Ahad, 2 Oktober 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Gempa Padang Tidak Berpotensi Tsunami

Posted: 02 Oct 2011 07:09 AM PDT

PADANG, KOMPAS.com - Gempa yang menguncang Kota Padang, Sumatera Barat, dengan kekuatan 4,3 skala Richter (SR) pada Minggu pukul 13.06 WIB tidak berpotensi tsunami.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa itu berada pada 0.82 Lintang Selatan (LS), 99.65 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 10 Km dimana berpusat 77 Km barat laut Kota Padang.

Saat terjadi gempa, warga Kota Padang banyak yang keluar rumah untuk menghindari kemunginan terjadinya runtah bangunan.

Elok, warga Jl. Jati Padang mengatakan, saat gempa terjadi, dirinya sedang berada di lantai dua rumahnya dan langsung berupaya keluar guna menghindari kemunginan tertimpa reruntuhan bangunan.

"Rasa trauma masih belum hilang ketika gempa 30 September 2009 kekuatan 7,9 skala Richter (SR)," katanya, Minggu (2/10/2011).

Saat terjadi gempa 30 September 2009, tambah Elok, banyak bangunan rumah maupun gedung yang roboh serta korban jiwa. "Gempa yang terjadi dua tahun lalu, kami merasakan guncang yang sangat besar hingga merubuhkan rumah maupun bangunan gedung, serta banyak korban jiwa," kata Elok.

Dia menambahkan, mudah-mudahan saja, gempa susulan tidak terjadi kembali, rasa trauma masih ada ketika gempa kekuatan 7,9 SR.

Koordinator Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Sumatera Barat Ade Edward mengatakan, gempa yang menguncang Kota Padang, Minggu, berkaitan dengan letusan Gunung Marapi. "Titik pusat gempa tersebut berada di laut Kota Padang," katanya.

Dia menambahkan, warga Kota Padang tidak perlu panik karena hal itu justru bisa menimbulkan korban jiwa. Warga perlu berusaha untuk menyelamatkan diri menghindar dari kemunginan tertimpa bangunan namun tidak usaha panik.

"Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa, rumah, bangunan gedung yang rusak, guncangan gempa hal dalam skala kecil," kata Ade Edwar.

16 Desa Baru di Bali Terjangkit Rabies

Posted: 02 Oct 2011 06:51 AM PDT

16 Desa Baru di Bali Terjangkit Rabies

Benny N Joewono | Minggu, 2 Oktober 2011 | 13:51 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Pejabat Dinas Peternakan Provinsi Bali mengatakan selama kurun waktu enam bulan terakhir terdapat 16 desa baru di Pulau Dewata yang terjangkit rabies.

"16 desa yang baru terjangkiti itu tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota daerah tujuan wisata internasional tersebut," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali I Putu Sumantra di Denpasar, Minggu (2/10/2011).

Dia menjelaskan, desa yang baru terjangkit itu artinya di wilayah tersebut baru terdapat lagi kasus penyakit anjing gila selama periode waktu tersebut.

Menurut Sumantra, desa baru yang terjangkit itu memiliki kategori tersendiri, yakni desa aktif dan paling aktif. "Desa aktif artinya selama enam bulan hanya ditemukan beberapa kasus rabies, sedangkan paling aktif yakni setiap bulannya selalu terdapat kasus positif rabies," ujarnya.

Sumantra mengatakan meskipun terdapat 16 desa baru yang terjangkit tersebut tetapi banyak desa lainnya yang sudah terbebas dari penyakit mematikan itu.

Hal itu, katanya, berkat program penanganan yang terpadu, salah satunya adalah dengan melakukan vaksinasi massal terhadap anjing. "Program vaksinasi massal ini cukup berhasil menekan kasus rabies sekaligus meminimalisir kejadian gigitan oleh hewan penyebar virus itu," ujarnya.

Sumantra menjelaskan selama enam bulan sebanyak 23 desa yang tidak ada kasus rabies sedangkan selama kurun waktu sembilan bulan sudah sebanyak 37 desa yang bebas kasus.

"Selama kurun waktu 12 bulan atau satu tahun sebanyak 166 desa di Bali sudah tidak ditemukan lagi kasus penyakit anjing gila," katanya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan