Isnin, 17 Oktober 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Menbudpar resmikan situs Candi Kimpulan

Posted: 17 Oct 2011 06:30 AM PDT

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia Jero Wacik. (FOTO ANTARA/Teresia May)

Berita Terkait

Sleman (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Senin meresmikan Situs Candi Kimpulan, yang berada di komplek Perpustakaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Jalan Kaliurang, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik yang disaksikan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof Edy Suwandi dan Ketua Badan Wakaf UII Lutfi Hasan.

"Ini sebuah sejarah, di mana situs candi Hindu ditemukan di kompleks universitas yang bernafaskan Islami. Kebesaran jiwa dan toleransi antarumat beragama di Indonesia," ujar Jero Wacik.

Peresmian situs Candi Kimpulan yang ditemukan pada akhir 2008 saat pembangunan pondasi gedung perpustakaan UII Yogyakarta ini, sekaligus diikuti dengan peresmian Gedung Perpustakaan UII Yogyakarta yang diberi nama Gedung Mohammad Hatta.

Pada peresmian ini, juga hadir Mutia Hatta yang merupakan wakil dari keluarga Wakil Presiden pertama RI Muhammad Hatta, yang namanya diabadikan sebagai nama gedung perpustakaan UII Yogyakarta.

"Keluarga Bung Hatta menyampaikan rasa bahagia dan bangga, karena nama ayah kami diabadikan sebagai nama perpustakaan ini. Semoga semangat Bung Hatta dalam mencintai buku, mampu ditransformasikan melalui perpustakaan ini," katanya.

Kepala Balai Pelesatarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta Herni Pramastuti mengatakan sejauh ini Candi Kimpulan belum ada duanya di Indonesia.

"Candi Kimpulan ini tergolong candi yang unik dan baru satu-satunya di Indonesia. Setiap temuan merupakan hal yang sangat menggembirakan bagi arkeologi," ujarnya.

Ia mengatakan tingkat keunikan tersebut bisa dilihat dari konsep keagamaan serta tata ruangnya. Dari segi tata ruang, di candi UII ini terdapat satu candi perwara di depan candi induk. Padahal, umumnya di depan candi induk selalu terdapat 3 candi perwara.

"Selain itu, arca ganesha juga sangat berdekatan dengan lingga yoni dan terletak dalam satu candi induk. Ini sangat unik. Belum lagi adanya bejana atau gerabah tempayan di bawah lingga yoni yang berfungsi untuk menampung air suci," paparnya.

(U.V001/C004)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

BP3: diperkirakan ada situs sekitar Candi Sojiwan

Posted: 17 Oct 2011 06:26 AM PDT

Klaten, Jateng (ANTARA News) - Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah meyakini masih ada beberapa candi yang terpendam di area dalam parit Candi Sojiwan di Dusun Sojiwan, Kelurahan Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Klaten.

Kepala Seksi Pelestarian BP3 Jawa Tengah Gutomo saat menerima tamu dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Senin sore, di Candi Sojiwan, Klaten mengatakan bahwa tim peneliti dari BP3 telah menemukan bangunan berupa parit yang mengelilingi bangunan utama candi tersebut, meski baru beberapa bagian saja.

"Parit ini berupa pagar yang berjarak 14 meter dan 30 meter dari candi utama yang kini telah selesai dipugar. Letak candi utama tidak tepat berada di tengah-tengah parit, melainkan agak menepi ke timur sehingga kemungkinan masih ada candi-candi lain di ruang yang masih kosong dalam area parit," katanya.

Dikatakannya, bangunan parit candi yang mengelilingi Candi Sojiwan belum ditemukan seluruhnya karena menemui kendala, yakni beberapa bagian terpendam di bawah rumah penduduk sekitar yang jaraknya sekitar 100 meter dari bangunan candi utama.

"Beberapa waktu lalu tim menemukan beberapa bagian candi seperti stupa, tangga, yang semuanya terpisah di beberapa tempat, termasuk terpendam di halaman rumah penduduk. Inilah yang membuat kami semakin yakin bahwa masih ada candi-candi lain yang mengelilingi Candi Sojiwan," tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, tim BP3 juga telah menemukan fakta baru dari penelitian parit Candi Sojiwan yang diduga kuat dulunya merupakan bangunan yang berfungsi menurunkan air tanah untuk mempermudah pembangunan candi yang diperkirakan didirikan abad delapan masehi pada masa pemerintahan Balitang.

Candi Sojiwan kini telah selesai tahap purna pugar setelah pemugaran dimulai tahun 1996 silam, namun sempat roboh kembali ketika Klaten diguncang gempa bumi cukup hebat pada 26 Mei 2006.

Menurut Gutomo, candi ini merupakan terbesar ke-lima di Jawa Tengah setelah Borobudur (Magelang), Prambanan(Sleman dan Klaten), Kalasan (Sleman), dan Plaosan (Klaten).

Total luas kompleks Candi Sojiwan mencapai 8.140 meter persegi, dengan luas bangunan utama 401,3 meter persegi serta ketinggian mencapai 27 meter yang berdiri di atas tanah kas desa setempat yang kini telah dibeli oleh BP3.

"Dengan luas sebesar itu, sebenarnya masih ada pembebasan lahan yang harus dilakukan sebagai upaya pengembangannya mengingat dimungkinkan masih ada candi-candi lain yang bisa ditemukan di sekitar kompleks Candi Sojiwan," ujar Gutomo.

Menurut penjelasannya, berdasar buku Jawa kuno yang memuat informasi keberadaan candi ini disebutkan bahwa tak jauh dari Candi Sojiwan ada bangunan Candi Kalongan, namun hingga kini tim BP3 belum menemukan bangunannya dan masih terus dicari.

Candi Sojiwan akan dikembangkan sebagai salah satu tempat wisata sejarah di antara candi-candi lainnya di Klaten dan Sleman, Yogyakarta dan dalam waktu dekat akan segera diresmikan.
(ANT-279/A035)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan