Ahad, 21 Ogos 2011

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Korban Penembakan Breivik Kembali ke Pulau Utoya

Posted: 20 Aug 2011 06:06 AM PDT

OSLO - Korban selamat dari aksi pembantaian di Pulau Utoya di Norwegia yang menewaskan 69 orang, kembali ke lokasi kejadian. Mereka bermaksud untuk memberikan penghormatan kepada korban tewas dalam aksi pembantaian yang dilakukan oleh Anders Behring Breivik.


Sekira 1.000 warga yang menemani korban yang selamat dari kejadian tragis tersebut, mendatangi Pulau Utoya hari ini. Ditemani oleh polisi dan beberapa petugas medis, korban yang berhasil selamat itu mengingat kembali kejadian penembakan yang membuat Norwegia berkabung.


Masih jelas di ingatan saat Anders Behring Breivik, seorang pemuda ekstrimis sayap kanan melakukan serangan membabi buta 22 Juli lalu di Pulau Utoya yang menewaskan 69 jiwa. Sebelumnya, Breivik bahkan meledakan bom di kantor Perdana Menteri di Oslo yang menewaskan delapan orang.


Kembalinya korban selamat yang juga ditemani keluarga dari 69 orang yang tewas tentunya seperti membuka kembali luka lama. Tetapi mereka tetap datang dan memberikan penghormatan kepada korban yang tewas. Demikian diberitakan Associated Press, Sabtu (20/8/2011).


Saat insiden berlangsung, sebagian besar korban tewas adalah pemuda dari Partai Buruh yang sedang menjadi pelatihan. Mereka tewas setelah Breivik melepaskan tembakan ke arah korban tanpa rasa ampun.


Breivik mengakui dirinya sebagai dalang tewasnya 77 orang pada 22 Juli lalu. Dirinya pun mengakui bahwa ia bekerja sendiri saat melakukan aksi teror tersebut.

Atas kejahatannya ini, Breivik diancam hukuman penjara selama 31 tahun. Tetapi pihak pengadilan mengupayakan hukuman penjara tambahan selama 20 tahun, atas tuduhan kejahatan kemanusiaan terhadap Breivik. Breivik hanya dihadapkan pada hukuman penjara, karena Norwegia tidak mengakui hukuman mati.

(faj)

Rasa Lega Aung San Suu Kyi Usai Bertemu Presiden

Posted: 20 Aug 2011 04:04 AM PDT

NAYPYITAW - Pejuang demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi mengaku senang dapat melakukan pertemuan pertama dengan penguasa Myanmar. Hal ini tentunya memberikan harapan perubahan, karena sebelumnya Suu Kyi jarang mendapatkan kesempatan.


Pertemuan dengan Presiden Myanmar Thein Sein merupakan pertemuan pertama Suu Kyi dengan pejabat yang tingkatannya paling tinggi di Myanmar.


Peraih Nobel Perdamaian 1990 ini merasa senang dan puas dengan pertemuan yang dilakukan Jumat (19/8/2011). Tetapi, Suu Kyi tidak menjelaskan apa isi dari pembicaraan yang dilakukannya bersama dengan Presiden Then Sein.


Pertemuan Suu Kyi dengan Pemerintah Myanmar menimbulkan rasa optimisme untuk sebuah perubahan di negara yang dikuasai oleh pihak militer ini. Presiden Then Sien sendiri sebelumnya sudah menjanjikan akan melakukan dialog dengan pihak oposisi. Demikian diberitakan Reuters, Sabtu (20/8/2011).


Myanmar memang menjadi negara Asia Tenggara yang dinilai oleh sebagian besar negara Barat tidak menjalankan demokrasi dengan semestinya.  Hal ini tidak lepas dari ulah pemerintah junta militer dianggap melakukan pemilu yang dipenuhi sandiwara. Dikatakan sandiwara karena pemerintah junta membentuk partai yang dipenuhi mantan jenderal yang berkuasa.


Tetapi Senator Amerika Serikat (AS) Jim Webb menilai masalah Myanmar harus dihadapi secara bertahap demi meraih sebuah perubahan positif.


Berbicara di hadapan para wartawan di kediaman Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel Jumat kemarin, Webb mengatakan, "di wilayah ini (Asia Tenggara), salah hal yang saya pelajari saat mengharapkan perubahan. Semua pihak harus menerima langkah yang bertahap. Tidak bisa semua perubahan itu dilakukan secara dramatis, hal itu merupakan hal yang buruk, hal itu adalah revolusi."


Webb menambahkan, bahwa diri juga menekankan kepada pemerintahannya sendiri bahwa bila ada kesempatan, saat itu semua pihak harus menggunakan kesempatan itu secepat mungkin untuk menyelesaikan masalah Myanmar.

(faj)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan