Ahad, 21 April 2013

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Naskah telat, UN SMP Kabupaten Bogor ditunda satu jam

Posted: 21 Apr 2013 08:00 PM PDT

Bogor (ANTARA News) - Ujian Nasional SMP di Kabupaten Bogor, Jawa Barat terpaksa ditunda selama satu jam, karena naskah soal terlambat datang.

"Sesuai dengan kebijakan Kepala Dinas Pendidikan, Sekretaris Daerah, dan Wakil Bupati Bogor, kami bersepakat pelaksanaan UN SMP ditunda satu jam.

Ujian akan dilaksanakan serentak pukul 09.30 WIB," kata Ketua Panitia UN Dinas Kabupaten Bogor, Gada Sembada, saat dihubungi, Senin pagi.

Gada menjelaskan penundaan dilakukan berhubung dengan keterlambatan soal ujian Bahasa Indonesia dari percetakan di wilayah Tangerang.

Soal UN Bahasa Indonesia yang diperuntukkan 144 sekolah di 16 rayon di Kabupaten Bogor terlambat datang. Soal baru dikirim dari percetakan sekitar pukul 03.30 WIB.

Soal tersebut tiba di SKB Keradenan yang menjadi tempat titik bongkar soal di Kabupaten Bogor sekitar pukul 05.00 WIB. Soal langsung didistribusikan ke 16 rayon.

Rayon-rayon yang belum mendapatkan soal tersebut beberapa ada di daerah jauh seperti Cariu, Parung Panjang, Jasinga, Leuwiliang, dan lainnya.

"Karena mempertimbangkan pengiriman soal baru dilakukan jam 06.00 WIB ke rayon, artinya memerlukan waktu sekitar 1-2 jam untuk sampai di sekolah, jadi kita sepakatkan pelaksanaan UN di seluruh sekolah di Kabupaten Bogor dimulai jam 09.30 WIB," kata Gada.

Gada menyebutkan kendala keterlambatan pengiriman soal sudah terlihat sejak Minggu saat soal-soal didistribusikan hanya sebagian, terjadi kekurangan pengiriman soal untuk IPA dan Bahasa Indonesia.

Hingga Minggu malam pukul 20.30 WIB, soal Bahasa Indonesia, untuk 16 rayon masih belum dikirim dari percetakan. Soal yang diperuntukkan 144 sekolah 16 rayon baru diterima Senin pagi.

Ujian Nasional SLTP di Kabupaten Bogor diikuti oleh 74.211 siswa yang terdiri dari 52.038 siswa SMP dan 22.173 siswa MTS.

Kisah-kisah manusiawi saat gempa China

Posted: 21 Apr 2013 07:54 PM PDT

Ya`an, Sichuan (ANTARA News) - Telapak tangan Huang Zhongmin memar, jari berdarah dan kuku terkelupas, tapi Huang tak mau berhenti menggali reruntuhan rumahnya.

Selama enam jam, Huang terus mengobrak-abrik batu yang menutupi putra mungilnya. Huang merasa cahaya hidupnya mungkin telah hilang selamanya, tapi ia tak mau berhenti menggali.

Huang berdoa, memohon keajaiban. Ia akhirnya menemukan putranya, dan rasa pedih itu pun sirna --doanya terkabul. Anak lelaki itu masih sadar dan hanya menderita luka ringan di mata kirinya.

Anak lelaki Huang termasuk di antara mereka yang selamat setelah gempa dengan kekuatan 7,0 pada Skala Richter mengguncang Provinsi Sichuan, Sabtu pagi (20/4).

Dalam peristiwa lainnya yang ditulis kantor berita Xinhua; ketika gempa membangunkan Lu Caiwen, ia berteriak "ambruk" dan memeluk kekasihnya beberapa detik sebelum rumahnya benar-benar ambruk.

"Saya takkan menikahi siapa pun kecuali lelaki ini," kata pacar Lu, Xiao Qin, di satu rumah sakit tempat pacarnya sedang dirawat.

Lu menderita beberapa luka, termasuk pukulan di kepala, tapi Xiao tak menderita luka segorespun.

Ketika ada penyelamatan, ada pula pengorbanan.

Zhou Hanjun, ibu yang berusia 37 tahun telah melindungi putranya, sampai detik terakhir hidupnya.

Mayat wanita itu tergeletak di halaman rumput satu rumah sakit di Kabupaten Lushan, pusat gempa.

Di samping jasad Zou berdiri putranya --yang telah dipeluk dengan sangat erat di dada ibunya ketika atap rumah mereka ambruk.

Di sepanjang jalan ke wilayah yang diguncang gempa, seorang prajurit menaruh tiga batang rokok di samping rekannya yang tergeletak di rumput, tewas.

Satu truk militer tergelincir dari jurang pada Sabtu, dan menewaskan dua orang.

Gempa bumi tersebut telah merenggut 186 jiwa, tapi buat banyak penyintas (orang yang selamat) mereka memilih untuk bersama.

Masih bisa membantu
Di Kotapraja Longmen, pemilik toko kelontong Zhang Yuxia mengosongkan tempatnya berjualan dan memberi semuanya kepada sesama warga desa.

"Sekarang waktunya untuk membantu," kata Zhang.

Ratusan ibu rumah tangga membawa beras dan tepung ke tempat penampungan dan jalan utama; mereka memasak buat orang yang rumah mereka ambruk diguncang gempa.

"Kami tak bisa cuma duduk diam dan menunggu tim pertolongan. Kami harus menolong diri kami sendiri," kata Yang Yufen (55), sambil membuat kue bola bersama saudarinya.

Beberapa jam setelah gempa mengguncang, seorang bayi perempuan dilahirkan di satu garasi di satu rumah sakit lokal.

Sang ibu mengatakania akan memberi bayina nama Zhengsheng, yang dalam bahasa China berarti "bayi yang dilahirkan saat gempa".

(Uu.C003)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan