Rabu, 23 November 2011

Republika Online

Republika Online


Makan Terlalu Cepat Ternyata Bikin Anda Gemuk

Posted: 23 Nov 2011 09:00 PM PST

REPUBLIKA, JAKARTA--Percayakah anda jika makan terlalu cepat menyebabkan kegemukan? Temuan penelitian di Selandia Baru mengatakan demikian. Dalam studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of American Dietetic Association, para peneliti menemukan bahwa wanita berusia 40-50 yang makan cepat lebih cenderung menjadi gemuk daripada yang makan lambat.

Bahkan, menurut penelitian di Jepang sebelumnya, makan cepat bisa menyebabkan dua kali lipat resiko kelebihan berat badan. Universitas Osaka memantau kebiasaan makan dari 3.000 orang. Mereka menemukan kesimpulan 84 persen laki-laki yang makan cepat, lebih mungkin untuk mengalami kegemukan.

"Makan terlalu cepat membuat otak kita tidak menyadari bahwa perut sudah penuh,"kata  profesor fisiologi metabolik di Universitas Nottingham, Ian McDonald.

Pada saat yang sama, hormon ghrelin yang memberi sinyal ketika perut merasa lapar menurun. "Diperlukan waktu selama 20 menit setelah anda mulai makan, sampai pesan untuk berhenti sampai ke otak. Sederhananya, makan terlalu cepat, dan Anda cenderung memenuhi perut dengan makanan berlebih," kata McDonald.

Konsultan pencernaan di Klinik London dan Rumah Sakit St Mark di London, David Forecas mengatakan makan terlalu cepat juga meneyebabkan perut kembung. "Banyak udara yang tertelan sehingga perut menjadi tidak nyaman,"kata dia. Menurutnya, orang rata-rata membutuhkan waktu minimal 20 menit untuk makan.

Full content generated by Get Full RSS.

Anak-anak Dianjurkan Kontrol Kolesterol Sejak Kecil

Posted: 23 Nov 2011 04:48 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, MICHIGAN - Satu pedoman medis menyarankan anak-anak dengan usia sembilan tahun untuk memeriksa kadar kolesterol dan tekanan darah. Alapagi jika anak mengalami obesitas.

Pedoman ini diterbitkan pekan lalu di jurnal Pediatrics. Pedoman ini dibuat oleh Dokter anak AS yang bekerja sama dengan Institut Jantung, Paru-paru dan Darah Nasional.

Dr Stephen Daniels dari University of Colorado School of Medicine memimpin pembuatan pedoman tersebut. Pedoman ini merekomendasikan agar anak-anak mengetahui tingkat kolesterol mereka saat berusia 9 sampai 11 tahun.

Selanjutnya, di usia 17 sampai 21 diperiksakan kembali. Meskipun penyakit jantung jarang terjadi pada anak-anak muda, faktor risiko seperti diet yang salah dan gizi di masa kecil bisa mempercepat perkembangan penyakit kardiovaskular aterosklerotik (CVD), atau pengerasan arteri, di masa dewasa. 

Anak-anak juga dianjurkan memeriksaan tekanan darahnya secara rutin. Sementara itu, sebuah studi 2009 dari Universitas Michigan menemukan bahwa lemak tubuh merupakan indikator yang buruk untuk memprediksi kadar kolesterol pada anak-anak.

Anak-anak dalam kisaran berat badan yang sehat juga ternyata beresiko memiliki tingkat lemak dan kolesterol yang tinggi.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan