Rabu, 23 November 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Al Azhar Minta Militer Mesir Tahan Diri

Posted: 24 Nov 2011 02:54 AM PST

Al Azhar Minta Militer Mesir Tahan Diri

| Egidius Patnistik | Kamis, 24 November 2011 | 10:54 WIB

AFP/MAHMUD HAMS

Demonstran yang terluka dibawa pergi oleh rekan-rekannya dalam bentrokan dengan polisi Mesir di jalan menuju Kementerian Dalam Negeri, dekat Alun-alun Tahrir, Kairo, Rabu (23/11). Ribuan demonstran menuntut mundurnya Dewan Agung Militer meskipun penguasa sementara Mesir itu berjanji menyerahkan kekuasaan pada Juni 2012.

TERKAIT:

KAIRO, KOMPAS.com - Sheikh Ahmed al-Tayyeb yang menjadi Imam Besar Al Azhar, tempat pengajaran Islam Sunni terbesar, Rabu (23/11/2011), minta polisi Mesir untuk tidak menembak demonstran yang menginginkan perubahan demokratis. Permintaan tersebut disampaikan dalam sebuah pidato yang direkam di televisi negara.

Sheikh Ahmed al-Tayyeb juga minta pasukan bersenjata mencegah konfrontasi di antara rakyat. Kepada para demonstran ia menyeru untuk mempertahankan sifat damai demonstrasi itu.

Al Azhar "minta pada pemimpin polisi untuk mengeluarkan dengan segera perintah untuk tidak membidikkan senjata mereka pada demonstran ... tidak masalah apa alasannya," kata Tayyeb.

Ia minta pada pasukan bersenjata agar memberikan dukungannya untuk mencegah konfrontasi di antara rakyat, katanya. "Al Azhar juga minta pada anak-anak kami di Lapangan Tahrir dan semua lapangan di Mesir untuk menjaga sifat damai revolusi mereka, meskipun ada pengorbanan dan hadapi kesulitan, dan untuk melindungi semua properti pribadi dan publik". Dalam pernyataan yang luar biasa keras dari Al Azhar, Tayyeb mengatakan, setiap dialog yang "dinodai dengan darah akan dihukum dan hasilnya akan pahit".

Pernyataan itu dibuat sehari setelah Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) yang berkuasa mengadakan pembicaraan dengan sejumlah kekuatan politik dalam upaya untuk menahan krisis terburuk yang telah dihadapi sejak Hosni Mubarak digulingkan pada Februari lalu. Panglima Tertinggi Hussein Tantawi, menteri pertahanan dalam waktu lama di bawah Mubarak yang sekarang memimpin negara itu, Selasa lalu berusaha untuk menenteramkan para demonstran dengan pidato yang menjamin mereka bahwa militer tidak ingin memerintah untuk jangka waktu tak terbatas.

Rabu, bentrokan berkobar antara polisi dan demonstran yang meminta agar SCAF mundur dan menyerahkan kekuasaan pada pemerintah sipil. Menurut kementerian kesehatan, kekerasan yang pertama kali meletus pada Sabtu lalu itu telah menyebabkan sedikitnya 35 orang tewas. Kekerasan itu juga telah mendorong masyarakat internasional, termasuk kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, dan Sekjen PBB, Ban Ki-moon minta pasukan keamanan Mesir agar menahan diri.

Full content generated by Get Full RSS.

Penerbangan di Uruguay Terganggu Abu Vulkanik

Posted: 24 Nov 2011 02:44 AM PST

Letusan Gunung

Penerbangan di Uruguay Terganggu Abu Vulkanik

Dahono Fitrianto | Nasru Alam Aziz | Kamis, 24 November 2011 | 10:44 WIB

MONTEVIDEO, KOMPAS.com — Penerbangan di Uruguay terganggu untuk dua hari berturut-turut hingga Rabu (23/11/2011) waktu setempat atau Kamis (24/11/2011) WIB akibat bahaya abu vulkanik yang ditimbulkan letusan Gunung Puyehue di Cile.

Pejabat Bandar Udara Internasional Carrasco di ibu kota Uruguay, Montevideo, mengatakan, beberapa pesawat mengalami penundaan bahkan pembatalan akibat abu vulkanik ini.

"Ada satu penerbangan (maskapai) TACA yang dibatalkan Rabu pagi. Kemudian pesawat American Airlines menunda penerbangannya dari Miami (AS) dan akhirnya membatalkannya. Satu lagi penerbangan dari Rosario (Argentina) dibatalkan, sementara penerbangan maskapai Iberia dari Madrid (Spanyol) tiba setelah tertunda tiga jam," tutur pejabat tersebut.

Gunung Puyehue meletus 4 Juni lalu dan hingga saat ini terus mengeluarkan abu vulkanik yang mengganggu penerbangan di belahan bumi selatan, mulai dari kawasan ujung Amerika Selatan hingga Australia.

Dinas Geologi dan Pertambangan Nasional Cile memperkirakan, abu vulkanik dari Puyehue akan terus mengganggu penerbangan hingga beberapa bulan ke depan. Abu vulkanik bisa merusak bagian dalam mesin jet pesawat.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan