Ahad, 27 Mei 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Sembilan orang di India buta setelah operasi katarak

Posted: 27 May 2012 09:06 PM PDT

India Selatan (Antara News/Heppy)

Para korban telah dipindahkan ke rumah sakit pemerintah

Berita Terkait

New Delhi (ANTARA News) - Sedikitnya sembilan orang kehilangan penglihatan setelah menjalani operasi katarak di satu rumah sakit swasta di negara bagian Andhra Pradesh, India selatan.

Sembilan pasien itu berasal dari keluarga miskin dan menjalani operasi tiga hari sebelumnya.

Akibat peristiwa itu pemerintah, Ahad (27/5), melakukan penyelidikan.

"Polisi sedang menyelidiki peristiwa itu setelah korban menduga mereka kehilangan penglihatan mereka akibat ketidakpedulian dokter dan administrasi rumah sakit di Kota Kecil Ongole," kata seorang pejabat senior kepolisian, sebagaimana dikutip Xinhua, Senin.

Namun para dokter rumah sakit membela tindakan operasi mereka dan mengatakan para korban kehilangan penglihatan bukan karena diabaikan oleh petugas medis, melainkan disebabkan oleh retina yang sudah rusak parah.

"Kami menunggu pemeriksaan selesai sebelum memutuskan tindakan yang akan dilakukan," kata pejabat polisi itu.
(C003/A011)

Editor: Heppy

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Rakyat Palestina pantau hasil pemilihan presiden Mesir

Posted: 27 May 2012 08:20 PM PDT

Warga Mesir mengadakan pemilihan umum Rabu (23/5), untuk pertama kalinya memilih presiden mereka dalam pemilihan presiden terbuka yang mengadu Islamis dengan orang-orang di bawah kekuasaan Husni Mubarak. (Reuters/Mohammed Salem)

Berita Terkait

Kota Gaza (ANTARA News) - Rakyat Palestina di Jalur Gaza, yang dikuasai Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), mengikuti secara seksama hasil pemilihan presiden di Mesir yang pertama setelah kerusuhan yang menggulingkan mantan presiden Hosni Mubarak pada 2011.

Media Palestina melaporkan pemilihan presiden Mesir sepanjang waktu karena negara itu merasa berkepentingan dengan pemilihan pemimpin Mesir mengingat selama ini Mesir menengahi banyak kesepakatan antara Palestina dan Israel.

Jalur Gaza, yang sejak 2007 dikuasai oleh HAMAS, berada di bawah pemerintahan Mesir sampai Israel merebut daerah kantung tersebut pada 1967.

Meski demikian, pejabat HAMAS dan Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) di Tepi Barat Sungai Jordan enggan secara jelas memperlihatkan sikap mereka mengenai calon presiden Mesir. Mereka hanya memuji cara pemilihan itu diselenggarakan.

Kepada Kantor Berita Xinhua, Abbas Zaki, anggota komite sentral Partai Fatah --pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas-- pada Minggu menyatakan bahwa sikap Palestina terhadap Mesir tegas dan jelas.

"Rakyat Palestina akan menghormati pilihan rakyat Mesir," katanya.

Sementara itu Saeb Erekat, Kepala Perunding Perdamaian Palestina, menyeru negara Barat "untuk menghormati pilihan demokratis rakyat Mesir dan berhenti menghalanginya dengan dalih apa pun".

Menurut hasil tak resmi, calon presiden dari Ikhwanul Muslimin, Mohamed Moursi, unggul dalam pemungutan suara. Sebanyak 12 calon bersaing dan Moursi akan bertarung melawan mantan perdana menteri Ahmed Shafiq dalam pemungutan suara babak kedua pada Juni.

Saleh el-Bardaweel, pemimpin senior HAMAS di Jalur Gaza, menyatakan bahwa setiap pilihan yang dibuat oleh rakyat Mesir tentu saja akan disambut oleh HAMAS dan rakyat Palestina.

"Semua yang kami inginkan ialah melihat Mesir hidup dalam kedamaian dan ketenangan dan rakyatnya dapat menyampaikan pendapat mereka secara bebas," kata pejabat HAMAS serta menambahkan pihaknya berharap ke depan Mesir mendukung penyelesaian masalah Palestina.

Samer Anabtawi, profesor ilmu politik An-Najah University di Nablus, mengatakan pendukung HAMAS ingin melihat Moursi menjadi presiden mendatang, sedangkan Fatah memilih Shafiq. (C003)

Editor: Maryati

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan