Ahad, 29 April 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Warga Madrid mendirikan Yayasan Nusantara

Posted: 29 Apr 2012 08:14 PM PDT

menurut dia, banyak hal-hal indah di Indonesia yang belum diketahui oleh Spanyol

Berita Terkait

London (ANTARA News) - Masyarakat Spanyol yang cinta Indonesia membentuk Yayasan Nusantara, yang tujuan mempromosikan Indonesia khususnya budaya di Spanyol.

Koordinator Fungsi Pensosbud, Theo Nugroho, kepada ANTARA London menjelaskan Yayasan Nusantara merupakan organisasi non-profit yang pengurus dan anggotanya terdiri atas masyarakat Spanyol yang merupakan Friends of Indonesia.

Hal ini terungkap saaat KBRI Madrid menggelar acara makan siang bersama warga Indonesia El Almuerzo de los Amigos de Indonesia. Pendirian yayasan ini diungkapkan Sr. Francisco Lopez atau lebih dikenal dengan sebutan Pak Paco, warga Spayol yang mengaku hatinya adalah Indonesia.

Paco mengungkapkan Yayasan Nusantara diketuai menyatakan dalam waktu dekat Yayasan Nusantara akan diresmikan. Ia mendirikan yayasan tersebut karena ingin agar Indonesia lebih dikenal di Spanyol.

Menurut dia, banyak hal-hal indah di Indonesia yang belum diketahui oleh Spanyol.

Rencana tersebut mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak yang turut serta dalam acara El Almuerzo itu. Hadir dalam acara tersebut sekitar 50 undangan antara lain: kerabat kerajaan Spanyol, Joseph Clonard Bourbon, didampingi isteri dan anak, artis televisi, penari dan penyanyi yang belum lama ke Indonesia Sonia Dorado, dan Wakil Ketua Yayasan Nusantara, Dr. Javier Gil-Perez yang mengambil S-3 di Indonesia.

Koordinator Fungsi Pensosbud, Theo Nugroho, menjelaskan tujuan dari acara ini adalah untuk lebih mendekatkan KBRI dengan masyarakat Spanyol sekaligus untuk memperluas Friends of Indonesia di Spanyol.

Saat ini, pihaknya sedang menjajaki kemungkinan untuk memperluas penyelenggaraan El Almuerzo di kota-kota lain di Spanyol bekerjasama dengan Yayasan Nusantara.
(ZG)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Wartawan Prancis cedera, hilang di Kolombia

Posted: 29 Apr 2012 07:20 PM PDT

Bogota (ANTARA News) - Seorang wartawan Prancis yang cedera dan tampaknya diculik di Kolombia setelah bentrokan antara pemberontak dan militer masih belum ditemukan pada Ahad (29/4), kata Kementerian Pertahanan Kolombia.

Menteri Pertahanan Juan Carlos Pinzon mengatakan kepada wartawan di Florencia, ibu kota Provinsi Caqueta bahwa wartawan kawakan Romeo Langlois --yang menyertai tentara-- "terkena peluru di lengan kirinya" selama baku-tembak kecil di Caqueta.

Prajurit Angkatan Darat Kolombia yang melancarkan operasi kontranarkotika, yang menghancurkan lima laboratorium pemrosesan kokain, terlibat baku-tembak dengan anggota Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), kata Pinzon.

"Di tengah ketegangan dan tekanan, yang mereka alami, (Langlois) memutuskan untuk membuka helmnya dan jaket antipelurunya untuk memperlihatkan ia adalah warga sipil saat ia bergerak menuju daerah tersebut dari tempat gerilyawan melepaskan tembakan," kata Pinzon, yang mengutip keterangan tentara.

Ia menambahkan itu lah yang mereka ketahui sejauh ini mengenai peristiwa tersebut, yang terjadi Sabtu (28/4) di satu daerah yang dikenal dengan nama La Montanita di Caqueta, tempat pemberontak beroperasi dan diduga memperoleh sebagian dana dari penjualan narkotika.

Menteri itu tak mengkonfirmasi apakah wartawan tersebut telah diculik oleh FARC, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin pagi. "Kami tidak tahu secara pasti pada saat ini apa saja yang terjadi pada wartawan itu," katanya.

langlois, koresponden perang dengan pengalaman sedikitnya 12 tahun meliput negara bermasalah Amerika Selatan tersebut, menjadi wartawan lepas buat saluran televisi berita Prancis, France 24, dan surat kabar Le Figaro.

Menteri itu menyeru kelompok pemberontak tersebut agar menjadi keselamatan dan jiwa Langlois, kalau mereka menawan dia.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe memberitahu media Prancis, Ahad (29/4), wartawan tersebut berada di tangan pemberontak Kolombia.

Langlois (35) "diculik" dan "disandera", kata Juppe. Ditambahkannya, kementeriannya akan menjadi penengah dengan pemerintah Kolombia.

Penculikan wartawan tersebut adalah peristiwa pertama dalam beberapa tahun di Kolombia.

Enam anggota pasukan keamanan yang cedera selama pertempuran dengan FARC dibawa ke Florencia untuk dirawat.

Empat personel keamanan tewas selama baku-tembak itu, termasuk seorang sersan, dua prajurit Angkatan Darat dan seorang perwira polisi, kata Pinzon, yang menyatakan satu gerilyawan dikonfirmasi tewas.

"Sedikitnya tujuh (orang lagi) diperkirakan telah tewas", kendati militer tak bisa memastikan sebab gerilyawan membawa pergi mayat anggotanya yang tewas dalam baku-tembak, ia menambahkan.
(C003/A011) 

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan