Isnin, 22 April 2013

Republika Online

Republika Online


KPK Panggil Dirkeu PT PP Terkait Kasus Hambalang

Posted: 22 Apr 2013 11:10 PM PDT

Selasa, 23 April 2013, 13:10 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap Direktur Keuangan PT Pembangunan Perumahan (PP), Tumiyono. Dia dipanggil terkait kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Tumiyono akan menjadi saksi untuk tiga tersangka dalam kasus itu.

"Dirkeu PP diperiksa sebagai saksi untuk tiga tersangka," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha di Jakarta, Selasa (23/4).

Selain memeriksa Tumiyono, penyidik juga memeriksa Direktur PT Rifa Medika Lisa Lukitawati. Lisa juga diperiksa untuk ketiga tersangka yaitu Deddy Kusdinar, Andi Alifian Mallarangeng dan Teuku Bagus Mohammad Noor.

PT PP memang tidak lulus dalam prakualifikasi pelelangan konstruksi Hambalang. Pelelangan itu akhirnya dimenangkan oleh KSO Adhi-Wika. Namun, di 2009-2010 juga PT PP mengerjakan proyek lain dari Kemenpora, yakni RS rehabilitasi cedera atlet Cibubur.

Reporter : Bilal Ramadhan
Redaktur : Mansyur Faqih

Beramallah kamu sekalian, karena beramal akan merubah sesuatu yang buruk yang telah ditentukanNya padamu(HR Bukhori-Muslim)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Supaya Ibu Bekerja Tetap Dekat dengan Anak

Posted: 22 Apr 2013 11:03 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Menurut psikolog Wita Mulyani MPsi, selama ini para ibu mengidolakan istilah 'kualitas lebih penting dibandingkan kuantitas'. Padahal, tidak bisa demikian. Bagaimana mungkin kualitas terpenuhi bila waktu pertemuannya sangat minim. Jadi, istilah itu dijadikan pembenaran bagi para ibu yang bekerja.

Namun, bisa dimaklumi kondisi saat ini para ibu harus bekerja. Untuk itu, perlu strategi agar bisa membagi waktu antara pekerjaan dan anak-anaknya. Kunci utamanya, tegas Wita, komunikasi. Selama ibu bekerja, komunikasi jangan sampai putus. Ibu harus menyempatkan diri menghubungi anak-anak. Kalau mereka sudah besar, bisa langsung komunikasi lewat telepon, tanya kegiatan anak-anak, dengarkan apa yang ingin disampaikan anak.

Bagi anak yang masih kecil, walaupun belum bisa bicara, ibu harus tetap menelepon. Minimal menanyakan kepada pengasuh atau orang yang dititipi anak, bagaimana perkembangan anaknya hari ini. Kedua, kedekatan fisik jangan disepelekan. Setiap hari harus ada sentuhan fisik dengan anak. Minimal ibu memandikan anak, menyiapkan, atau memakaikan baju. Momen ini ibu bisa bertatap mata, mengusap-usap punggung anak, mengobrol membuat anak merasa dekat. "Di sini ibu harus berkorban bangun lebih pagi, menyiapkan kebutuhan sendiri. Setelah itu, menyiapkan kebutuhan anaknya,'' papar lulusan S2 Fakultas Psikologi UI ini.

Pulang kerja sempatkan ibu bertemu lagi dengan anak. Jika kondisinya ibu kecapaian, anak juga menjelang tidur, minimal mendengarkan cerita anak atau sekadar mengantarkan ke tempat tidur. Ibu juga perlu komitmen pada dirinya sendiri bahwa weekday digunakan untuk bekerja, tapi weekend  bersama anak-anak sepenuhnya.

Bagi ibu yang sering keluar kota atau keluar negeri, harus menitipkan anak-anak pada orang yang tepat. Bisa kepada suami, nenek-kakek, tante, atau saudara. Mereka ini harus dibekali dulu bagaimana mengasuh anaknya. Misalkan, jam segini anak makan, mandi, belajar, tidur, les, dan sebagainya. Dengan begitu, ketika ibunya tidak ada, anak tidak merasa kesepian, apalagi telantar.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan