Jumaat, 8 Jun 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Tersangka gembong penyelundup manusia melarikan diri dari Australia

Posted: 08 Jun 2012 09:05 PM PDT

para petugas tidak memiliki dasar hukum untuk mencegahnya keluar dari Australia."

Berita Terkait

Australia (ANTARA News) - Polisi Federal Australia menyatakan tersangka gembong penyelundup manusia Kapten Emad telah meninggalkan Australia.

Pada Senin malam (4/6), salah satu program tayangan televisi ABC Australia menyatakan bahwa Kapten Emad menggunakan identitasnya sebagai pengungsi untuk dapat memasuki Australia. Tayangan televisi itu juga menyatakan bahwa Emad sedang melakukan aksinya dari kawasan pinggiran Canberra.

Menurut laporan ABC,  pria yang juga dikenal sebagai Abu Khalid itu pernah membawa sebuah kapal suaka dari Indonesia pada 2010. Namun pria tersebut bersikap seperti layaknya penumpang biasa ketika pihak otoritas tiba.

Sementara itu, Kepala Penyidikan dan Penegakan Hukum Direktorat Imigrasi Kemenkumham, Engelbertus Rustarto, mengatakan hingga saat ini belum ada permintaan, baik dari polisi Indonesia maupun Australia, untuk mengawasi kemungkinan keberadaan Kapten Emad di Indonesia.

Kantor Berita AFP memastikan bahwa Kapten Emad melarikan diri dari Australia pada Selasa malam (5/6), sehari setelah tayangan televisi ABC disiarkan.

"Pria itu menjadi perhatian yang cukup lama di Bandara Melbourne ketika dia meninggalkan Australia. Dan pada saat malam dia meninggalkan Australia, penyidik membuat keputusan operasional bahwa dia tidak dapat ditahan karena para petugas tidak memiliki dasar hukum untuk mencegahnya keluar dari Australia," kata Komisioner AFP Tony Negus.

"Hal ini, terlepas dari kaitannya dengan tayangan program televisi itu, sedang dianalisa," tambahnya.

Dia mengatakan bahwa ada kemungkinan Kapten Emad akan ditangkap di luar negeri dan kembali ke Australia, kecuali ada lebih banyak bukti yang dapat dikumpulkan sebelum penangkapan itu.

Negus juga mengatakan bahwa polisi telah mengetahui keberadaan Kapten Emad saat ini, namun tidak dapat memberitahukannya.

Pada Selasa (5/6), Menteri Imigrasi Australia Chris Bowen memerintahkan penyelidikan terkait pengakuan Kapten Emad sebagai pencari suaka.

"Tidak ada alasan bagi orang yang memperoleh status sebagai pengungsi berdasarkan informasi palsu," kata Bowen.

"Ketika kami mengetahui bahwa orang yang diberi status pengungsi ternyata berdasarkan informasi palsu, maka status tersebut akan dicabut," tambahnya.

Menurut AFP, hampir 550 orang yang diduga terlibat dalam kasus penyelundupan manusia telah ditangkap sejak 2008, termasuk 12 orang ditangkap di Australia.
(F013)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Sekjen PBB kutuk pembunuhan penjaga perdamaian di Pantai Gading

Posted: 08 Jun 2012 08:31 PM PDT

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon (REUTERS/Denis Balibouse)

Berita Terkait

PBB (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon Jumat mengutuk keras penyergapan di baratdaya Pantai Gading yang menewaskan tujuh penjaga perdamaian dalam Operasi PBB di Pantai Gading (UNOCI).

"Saya baru saja diberitahu bahwa kita telah kehilangan tujuh penjaga perdamaian dari Niger dalam serangan di baratdaya Pantai Gading. Saya sedih dan marah," kata Ban kepada wartawan di sini.

"Para prajurit berani mati dalam menjalankan tugas perdamaian. Saya mengutuk serangan ini dalam istilah yang paling keras," katanya menegaskan.

Tujuh penjaga perdamaian tersebut adalah bagian dari patroli yang berada di misi selatan lokalitas Tai, kata siaran berita yang dikeluarkan oleh UNOCI.

Lokasi tersebut adalah zona tempat UNOCI baru-baru ini memperkuat kehadirannya karena ancaman serangan terhadap penduduk sipil.

Ban menyerukan kepada pemerintah Pantai Gading untuk melakukan yang terbaik untuk mengidentifikasi pelaku dan menahan mereka yang bertanggung jawab atas serangan mematikan itu.

"Saya memahami bahwa rekan-rekan mereka masih dalam bahaya. Bahkan malam ini. setelah serangan itu, lebih dari 40 penjaga perdamaian tetap dengan penduduk desa di daerah terpencil untuk melindungi mereka dari kelompok bersenjata," kata Ban.
(H-AK)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan