Sabtu, 1 Oktober 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Mayoritas Masyarakat Masih Dukung KPK

Posted: 01 Oct 2011 08:34 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah penilaian berbagai pihak bahwa sebagian besar masyarakat tak lagi mendukung KPK. Pihak KPK merasa mayoritas masyarakat masih mendukung kerja lembaga tersebut.

Saya cukup terenyuh ada masyarakat yang mendukung. Ada pengaduan korupsi di Koperasi Unit Desa dengan tulisan tangan yang disampaikan ke saya.

-- Johan Budi

"Kalau dibilang tidak mayoritas, saya kira masih banyak yang dukung KPK," kata Juru Bicara KPK Johan Budi pada sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (1/10/2011).

Penilaian Johan tersebut berdasarkan pengaduan masyarakat ke KPK yang mencapai 55.000 pengaduan. Menurutnya, masyarakat kecil masih memberi harapan kepada KPK setelah melihat pengaduan yang disampaikan salah seorang warga melalui surat.

"Saya cukup terenyuh ada masyarakat yang mendukung. Ada pengaduan korupsi di KUD (koperasi unit desa) dengan tulisan tangan yang disampaikan ke saya. Ada dana (KUD) yang ditilap kepala desanya, dan minta diusut. Paling tidak, mereka berharap KPK tangani ke sana," ungkap Johan.

Pada kesempatan itu, Johan juga mengkritik DPR RI terkait penolakan untuk membangun gedung baru KPK. Kritik lain, yakni penolakan anggota DPR untuk membuka kantor perwakilan KPK di daerah.

"Kami geli juga ada anggota Dewan yang sampaikan KPK tidak perlu buka perwakilan. Nanti malah superpower. Maksudnya apa? Ada persepsi yang salah dimunculkan di sana. Tentu bukan (atas nama) lembaga, melainkan orang per orang," kata Johan.

Johan membantah pernyataan bahwa KPK hanya memakan uang negara dengan jumlah besar, tetapi tidak sebanding dengan pengembalian uang negara yang dikorupsi. KPK, kata dia, sampai pertengahan 2011 telah mengembalikan uang negara melalui Kementerian Keuangan hingga Rp 1,4 triliun. Adapun harta dalam bentuk lain, seperti tanah dan bangunan, hampir Rp 6 triliun.

Inilah Seruan Perdamaian Pemuda Dunia

Posted: 01 Oct 2011 08:18 AM PDT

AMBON,KOMPAS.com- Pemuda dunia menyerukan deklarasi perdamaian di monumen gong perdamaian dunia, di Ambon, Maluku, Sabtu (1/10/2011) malam. Deklarasi yang berisi lima poin seruan itu merupakan hasil kesepakatan pemuda Indonesia dan sejumlah negara yang menghadiri Forum Pemuda Dunia di Ambon, hari ini.

Kelima poin seruan itu adalah:

1. Mengecam keras segala bentuk kekerasan dan kesewenang-wenangan yang terjadi di seluruh dunia

2. Menyerukan penghapusan segala bentuk diskriminasi yang terkait suku, agama, dan ras

3. Menyerukan untuk saling menghargai, menghormati, dan menyebarkan budaya dalam semua aspek kehidupan dalam mencegah dan menyelesaikan kekerasan dan konflik.

4. Menyerukan kepada pemerintah dan seluruh pemimpin dunia untuk serius dalam mencegah dan menyelesaikan segala bent uk kekerasan dan konflik melalui pendekatan keadilan, pendidikan, dan kesejahteraan dengan tetap memperhatikan kearifan lokal setiap bangsa.

5. Berkomitmen untuk terlibat aktif menjadi pelopor dan pelaku dalam mewujudkan dunia yang penuh dengan damai, harmonis, dan cinta.

Deklarasi perdamaian dunia ini dibacakan oleh Wakil Presiden World Assembly of Youth yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia Ahmad Doli Kurnia. Ahmad membacakannya di depan gong perdamaian dunia didampingi utusan pemuda dari enam negara yang hadir dalam Forum Pemuda Dunia di Ambon, yaitu Belanda, Rusia, Nigeria, Somalia, Pakistan, dan Timor Leste.

Setelah pembacaan, peserta Forum Pemuda Dunia bersama perwakilan Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota Ambon melepas sejumlah burung merpati. Acara pembacaan deklarasi dan pelepasan burung merpati yang dilakukan bersamaan dengan penutupan Festiva l Teluk Ambon tersebut, disaksikan oleh ratusan warga Ambon.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan