Rabu, 4 Mei 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


IMI minta Pemerintah Bahas Batas Laut di KTT ASEAN

Posted: 04 May 2011 06:43 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia sebagai tuan rumah Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tentunya harus melahirkan ide-ide yang cemerlang, terutama mengenai isu-isu mengenai dunia maritim.

Sebagai negara kepulauan yang letak geografisnya paling strategis di ASEAN bahkan dunia, sudah sepantasnya jika masalah batas laut sudah tidak ada masalah dengan negara tetangga.

Namun kenyataanya, masih ada beberapa batas laut dgn negara tetangga yang masih belum tuntas. Selain dengan Timor Leste yang baru beberapa tahun merdeka, dengan singapura dan Malaysia saja belum jelas.

"Hal ini akan menimbulkan konflik berkepanjangan khususnya dengan Malaysia, saling klaim wilayah laut dan wilayah pengelolaan laut hampir setiap hari terjadi," kata Direktur IMI, Y Paonganan kepada wartawan di Jakarta, Rabu (4/5).

Padahal lanjutnya, sebagai negara kepulauan dan jika saja Indonesia dari awal memiliki visi besar yaitu visi maritim, tentunya masalah seperti itu tidak akan berlarut larut

"Dengan kondisi tersebut, Indonesia Maritime Institute dengan tegas menyampaikan ke Pemerintah RI agar menjadikan masalah Batas Laut sebagai salah satu agenda prioritas dalam KTT ASEAN yang dilangsungkan di Jakarta. Ini momen yang paling tepat," kata doktor lulusan IPB ini.

Hal yang sama dikatakan oleh Wakil Direktur IMI, Zulficar Mochtar, menurutnya  perlu dalam KTT ASEAN ini dilahirkan suatu kesepakatan mengenai batas laut. "Khususnya dengan Malaysia dan Singapura," katanya.(*)
(R009/K004)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Ibas Tolak Dikaitkan dengan NII

Posted: 04 May 2011 06:24 AM PDT

Sekjen Partai Demokrat, Edi Baskoro (ANTARA/Eric Ireng)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono yang akrab disapa Ibas, di Jakarta, Rabu, menepis tuduhan yang menuding dirinya berkaitan dengan kelompok tertentu yang mengatasnamakan "Negara Islam Indonesia" (NII).

Tuduhan itu lahir setelah ia bersama Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat dikabarkan mengunjungi pondok pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, pada 17 Maret silam.

"Memang benar saya mendampingi Ketua Umum Partai Demokrat, Mas Anas Urbaningrum dari DPP PD yang mengagendakan kunjungan ke Al Zaytun beberapa waktu lalu," kata putera kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Tetapi Ibas menegaskan kunjungan itu merupakan sebuah kunjungan biasa yang diagendakan juga untuk mengunjungi beberapa pondok pesantren lain di Jawa Barat.

"Tidak benar sama sekali jika silaturahmi DPP Partai Demokrat dikaitkan dengan NII, apa lagi mendukung NII karena silaturahmi ke pondok pesantren sering diagendakan DPP PD di wilayah lain di Indonesia," tegas Ibas.

Ia sebaliknya mendesak agar pelanggaran terkait NII yang menodai dan melanggar Negara Kesatuan Republik Indonesia, ditindak dengan tegas.

"NII jelas bertentangan dengan pilar NKRI. Insya Allah Partai Demokrat akan terus menjalankan dan mengamalkan pilar NKRI," pungkasnya.(*)
(Ber/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan