Sabtu, 10 September 2011

Sindikasi welcomepage.okezone.com

Sindikasi welcomepage.okezone.com


Mi Aceh Sedap dengan Cita Rasa Pedas Melayu

Posted: 10 Sep 2011 12:46 AM PDT

ACEH punya beragam keunikan. Tak hanya dari segi adat dan kebudayaan, sederet makanan khas juga dimiliki oleh provinsi yang berada di ujung Sumatera ini. Sebut saja ayam tangkap, kopi aceh, kuah pliek u, kuah asam keueung, atau mi aceh.

Dan rasanya memang tak lengkap jika bertandang ke wilayah ini tanpa mencicipi mi aceh. Di bumi Serambi Mekkah ini, mi aceh mudah didapatkan. Namun, salah satu yang paling terkenal dan membuat pendatang terkesan adalah Mi Razali.

Mi Razali terletak di tengah Kota Banda Aceh, tepatnya di Jalan T. Panglima Polim, Peunayong. Di sini, penikmat mi aceh berasal dari berbagai kalangan. Tak hanya warga lokal, juga dari daerah lain, termasuk dari luar negeri.

Sekilas, Mi Rizali terletak sama seperti warung-warung yang menjual mi aceh lainnya. Namun, jika penjual warung membeli bahan-bahannya di pasaran, tidak demikian halnya dengan Mi Rizali. Untuk menjaga cita rasa, segala bumbu dan mi dibuat sendiri.

"Yang khas di sini cita rasanya selalu terjaga. Kami membuat sendiri semuanya. Bahan-bahannya tidak pernah berubah sejak dari dulu. Mi kami buat sendiri tanpa ada pengawet," kata Muhammad Fadil (26), pengelola Warung Mi Razali.

Dalam satu porsi, mi aceh memiliki beragam rasa, seperti manis, asam, dan asin. Bumbu-bumbunya diracik dengan berbahan sejak dari merah bermutu tinggi, bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar merica, jahe, dan rempah-rempah lainnya yang kemudian digiling halus sehingga berwarna merah.

Untuk mengolahnya, cukup sediakan empat ratus gram mi kuning, 750 ml kaldu sapi, 150 gr udang, 150 gr daging sapi potong dadu, 1 buah tomat potong dadu, 4 siung bawang putih iris tipis, 3 siung bawang merah iris tipis, 60 gr tauge siangi yang dibuang buntutnya, 100 gr kol iris tipis, 1 sdt cuka, 2 sdm kecap manis, 1 batang daun bawang iris halus, 1 sdm seledri iris halus, 2 sdt garam, dan 3 sdt minyak goreng.

Bahan-bahan dasar mi aceh cukup sederhana. Irisan bawang bombay, tomat, kol, dan tauge ditumis dengan minyak. Kemudian tambahkan air secukupnya. Jika ingin menambahkan udang, kepiting, cumi-cumi, atau telur, inilah saatnya campuran dilakukan.

Setelah mendidih, aroma khas mi aceh akan semerbak. Kemudian masukkan mi dengan disertai garam, kecap, dan penyedap rasa secukupnya. Untuk menambah aroma wangi, taburi irisan selederi, serai, dan daun bawang bombay. Untuk proses pematangan, diamkan sejenak.

Usai matang, mi diangkat ke atas piring. Untuk menambah cita rasanya, biasanya mi ditaburi dengan emping, melinjo, kacang goreng, dan bawang goreng. Proses memasak ini hanya membutuhkan waktu sekira 5 menit. Dan mi aceh pun siap untuk dicicipi.

Seperti halnya di warung-warung mi aceh lainnya, warung Mi Razali yang buka dari pukul 09.00 WIB hingga 24.00 ini pun memiliki beragam jenis mi aceh, seperti mi rebus, mi goreng (agak kering), dan mi goreng basah (tumis). Masing-masing jenis punya citarasa tersendiri.

Sebagai pelengkap, juga disediakan udang, kepiting dan cumi-cumi. Pelengkap ini akan dimasukkan tergantung pesanan. Dan ini mempengaruhi harga makanan. Jika harga mi aceh biasanya Rp8 ribu, maka ketika sudah ditambahi salah satu di antara makanan laut tersebut, harganya bisa mencapai Rp18 ribu per porsi.

Warung Mi Razali sudah berdiri sejak 1963. Nama warung ditabalkan dari sosok Razali, ayah Fadil yang almarhum pada 2007 lalu. Menurut Fadil, ayahnya sudah berjualan mi sejak 1960. Mulanya ia merantau dari kampungnya di Mila, Pidie, ke Banda Aceh. Di ibukota provinsi ini, ia berjualan di gerobak; berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Lambat laun usahanya sukses, hingga Razali mampu menyewa warung dan menabalkan warungnya itu dengan nama Mi Razali.

Sejak 2005 lalu, Mi Razali sudah mendapat hak paten dari Departemen Hukum dan HAM. Kini ia sudah memiliki cabang di Jalan Sukarno Hatta, Lampuenurut, Aceh Besar dan Takengon, Aceh Tengah. Fadil adalah pengelola keduanya. Di Takengon, abang kandungnya, Nazar, yang menggawangi.

Mi aceh memang tersohor. Tapi, tak ada yang tahu persis bagaimana asal usulnya. Dalam buku-buku sejarah Aceh, tak ditemukan ihwal mulanya mi aceh. Meski demikian, konon, mi aceh berasal dari China. Aceh dan China sudah memiliki hubungan sejarah sejak abad 13 Masehi. Mi yang berasal dari China lalu diolah dengan cita rasa Aceh. Dan jadilah ia disebut mi aceh. Demikian seperti disarikan buku Jejak Kuliner Indonesia oleh JNE.(ftr)


IPW Sebut KPK Anak Manja

Posted: 10 Sep 2011 12:45 AM PDT

JAKARTA - Indonesia Police Wacth (IPW) menilai KPK sebagai institusi penegak hukum yang manja. Anggaran yang besar tak sebanding dengan kinerja saat ini.

"Reformasi melahirkan KPK, tapi apa yang kita dapatkan, keberadaan KPK dimanja dan tidak disentuh. Fungsi memberantas korupsi tidak jalan optimal," ujar Ketua Presedium IPW, Neta S Pane, dalam sebuah diskusi di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Sabtu (10/9/2011).

Neta menjelaskan, dari 24 kasus yang yang disidik KPK, hanya 19 kasus di pengadilan. Jika dibandingkan Kepolisian dari 43 kasus diselidiki, 22 disidik, 12 kasus di pengadilan. Sementara Kejaksaan, dari 60 kasus, 24 kasus masuk pengadilan.

"Padahal kalau data-data dilakukan perbandingan dari tiga lembaga pemberantasan korupsi, polisi, dan Kejaksaan, alokasi anggaran lebih besar KPK. Misalnya pendidikan korupsi yang dilakukan KPK sebesar Rp400 Juta, polisi Rp30 juta, Rp8,6 juta jaksa," terangnya.

"Karena itu, dalam pandangan kami sikap manja KPK harus disudahi." pungkas Neta.

(crl)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan