Ahad, 2 Oktober 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Ahmadinejad tawarkan penyelesaian masalah Palestina

Posted: 02 Oct 2011 07:43 PM PDT

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad (REUTERS/Eric Thayer)

Berita Terkait

Teheran (ANTARA News) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Ahad (2/10), mengusulkan "penyelesaian sederhana" bagi konflik Palestina-Israel, yaitu "setiap orang mesti pulang".

"Jika para pendukung rejim Zionis ingin menyelesaikan masalah itu ... penyelesaiannya sederhana saja ... setiap orang mesti pulang," ia mengatakan pada konferensi internasional di Teheran, sementara PBB mempertimbangkan permohonan bagi negara Palestina.

"Sebagian orang miskin dibawa ke Palestina dengan janji keamanan dan pekerjaan sementara mereka membuat Palestina jadi pengungsi ... Jadi sekarang orang Palestina mesti pulang ke rumah mereka dan orang yang dibawa ke sini pergi pergi ke rumah mereka," kata Presiden Iran tersebut.

Konferensi Internasional mengenai Palestina selama dua hari di Teheran dihadiri oleh anggota parlemen dari sebanyak 20 negara dan tokoh termasuk Khaled Meshaal, pemimpin di pengasingan dari gerakan HAMAS.

Dalam acara pembukaan Sabtu (1/10), pemimpin spiritual di Iran Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan kembali sikap Republik Islam mengenai pemecahan tanah Palestina.

"Setiap rencana yang akan mengakibatkan pemecahan Palestina tak dapat diterima," kata Khamenei sebagaimana dikutip AFP, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin. "Setiap yang yang akan menciptakan dua negara ... akan diterima menerima negara Zionis di tanah Palestina."

Ahmadinejad, yang terkenal karena mengeluarkan ucapan sengit anti-Israel, pada Ahad (2/10), menyebut negara Yahudi sebagai tumor kanker yang harus dihilangkan untuk menyelamatkan wilayah tersebut dan dunia.

Iran belum mengakui Israel sejak Revolusi Islam 1979 dan mendukung kelompok pejuang Palestina serta Lebanon, yang memerangi negara Yahudi.

Pada 23 September, Dewan Keamanan PBB menerima permohonan bagi pengakuan penuh negara Palestina, di tengah penentangan keras Israel dan Amerika Serikat.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

NATO serang desa kelahiran Gaddafi

Posted: 02 Oct 2011 07:06 PM PDT

Pejuang anti-Gaddafi menembakkan meriam dalam pertempuran melawan pasukan loyalis Gaddafi di Sirte, Senin (26/9). Hingga pejuang anti Gaadafi memasuki Sirte dan mengusai sebagiannya, keberadaan Muammar Gaddafi masih dipertanyakan. (FOTO ANTARA/REUTERS/Goran Tomasevic/djo/11)

Ada beberapa tentara Gaddafi yang masih di sana. NATO telah minta kami untuk mundur,"

Berita Terkait

Video

Sirte, Libya (ANTARA News) - Asap terlihat membubung  dari sebuah desa di Sirte, Minggu,  tempat Muamar Gaddafi dilahirkan. Asap itu muncul saat pemberontak mengatakan serangan udara NATO telah menghantam tempat itu.

Masoud Jema al-Amari, seorang pemberontak dari kota Benghazi di Libya timur, mengatakan ada bentrokan di desa Abu Hadi, tempat Gaddafi menurut laporan lahir di sebuah tenda Badui pada 1942.

"Ada beberapa tentara Gaddafi yang masih di sana. NATO telah minta kami untuk mundur," supaya mereka dapat melancarkan serangan udara di kota itu, di pinggiran selatan kota Sirte dekat Bandara setempat, katanya.

Imam Mahmoud Hammoud al-Kaleni, yang terlihat meninggalkan desa itu dengan keluarganya, mengatakan para pejuang dari rezim baru Libya telah minta mereka untuk  bergegas meninggalkan tempat tersebut.

"Pejuang itu mengawal kami keluar. Mereka datang ke rumah kami dan mengatakan dalam waktu satu jam kami harus keluar dan dalam jangka waktu itu keadaan masih aman," katanya.
(S008)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan