Isnin, 6 Mei 2013

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


OPM siapkan serangan ke pos polisi dan TNI AD

Posted: 06 May 2013 07:47 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Temuan barang bukti ratusan peluru 5,56 milimeter, tombak dan panah tradisional, bendera OPM Bintang Kejora, dan belasan seragam loreng a'la TNI AD di Aimas, Kabupaten Sorong, Papua, menghasilkan fakta baru. 

"Ada indikasi mereka tengah merencanakan serangan ke pos-pos polisi dan TNI AD di sini," kata Inspektur Pegawas Daera Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Polisi Gde Sugianyar.

Temuan ini, katanya dari Sorong, Senin malam, berawal dari rencana peringatan Hari NKRI yang oleh OPM dinamakan Hari Aneksasi, pada 1 Mei kemarin di Sorong. 

"Informasi kami dapatkan, OPM akan menaikkan bendera mereka itu pada 1 Mei. Malam menjelang hari itu, kami bersama TNI berpatroli namun malah diserang dan ada personel TNI AD diserang hingga luka-luka," katanya.

Blokade dan serangan terhadap patroli gabungan polisi dan TNI setempat itu diketahui oleh OPM pimpinan Isak Kalaibin. Saat dikejar hingga ke rumah di dekat tempat kejadian, anggota OPM yang menyerang itu kabur ke hutan. Di satu gubuk yang ada di lokasi, polisi dan personel TNI AD setempat menemukan berbagai barang bukti itu.

"Bahkan di lapangan di belakang rumah itu dijadikan arena latihan anggota OPM itu. Ada bagan organisasi OPM, denah posisi pos-pos kami dan data kekuatan, dokumen-dokumen lain, dan senjata-senjata rakitan berikut ratusan peluru. Dari situlah kami menyembangkan penyelidikan," kata Sugianyar. 

"Kami menangkap tujuh orang yang diketahui terlibat rencana dan penyerangan itu. Enam di antaranya kami tetapkan sebagai tersangka, yaitu Antonius Saraf, Hengki Sange, Klemens Kadimka, Obaja Kamestran, Yordan Magablo, dan Obeth Kamestra," katanya. 

Di sela olah TKP yang dipimpin Wakil Kepala Kepolisian Papua, Brigadir Jenderal Polisi Paulus Waterpauw, itu warga menuntut keadilan atas kematian dua warga setempat yang dikatakan mereka mati akibat tembakan petugas. Menanggapi ini, Sugianyar menyatakan, "Kami akan mengautopsi, mereka tidak boleh. Makanya kami olah TKP."

Sesudah olah TKP pada petang hari, Waterpauw memberi penerangan kepada masyarakat setempat. "Ada penghasutan melawan negara. Ini kami nyatakan melawan hukum," katanya. 

Intensitas curah hujan di Sumsel mulai berkurang

Posted: 06 May 2013 07:46 AM PDT

Palembang (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sumatera Selatan memprakirakan pada Mei 2013 intensitas curah hujan di wilayah provinsi berpenduduk sekitar 8,5 juta jiwa itu mulai berkurang seiring daerah ini memasuki musim pancaroba.

"Berdasarkan pengamatan melalui satelit cuaca dan analisis data lapangan, curah hujan pada bulan ini diprakirakan berkisar 151 hingga 200 milimeter atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 200 hingga 300 milimeter," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel Indra Purnama di Palembang, Senin.

Menurutnya, pada masa pancaroba atau peralihan musim hujan ke kemarau, masyarakat perlu mewaspadai terjadinya angin kencang hingga puting beliung, hujan lebat secara tiba-tiba yang sebarannya tidak merata atau hujan lokal.

Dengan kewaspadaan yang tinggi pada musim pancaroba tersebut, diharapkan bisa dihindari banyaknya warga yang menjadi korban bencana terutama angin puting beliung yang pada beberapa waktu lalu mulai menimbulkan korban jiwa, katanya.

Dijelaskannya, berdasarkan pengamatan melalui satelit cuaca, awal musim kemarau di provinsi yang memiliki 15 kabupaten/kota ini diprakirakan pada pertengahan Mei atau awal Juni 2013.

"Pada pertengahan Mei atau awal Juni 2013 wilayah Sumsel sudah memasuki awal musim kemarau. Kondisi cuaca tersebut sesuai dengan masa musimnya atau masih tergolong normal," ujar Indra.

Sementara Koordinator Taruna Siaga Bencana Sumsel MS Sumarwan menjelaskan, beberapa pekan terakhir anggotanya mencatat beberapa kali bencana puting beliung di Kabupaten Musi Rawas, Lahat, dan Ogan Komering Ilir, serta berupaya membantu para korban yang rumahnya mengalami rusak ringan dan berat.

Memasuki musim pancaroba sekarang ini, masyarakat yang tinggal di daerah rawan puting beliung diharapkan lebih meningkatkan kewaspadaan sehingga bisa diminimalisir timbulnya korban jiwa dan harta benda, ujar dia. (Y009/I016)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan