Ahad, 2 Oktober 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Usul Sederhana Ahmadinejad Soal Palestina

Posted: 03 Oct 2011 04:06 AM PDT

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, Minggu (2/10/2011), mengusulkan "penyelesaian sederhana" konflik Palestina-Israel, yaitu "setiap orang mesti pulang".

"Jika para pendukung rezim Zionis ingin menyelesaikan masalah itu ... penyelesaiannya sederhana saja ... setiap orang mesti pulang." Ia mengatakan hal itu pada Konferensi Internasional tentang Palestina di Teheran, sementara PBB mempertimbangkan permohonan Palestina untuk menjadi anggota penuh badan dunia itu.

"Sebagian orang miskin dibawa ke Palestina dengan janji keamanan dan pekerjaan, sementara mereka membuat Palestina jadi pengungsi. Jadi, sekarang, orang Palestina mesti pulang ke rumah mereka dan orang yang dibawa ke sini pulnag ke rumah mereka," kata Presiden Iran itu.

Konferensi Internasional mengenai Palestina selama dua hari di Teheran itu dihadiri anggota parlemen dari 20 negara dan tokoh seperti Khaled Meshaal, pemimpin di pengasingan gerakan HAMAS ikut hadir.

Dalam acara pembukaan konferensi itu, Sabtu, pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan kembali sikap Republik Islam prihal pemecahan tanah Palestina. "Setiap rencana yang akan mengakibatkan pemecahan Palestina tak dapat diterima," kata Khamenei.

Ahmadinejad, yang terkenal karena mengeluarkan ucapan anti-Israel, Minggu, menyebut negara Yahudi sebagai tumor kanker yang harus dihilangkan demi menyelamatkan wilayah Palestina dan dunia. Iran belum mengakui Israel sejak Revolusi Islam 1979 dan mendukung kelompok pejuang Palestina serta Lebanon, yang memerangi negara Yahudi itu.

Pada 23 September, Dewan Keamanan PBB menerima permohonan bagi pengakuan penuh negara Palestina, di tengah penentangan keras Israel dan Amerika Serikat.

7 Tersangka Anggota Al Qaeda Diadili

Posted: 03 Oct 2011 03:40 AM PDT

JEDDAH, KOMPAS.com — Arab Saudi telah mengadili tujuh orang yang dituduh membentuk sebuah kelompok teror dan mendirikan kamp pelatihan di gunung dekat perbatasan selatan negara itu dengan Yaman, kata surat kabar Al-Watan, Minggu (2/10/2011).

Sidang pengadilan itu berlangsung di pengadilan kriminal khusus di Riyadh dan terbuka hanya bagi media lokal yang dipilih.

Setelah Al Qaeda melancarkan serangan di Arab Saudi pada 2003, pemerintah telah menangkap ribuan orang yang dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok garis keras itu. Beberapa pengkritik mengatakan, sebanyak 12.000-30.000 orang, yang kelompok-kelompok hak asasi katakan, telah dipenjarakan, termasuk sejumlah aktivis politik.

"Pengadilan itu telah melakukan pemeriksaan kelimanya kemarin atas kasus terhadap tujuh tersangka Saudi ... yang dituduh mendirikan sebuah sel teror dengan tujuan merampas tanah serta melaksanakan rencana dan tujuan Al Qaeda," kata al-Watan.

Al-Watan mengatakan, sel itu terungkap pada 2003 setelah seorang warga setempat melihat kamp pelatihan tersebut dan memberitahukannya kepada pemerintah. Kelompok garis keras tersebut diperkirakan sebagai yang paling lama bertahan di negara itu, dibentuk pada 2002, kata sumber yang tak menyebutkan jati dirinya sebagaimana dikutip al-Watan.

Kelompok itu juga dituduh berupaya untuk melakukan serangan bom bunuh diri di sebuah bandara di kota Arar di bagian timurlaut negara itu, dekat perbatasan Irak, berkoordinasi dengan "anggota-anggota teror" dari luar negara itu.

Pada Agustus, kementerian dalam negeri mengatakan sebanyak 5.696 orang telah ditahan oleh pihak berwenang dalam sejumlah kasus "militan", yang 5.080 di antara mereka telah tampil di pengadilan.

Bulan lalu, 41 tersangka yang dituduh membentuk sebuah kelompok terkait Al Qaeda untuk menyerang pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di negara tetangga Arab Saudi, seperti Kuwait dan Qatar, telah diadili. Putusan pengadilan mereka belum diumumkan.

Yaman yang berbatasan dengan Arab Saudi juga sedang dilanda pergolakan rakyat, dan kehadiran Al Qaeda menonjol, dengan laporan terakhir mengatakan puluhan orang tewas dalam bentrokan pasukan keamanan dan gerilyawan jaringan itu.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan