Ahad, 21 Ogos 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Buka Puasa JK diisi diskusi persoalan bangsa

Posted: 21 Aug 2011 06:46 AM PDT

Jusuf Kalla. (FOTO ANTARA/HO-Yad)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Buka bersama yang diselenggarakan mantan Wakil Presiden M Jusuf Kalla justru diisi dengan diskusi membahas berbagai persoalan bangsa.

"Saya tidak tahu bagaimana bangsa ini ke depan jika begini terus keadaannya," kata mantan Wapres Jusuf Kalla mengawali diskusi usai buka bersama di Jakarta, Minggu.

Hadir dalam buka bersama tersebut antara lain mantan ketua BPK Anwar Nasution, Pengusaha nasional Sofyan Wanandi, Rektor Univ Paramadina Anis Baswedan, mantan menperin Fahmi Idris, anggota DPR Akbar Faisal, politisi Yudhi Chrisnandi dan Yahya Zaini.

Sementara Rektor Paramadina Anis Baswedan mengatakan saat ini kepercayaan masyarakat turun pada titik nadir.

" epercayaan akan tumbuh kembali, jika pemimpin mengambil keputusan," kata Anis.

Dalam penjelasan lainnya Anis, mengatakan Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang autentik, pemimpin yang mau melakukan apa adanya.

"Pak JK ini pemimpin yang autentik, yang mempesona dengan apa adanya. Bukan pemimpin yang penuh polesan dan pencitraan. Indonesia butuh pemimpin yang orisinal," kata Anis.

Menurut Anis, terkadang kita tak butuh ide baru tapi kemampuan untuk lakukan aksi.(*)
(J004/A014)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Pembagian sarung dominasi pengganti zakat harta

Posted: 21 Aug 2011 06:38 AM PDT

Makassar (ANTARA News) - Pembagian sarung kepada kaum duafa dan fakir miskin mendominasi pengganti zakat harta di Kota Makassar.

"Ini sudah menjadi tradisi tahunan di keluarga kami, dengan harapan sarung itu dapat digunakan untuk taraweh dan lebaran," kata salah seorang warga Jl Ujung, Makassar Hj. Dahlia, Minggu.

Dia mengatakan, perhitungan zakat harta yang dikeluarkan pada Ramadan, itu dijadikan anggaran untuk membeli sarung beberapa kodi. Kemudian dibagikan pada keluarga atau tetangga yang masuk golong penerima zakat harta dan fitrah.

Menurut dia, selain sarung yang dapat dibagikan, juga pakaian berupa baju koko atau gamis yang dapat digunakan untuk beribadah.

Hal senada dikemukakan warga Kota Makassar lainnya, Hj Nurjanna.

Dia mengatakan, pada pertengahan Ramadan sudah membeli tujuh kodi sarung untuk dibagi-bagikan ke keluarga, tetangga dan panti asuhan terdekat.

"Rata-rata per rumah tangga kami berikan dua sarung, sedang untuk panti asuhan disesuaikan dengan jumlah anak pantinya," katanya.

Masih tingginya animo membagikan sarung sebagai pengganti zakat harta padaq Ramadan, telah memicu kenaikan pembelian sarung di sejumlah pasar dan toko swalayan di Makassar.

Hal itu diakui pemilik lods di pusat grosir Pasar Butung, Makassar H Djamaluddin.

Menurut dia, omzet penjualan sarungnya naik hingga 50 persen pada Ramadan.

"Rata-rata penjualan sarung per hari dapat mencapai 45 kodi, padahal dalam kondisi normal hanya mencapai 30 kodi per hari," katanya.

Dia mengatakan, menurut pengakuan pembeli sarung tersebut ingin dibagi-bagikan kepada fakir miskin, namun ada pula di antaranya yang bermaksud untuk dijual di pasar tradisional di kampung.
(T.S036/I006)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Tiada ulasan:

Catat Ulasan