Rabu, 12 Januari 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Pesan BBM Denny Indrayana ke Istri Gayus

Posted: 12 Jan 2011 04:59 PM PST

Pesan BBM Denny Indrayana ke Istri Gayus

Kamis, 13 Januari 2011 | 00:59 WIB

Tribunnews.com/Yogi Gustaman

Milana Anggraeini.

JAKARTA, KOMPAS.com — Hotma Sitompul, kuasa hukum Gayus HP Tambunan dan istrinya, Milana Anggraeni, membeberkan bunyi pesan lewat layanan BlackBerry Messenger (BBM) yang disampaikan oleh Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Denny Indrayana, kepada Milana.

Dalam pesan via BBM yang disampaikan oleh Denny saat Gayus terbelit kasus pelesiran ke Bali, Denny meminta Milana alias Rani untuk membeberkan informasi yang dia ketahui tentang sepak terjang sang suami. Permintaan itu diduga disertai semacam ancaman, yaitu Milana bisa saja dijadikan tersangka dalam kasus yang melilit Gayus.

"Sampai kapan mba akan bertahan. Ayo! kita jujur. Ini sudah muncul Rani. Harusnya jadi tersangka," begitu petikan pesan BBM yang dibeberkan oleh Hotma sebagaimana dilansir Tribunnews.com, Kamis (13/1/2011) dini hari.

Kepada Hotma, Milana mengaku tak menanggapi pesan tersebut. "Silakan kalian mengartikan kata-kata sebaiknya menjadi tersangka dari Denny Indrayana itu," kata Hotma.

Hotma menantang Denny Indrayana untuk buka-bukaan soal kasus Gayus di kepolisian. Tantangan tersebut disampaikan Hotma, karena Denny, menurut Hotma, hanya berani mengumbar data di luar, bukan di kepolisian, termasuk soal upload foto paspor Gayus atas nama Sony Laksono di akun Twitter.

"Cerita, cerita sebaiknya menjadi tersangka. Semua dari Denny Indrayana. Apa ini Denny Indra, tahu banyak tapi diam saja. Dia asyik di Twitter," kata Hotma.

tribunnews.com

Sumber :

Editor: Egidius Patnistik Loading...

Kirim Komentar Anda

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Waspadai Cuaca Ekstrem hingga Juni

Posted: 12 Jan 2011 02:40 PM PST

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengingatkan agar warga senantiasa waspada mengingat cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan berlangsung hingga Juni mendatang di Indonesia. Cuaca ekstrem itu bisa menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah wilayah yang memang rawan bencana.

Oleh sebab itu, pemerintah daerah, khususnya daerah yang wilayahnya termasuk kawasan bencana dengan warna merah, diharapkan untuk selalu mempersiapkan diri. Peta rawan bencana dengan tiga warna, yaitu merah, hijau, dan kuning, yang telah dibagikan diharapkan dapat ditindaklanjuti untuk pegangan antisipasi terjadinya bencana.

Hal itu diingatkan oleh Gusti Muhammad Hatta kepada pers seusai rapat tentang keselamatan transportasi laut dan penyeberangan terkait dengan cuaca ekstrem di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (12/1/2011).   

"Sekarang ini, cuaca dan iklim sudah tidak bisa diprediksi lagi. Jadi, tidak ada jalan lain kecuali pemerintah daerah dan warga senantiasa bersiaga untuk mengantisipasinya. Kita perkirakan sampai Juni mendatang cuaca ekstrem masih terjadi," tandas Gusti Muhammad Hatta.

Menurut Gusti Muhammad, pihaknya sudah memberikan peta rawan bencana ke seluruh daerah. Seperti banjir bandang Wasior, Teluk Wondama, dan Papua Barat sebenarnya sudah tergambar dalam peta rawan bencana yang berwarna merah.

"Akan tetapi, itulah yang terjadi. Oleh karena itu, kita harapkan setiap pemerintah daerah dapat bersiaga untuk menghadapi cuaca ekstrem tersebut," tambahnya.

Gusti Muhammad juga berharap, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dapat terus menginformasikan perubahan cuaca kepada masyarakat dan pemerintah daerah.   

 

Dunia belum punya solusi

Sementara di tempat yang sama, Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat menyatakan, cuaca ekstrem yang terjadi di Australia dan menyebabkan banjir bandang baru-baru ini dan cuaca ekstrem di Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa dunia belum memiliki solusi untuk mengantisipasi perubahan iklim yang terjadi sekarang ini.

Oleh sebab itu, Wapres Boediono saat bertemu dengan Duta Besar Australia yang baru, Greg Moriarty, menyatakan keprihatinannya dengan bencana yang menimpa Australia.

"Banjir bandang yang terjadi di Australia juga merupakan dampak cuaca ekstrem yang belum bisa ditemukan solusinya oleh umat manusia," ujar Yopie, yang ikut mendampingi pertemuan Wapres dengan Dubes Australia di Istana Wapres, Jakarta.

Menurut Yopie, apa yang terjadi di Australia juga peringatan bagi bangsa-bangsa di dunia lainnya untuk senantiasa mengantisipasi dan bersiap-siap menghadapi terjadinya bencana alam akibat cuaca ekstrem.

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan