Isnin, 6 Mei 2013

Republika Online

Republika Online


Berapa Lama Durasi Ideal Sikat Gigi?

Posted: 06 May 2013 07:07 AM PDT

Senin, 06 Mei 2013, 21:07 WIB

mirror.co.uk

REPUBLIKA.CO.ID, Berapa lama waktu yang direkomendasikan untuk menyikat gigi? Menurut drg. Ratu Mirah Afifah, jawabnya adalah dua menit.

"Logikanya, banyak daerah yang harus disikat, bagian kiri dan kanan, luar dan dalam. Jadi idealnya dua menit, tapi kalau lebih dari itu tidak apa-apa," kata dia di Jakarta, Senin (6/5).

Meski disarankan untuk menyikat gigi dua kali sehari, namun sebagian besar orang masih belum mempraktikkannya dalam waktu yang tepat.

Dari hasil survei online Unilever di Prancis, India, Italia, dan Indonesia yang melibatkan 1.634 responden terdiri dari orangtua dan anak usia 8-12 tahun, terbukti 79 persen orang tua dan 85 persen anak di Indonesia tidak menyikat gigi di malam hari sebelum tidur.

Dia menegaskan bahwa menyikat gigi sebelum tidur adalah hal yang penting karena bakteri dalam mulut lebih banyak berkembang biak di malam hari.

"Menyikat gigi sebaiknya dilakukan sebelum tidur karena bakteri dalam mulut berkembang biak dua kali lebih banyak di malam hari," jelas Ratu.

Bila tidak menyikat gigi, maka sisa makanan dalam mulut menjadi santapan bakteri yang akan menghasilkan asam berbahaya bagi mineral gigi. Akibatnya, semakin besar risiko gigi berlubang.

Redaktur : Citra Listya Rini
Sumber : Antara

Celaka bagi orang yang bercerita kepada satu kaum tentang kisah bohong dengan maksud agar mereka tertawa. Celakalah dia...celaka dia. ((HR. Abu Dawud dan Ahmad))

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Pria Alami Menopause? Ini Gejala-gejalanya

Posted: 06 May 2013 12:59 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini kita lebih mengenal istilah menopause bagi wanita yang sudah lanjut usia. Ternyata seorang pria pun bisa terkena risiko menopause. 

Andropause, merupakan sebutan bagi pria yang mengalami masa-masa penuaan disertai dengan penurunan hormon testosteron. Di Indonesia, masih sangat sedikit pria yang sadar akan masalah penurunan hormon mereka. 

Andropause telah mempengaruhi kehidupan satu dari empat pria akibat aktivitasnya yang secara drastis menurun yang berujung pada penurunan kualitas hidup mereka. Seiring dengan umur yang bertambah tua dan tingkat testosteron yang semakin berkurang.   

Seperti yang terjadi pada Dodi, pria berusia 45 tahun, seorang pengacara kriminal yang sedang berada di puncak kariernya. Pekerjaannya tersebut memerlukan mobilitas yang tinggi dan banyak menyita waktu. 

Di tengah kesibukannya, Dodi masih menyempatkan diri untuk bercengkerama dengan keempat buah hatinya, hal ini juga dilakukannya untuk menambah semangat dan kekuatannya setelah menjalani hari yang panjang dan sulit di tengah pekerjaannya tersebut. 

Namun, hal tersebut telah berubah perlahan seiring dengan performa tubuhnya yang semakin menurun. Dia menjadi semakin pelupa dan mudah marah, berat badannya meningkat meskipun nafsu makannya berkurang. Kariernya terancam akibat fokus dan staminanya yang menurun drastis saat bekerja. 

Ditambah dengan gairah bercinta dan keintimannya yang semakin memudar dengan sang istri, akibat libidonya yang berkurang. Kualitas hidupnya merosot. 

Setelah melakukan konsultasi dengan dokter, ternyata yang sedang Dodi alami merupakan akibat dari penuaan yang terjadi seiring bertambahnya usia. Hal ini mengejutkan Dodi karena sebelumnya dia tidak pernah terpikir bahwa seorang lelaki bisa saja terkena gejala ketidakseimbangan hormon dan bahkan mengalami andropause.

Alvin Ng, seorang pakar endokrinologi pada The Endocrine Clinic Mount Elizabeth Novena Hospital mengungkapkan andropause yang terjadi pada kaum adam berbeda dengan menopause yang dialami pada wanita.

"Fungsi seksual maupun fertilitas tidak berhenti sama sekali pada laki-laki yang mengalami gejala andropause, namun terjadi penurunan secara bertahap," terangnya. 

Beberapa gejala andropause, antara lain:

-  Kekurangan energi dan cepat merasa lelah

-  Libido rendah

-  Disfungsi ereksi

-  Banyak berkeringat setiap malam

-  Mood mudah berubah dan sensitif

-  Depresi

-  Bertambahnya berat tubuh walaupun nafsu makan berkurang

-  Rambut banyak yang rontok

-  Melemahnya daya ingat

-  Denyut jantung yang tidak teratur / palpitasi

-  Susah tidur atau insomnia

-  Ginekomastia atau pembesaran puting payudara pada pria seiring bertambahnya usia 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan