Khamis, 28 Mac 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Jasad Pengusaha Itu Sempat Parkir di Markas Denpom V Surabaya

Posted: 28 Mar 2013 07:53 AM PDT

Jasad Pengusaha Itu Sempat Parkir di Markas Denpom V Surabaya

Penulis : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Kamis, 28 Maret 2013 | 14:53 WIB

KOMPAS.com/Achmad Faizal

Di dalam rumah ini, jasad pengusaha besi itu dikubur.

TERKAIT:

SURABAYA, KOMPAS.com - Edi Junaidi, pembunuh pengusaha besi itu ternyata sempat memarkir mobil berisi jasad korbannya di depan markas dia bekerja, yakni di Denpom V Brawijaya di kompleks Markas Kodam V Brawijaya Surabaya selama tiga hari.

Edi memarkir mobilnya yang berisi jasad Rudy Gunawan (40), warga Jalan Manyar Kertoarjo III Surabaya itu sejak usai dibunuh pada 14 Maret lalu hingga 17 Maret. ''Pelaku mulai mengubur jasad korbanya saat mulai berbau busuk,'' kata Kapendam V/Brawijaya, Kolonel (Arm) Totok Sugiharto, Kamis (28/3/2013).

Menurut pengakuan Edi, dia mencekik Rudy dengan seutas tali. Kuatnya cekikan itu membuat tulang pangkal lidah korban patah. ''Sebelumnya pelaku dan korban juga sempat berkelahi,'' jelas Totok.

Edi mengaku merasa dibohongi korban soal investasi Rp 60 juta untuk bisnis bunga kamboja kering. Rudy menjanjikan fee per bulan sebesar Rp 4 juta namun belum juga terealisasi. Padahal pelaku sudah menyerahkan seluruh uang investasi yang diminta korban.

Pelaku tetap kalap dan marah karena merasa dibodohi pelaku, meskipun korban sudah memberikan ATM beserta nomor PIN sebagai jaminan. ''Pelaku tidak percaya alasan korban yang menyebutkan bahwa uang investasi itu dibawa kabur seseorang,'' tambah Totok.

Usai membunuh korban, pelaku sempat menguras uang tabungan korban senilai lebih dari Rp 60 juta dari dua ATM milik korban. Untuk menarik uang, pelaku menggunakan jasa tukang parkir dan perempuan pendamping karaoke.

Jika Perlu, Penyelidikan Kasus Cebongan Gunakan FBI

Posted: 28 Mar 2013 07:53 AM PDT

Jika Perlu, Penyelidikan Kasus Cebongan Gunakan FBI

Penulis : Regina Rukmorini | Kamis, 28 Maret 2013 | 14:53 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mempercepat proses penyelidikan kasus penyerbuan LP Cebongan, polisi semestinya mengembangkan teknik penyelidikan yang digunakan. Upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi untuk melacak komunikasi dalam LP, atau melibatkan tenaga intelijen asing.

"Jika perlu, untuk kepentingan penyelidikan kasus Cebongan, polisi bisa menggunakan bantuan tenaga FBI," ujar anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Hamidah Abdulrachman, Kamis (28/3/2013).

Dalam kunjungannya ke LP Cebongan, Kompolnas mengecek lokasi sel tempat penembakan empat tahanan tersebut. Mereka berupaya mengumpulkan barang bukti yang masih tersisa, dan meminta keterangan saksi-saksi, untuk mengetahui ciri-ciri pelaku.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan