Sabtu, 13 April 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Presiden Putin Lebih "Miskin" Dibanding Jubirnya

Posted: 14 Apr 2013 02:01 AM PDT

Presiden Putin Lebih "Miskin" Dibanding Jubirnya

Minggu, 14 April 2013 | 09:01 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com - Menjadi orang nomor satu di sebuah negara, ternyata tak menjadi jaminan memiliki pendapatan yang paling besar. Setidaknya itulah yang diakui Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sesuai dengan undang-undang baru Rusia, maka sejak 2012 para pejabat negeri Beruang Merah wajib mendeklarasikan penghasilan mereka.

Nah, Putin mengaku tahun lalu dia memperoleh pendapatan 119.000poundsterling atau sekitar Rp 1,7 miliar. Pendapatan Putin sebagai presiden ternyata kalah dibandingkan juru bicaranya, Dmitry Peskov. Pendapatan sang jubir tahun lalu mencapai 233.000 poundsterling atau sekitar Rp 3,4 miliar.

Deklarasi pendapatan bagi pejabat pemerintah ini menjadi kewajiban setelah pendapatan Deputi PM Igor Shuvalov dianggap mencengangkan untuk ukuran seorang pejabat publik.

Shuvalov, salah seorang pakar ekonomi Rusia, memiliki pendapatan terbesar di antara para pejabat negeri itu. Dia dan keluarganya memiliki kekayaan 9,4 juta dollar AS atau lebih dari Rp 140 miliar.

Juru bicara Shuvalov mengatakan para pejabat Rusia kini mulai menarik simpanannya di luar negeri kembali ke Rusia. Keputusan ini dipicu aturan baru yang melarang pejabat publik membuka rekening bank dan menyimpan aset di luar negeri.

 

PM Palestina Resmi Mengundurkan Diri

Posted: 14 Apr 2013 01:00 AM PDT

PALESTINA

PM Palestina Resmi Mengundurkan Diri

Minggu, 14 April 2013 | 08:00 WIB

RAMALLAH, KOMPAS.com - Perdana Menteri Palestina, Salam Fayyad, Sabtu (13/4/2013), resmi mengundurkan diri setelah selama sepekan berselisih paham dengan Presiden Mahmoud Abbas.

"Fayyad menemui Abbas selama setengah jam di Ramallah, Tepi Barat dan secara resmi mengajukan pengunduran diri," kata seorang pejabat Palestina.

Seorang pejabat lain mengatakan, Abbas kemudian menugasi Fayyad menjadi pejabat sementara pemerintahan hingga perdana menteri baru ditunjuk.

Fayyad dan Abbas berselisih paham terutama setelah kelompok Fatah mengkritik kebijakan perekonomian Fayyad. Namun, Washington berupaya keras melobi semua pihak di Palestina agar mempertahankan ahli ekonomi lulusan AS itu di jabatannya.

Pada Jumat (12/4/2013) malam, Menlu AS John Kerry sampai harus menelepon Presiden Mahmoud Abbas untuk meminta Abbas mencari titik temu dengan perdana menterinya itu.

Dengan semakin memuncaknya perbedaan antara kedua pemimpin itu, maka sejumlah kalangan di Palestina meyakini pada satu titik Fayyad akan mengundurkan diri atau dipecat Presiden Abbas.

Perselisihan Abbas-Fayyad dimulai saat Fayyad menyetujui pengunduran diri Menteri Keuangan Nabil Qassis pada 2 Maret 2013. Abbas, yang tengah berada di luar negeri saat itu, menolak pengunduran diri Qassis.

Seorang pejabat senior Palestina mengatakan Fayyad sebenarnya sudah menyiapkan surat pengunduran dirinya sejak 23 Maret. Namun, niatnya mengundurkan diri tertunda karena kunjungan Presiden Barack Obama ke Timur Tengah dan kunjungan kerja Abbas ke luar negeri.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan