia mengatakan, dirinya telah menghabiskan lima tahun terakhir hidup di hutan bersama ayahnya sampai ayahnya itu meninggal mendadak pada Agustus tahun lalu.

Ray mengatakan kepada polisi bahwa ia telah mengubur ayahnya "dalam sebuah lubang di hutan di bawah batu-batu" tapi, setelah "berjalan ke utara selama lima hari" ke arah Berlin, ia tidak bisa menjelaskan bagaimana ayahnya meninggal atau di mana pihak berwenang bisa menemukan jenazah ayahnya tersebut.

Remaja itu mengatakan, ibunya, Doreen meninggal dalam kecelakaan mobil ketika ia berumur 12 tahun. Ia mengaku tidak ingat tentang peristiwa itu tetapi ia menduga bahwa bekas luka di wajahnya merupakan akibat kecelakaan tersebut.

"Kantor pemuda dan polisi Berlin punya keraguan besar tentang cerita anak itu," kata mereka dalam sebuah pernyataan. "Itulah alasannya mengapa kantor pemuda sekarang memutuskan untuk mempublikasikan foto Ray dan meminta bantuan Anda."

Polisi memperkirakan, Ray berusia antara 16 hingga 20 tahun. Ia memiliki mata biru dengan tubuh yang atletis. Remaja itu punya tiga bekas luka di dahi, tiga yang lain di dagu dan satu lagi di lengan kanannya.

Dia membawa sebuah tenda, kantong tidur, ransel yang tampak masih baru dan pakaian bersih saat muncul di Berlin tahun lalu. Kalung di lehernya memiliki liontin dengan huruf D, yang kata Ray itu merujuk ke nama ibunya, Doreen.

Kasus membingungkan itu menjadi berita utama internasional ketika pertama kali muncul tahun lalu. Polisi mengatakan, mereka berharap foto itu akan mendorong seseorang untuk memberi informasi lebih banyak tentang masa lalu remaja itu.

KRI Hasanuddin Tiba di Lebanon

Posted: 13 Jun 2012 02:15 AM PDT

KAIRO, KOMPAS.com - Kapal Republik Indonesia (KRI) Hassanuddin-366 tiba di Lebanon untuk memperkuat misi perdamaian internasional Kontingen Garuda di bawah PBB, United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).

Kapal tempur yang tiba di Lebanon pada Sabtu (9/6) akhir pekan lalu itu akan menjalankan tugas perdamaian selama enam bulan hingga Desember 2012, kata Kepala Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Beirut, Ahmad Syofian, sebagaimana dikutip kantor berita Antara, Selasa.

Ia mengatakan, kedatangan KRI Hasanuddin itu disambut Duta Besar RI untuk Lebanon, Dimas Samodra Rum, Komandan Kontingen Garuda, Kolonel Ddharmawan Bakti, Atase Pertahanan KBRI Kairo merangkap KBRI Beirut, Kol.Laut (P) R.Teguh Isgunanto, jajaran staf KBRI Beirut dan sejumlah anggota Kontingen Garuda. Dalam sambutannya, Dubes Dimas mengharapkan KRI Sultan Hasanuddin dapat kembali mempertahankan prestasi cemerlang Indonesia di mata internasional seperti prestasi yang diraih oleh misi-misi kapal Indonesia sebelumnya.

"Partisipasi KRI Sultan Hasanuddin dalam misi perdamaian UNIFIL ini merupakan bentuk nyata komitmen Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan Resolusi PBB nomor 1702 tentang perdamaian antara Lebanon dan Israel," ujarnya.

Kapal tempur berpeluru kendali milik TNI AL  itu akan tergabung dalam Satuan Tugas Maritime Task Force (Satgas MTF) UNIFIL untuk pengamanan perairan Lebanon, menggantikan KRI Sultan Iskandar Muda-367 yang telah mengakhiri misi perdamaian serupa selama enam bulan. KRI Hasanuddin-366 sebelumnya pada 16 Mei lalu dilepas oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dalam upacara militer di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Menurut Syofian, selain Kapal Indonesia, sejumlah negara juga mengirimkan kapal tempur untuk misi serupa di perairan Lebanon, antara lain, Jerman, Brasil, Bangladesh, Yunani, dan Turki.

Kapal berukuran panjang 90 meter pimpinan Letnan Kolonel (P) Dato Rusman SN tersebut diperkuat satu unit helikopter BO-105 dengan 105 personel, terdiri atas 94 ABK, pilot dan kru heli tujuh orang, serta dokter , anggota Kopaska, perwira penerangan dan intelijen, masing-masing satu orang. KRI Sultan Hasanuddin merupakan jenis kapal korvet di kelas Sigma (Ship Integrity Geometrical Modular Approach) yang dibuat di Belanda tahun 2004.

Kapal ini mampu melaksanakan perang anti kapal selam, surveillance dan operasi anti kapal permukaan untuk mencegah infiltrasi dan agresi musuh.

Sejak 2008, Indonesia telah mengirim secara bergantian beberapa kapal perang di kelas yang sama (Sigma) untuk bertugas menjadi bagian dari Kontingen Garuda TNI di Lebanon.  Kapal-kapal Indonesia sebelumnya yang bertugas di negeri yang bergolak itu adalah KRI Diponegoro, KRI Frans Kaisiepo dan KRI Sultan Iskandar Muda.

Kontingen Garuda TNI di Lebanon saat ini berjumlah sekitar 1.500 personel di antara 13 ribu pasukan PBB dari berbagai negara. Selain di wilayah laut, personel Kontingen Garuda juga bertugas di wilayah darat Lebanon Selatan yang berbatasan dengan Israel.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan